7
2.1.1 Tujuan
Intubasi Endotrakeal
Tujuan dilakukannya intubasi endotrakeal adalah untuk membersihkan
saluran trakeobronkial, mempertahankan jalan nafas agar tetap paten,
mencegah aspirasi serta mempermudah pemberian ventilasi dan oksigenasi
bagi pasien operasi. Pada dasarnya, tujuan intubasi endotrakeal adalah :
a. Mempermudah
pemberian anesthesia. b.
Mempertahankan jalan nafas agar tetap bebas serta mempertahankan
kelancaran pernapasan.
c. Mencegah
kemungkinan terjadinya aspirasi lambung pada keadaan tidak sadar,
lambung penuh dan tidak ada reflex batuk . d.
Mempermudah pengisapan sekret trakeobronkial.
e. Pemakaian
ventilasi mekanis yang lama. f.
Mengatasi obstruksi laring akut.
17
2.1.2 Indikasi
dan Kontraindikasi
Indikasi bagi pelaksanaan intubasi endotrakeal menurut Gisele tahun 2002
antara lain :
a. Keadaan
oksigenasi yang tidak adekuat yang tidak dapat dikoreksi dengan
pemberian suplai oksigen melalui masker nasal. b.
Keadaan ventilasi yang tidak adekuat karena meningkatnya tekanan
karbondioksida di arteri.
Universitas Sumatera Utara
8
c. Kebutuhan
untuk mengontrol dan mengeluarkan sekret pulmonal atau sebagai
bronchial toilet. d.
Menyelenggarakan proteksi terhadap pasien dengan keadaan yang
gawat atau pasien dengan refleks akibat sumbatan yang terjadi.
e. Pada
pasien yang mudah timbul laringospasme. f.
Trakeostomi. g.
Pada pasien dengan fiksasi vocal cord.
17
2.1.3 Posisi
Pasien untuk Tindakan Intubasi
Gambaran klasik yang benar adalah leher dalam keadaan fleksi ringan,
sedangkan kepala dalam keadaan ekstensi. Ini disebut sebagai Sniffing in the air
position. Kesalahan yang umum adalah mengekstensikan kepala dan leher.
16,17
Universitas Sumatera Utara
9
Gambar 1. Sniffing Position
18
2.1.4 Persiapan
intubasi endotrakeal
Persiapan untuk intubasi termasuk mempersiapkan alat‐alat dan memposisikan
pasien. ETT sebaiknya dipilih yang sesuai. Pengisian cuff ETT sebaiknya di tes
terlebih dahulu dengan spuit 10 milliliter. Jika menggunakan stylet sebaiknya
dimasukkan ke ETT.
Berhasilnya intubasi sangat tergantung dari posisi pasien, kepala pasien harus
setentang dengan pinggang anestesiologis atau lebih tinggi untuk mencegah
ketegangan pinggang selama laringoskopi. Persiapan untuk induksi dan intubasi
juga melibatkan preoksigenasi rutin. Preoksigenasi dengan nafas yang dalam
dengan oksigen 100 .
18
Persiapan untuk intubasi antara lain :
a Jalur
intravena yang adekuat b
Obat ‐obatan yang tepat untuk induksi dan relaksasi otot
c Pastikan
alat suction tersedia dan berfungsi d
Peralatan yang tepat untuk laringoskopi termasuk laryngoskop dengan
blade yang tepat, ETT dengan ukuran yang diinginkan, jelly, dan stylet
e Pastikan
lampu laringoskop hidup dan berfungsi serta cuff ETT berfungsi
f Sumber
oksigen, sungkup dengan ukuran yang tepat, ambu bag dan sirkuit
anestesi yang berfungsi
Universitas Sumatera Utara
10
g Monitor
pasien termasuk elektrokardiografi, pulse oksimeter dan tekanan
darah noninvasive h
Tempatkan pasien pada posisi Sniffing Position selama tidak ada
kontraindikasi i
Alat ‐alat untuk ventilasi
j Alat
monitoring karbon dioksida untuk memastikan ETT dalam posisi yang
tepat.
19
Gambar 2. Alat‐alat Intubasi Endotrakeal
19
2.1.5 Cara