46
j. Status
mallampati adalah salah satu parameter untuk menilai kesulitan intubasi
dimana pasien disuruh membuka mulut dan dilihat apakah terlihat pilar,
uvula, soft palatum atau hard palatum. Mallampati
I adalah terlihat pilar, uvula, soft palatum dan hard palatum. Mallampati
II adalah yang terlihat hanya uvula, soft palatum dan hard palatum.
k. Efektifitas
adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target yang tercapai,
dimana semakin besar persentase target yang tercapai maka efektifitasnya
semakin tinggi. Dalam hal ini, target adalah menurunkan angka
kejadian nyeri tenggorokan setelah operasi. Angka
kejadian nyeri tenggorokan berdasarkan Siji Thomas dan Suhara Beevi mencapai
90 . K Maruyama mendapatkan angka kejadian nyeri tenggorokan
50 . Pada penelitian ini suatu obat efektif apabila dapat menurunkan
angka kejadian nyeri tenggorokan 50 .
1,5
3.12. Pengolahan
dan Analisis Data
a. Data
yang terkumpul akan diperiksa kembali tentang kelengkapannya
sebelum ditabulasi dan diolah kemudian dianalisis dengan
program software SPSS versi 15 dan disajikan dalam bentuk tabel,
kalimat dan grafik. b.
Data yang terkumpul ditabulasi kedalam master tabel dengan
menggunakan software Microsoft office excel 2007
c. Data
numerik ditampilkan dalam nilai rata‐rata ± SD standard deviasi,
sedangkan data kategorik ditampilkan dalam jumlah persentase
Universitas Sumatera Utara
47
d. Pengujian
hubungan dilakukan dengan uji Spierman’. e.
Hipotesis penelitian diuji dengan menggunakan metode Chi Squere.
f. Batas
kemaknaan yang ditetapkan : 5 . g.
Interval kepercayaan yang dipakai : 95 dengan nilai p 0.05
dianggap bermakna secara signifikan.
3.13. Masalah
Etika
a. Sebelum
anestesi dan proses penelitian dimulai dipersiapkan alat kegawat
daruratan orofaringeal dan nasofaringeal airway, ambu bag,
sumber oksigen, laringoscop, Endotrakeal sesuai ukuran pasien,
suction , alat monitor Pulse oxymetry, tekanan darah, EKG, laju
nadi , obat kegawat daruratan adrenalin, atropin sulfas, lidokain,
aminophillin, dexamethason . b.
Bila terjadi kegawat daruratan jalan napas, jantung paru dan otak
selama anestesi dan proses penelitian berlangsung, maka langsung
dilakukan antisipasi dan penanganan sesuai dengan teknik alat dan
obat standar seperti yang sudah dipersiapkan sebelumnya.
c. Sebelum
penelitian dilakukan, diberi penjelasan kepada pasien tentang
tujuan, manfaat serta resiko dari hal yang terkait dengan penelitian.
Setelah itu pasien diminta mengisi formulir kesediaan menjadi
subjek penelitian informed consent
Universitas Sumatera Utara
48
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Selama 6 enam bulan dari awal Februari sampai akhir Juli 2011 telah
terkumpul 72 sampel penelitian dengan status fisik ASA 1‐2 yang menjalani
pembedahan dengan anestesi umum intubasi endotrakeal yang terbagi dalam 2
dua kelompok perioperatif masing‐masing 35 tigapuluh lima sampel untuk
kelompok Dexamethason 0,2 mgkgBB dan 37 tigapuluh tujuh sampel untuk
kelompok Lidokain 1,5 mgkgBB. Selama penelitian berlangsung tidak terdapat
sampel
yang drop out. 4.1.
Karakteristik sampel penelitian pada kedua kelompok
Karakteristik umum subjek penelitian dinilai dari umur, jenis kelamin, berat
badan, tinggi badan dan indeks massa tubuh. Hasil penelitian terlihat pada tabel
dibawah ini.
Tabel. 7. Karakteristik sampel penelitian pada kedua kelompok
Variable Kelompok
A n
= 35 Mean
SD Kelompok B
n = 37
Mean SD
Uji p
Umur tahun
38.57 13.0 42.24 13.5
0.261 NS
Tinggi Badan cm 158.69 7.5
159.49 7.3 0.650
NS Berat
Badan kg 57.54 9.8
58.5 9.2 0.651
NS BMI
kgm
2
23.14 3.7 23.14 3.5
0.993 NS
Jenis kelamin
Laki ‐laki
Perempuan 17 48.5
18 51.5 17 45.9
20 54.1 0.824
NS
Universitas Sumatera Utara
49
t‐independen Chi‐Square
Umur sampel penelitian termasuk dalam dewasa muda yang berkisar antara
16 – 65 tahun dengan rerata 38.57 SD 13.0 tahun pada kelompok Dexamethason
0,2 mgkgBB iv dan 42.24 SD 13.5 tahun pada kelompok Lidokain 1,5 mgkgBB
i.v dengan nilai p=0.261 dengan uji t‐independen tidak terdapat perbedaan yang
signifikan. Berat
badan sampel penelitian berkisar antara 40 – 82 kg dengan rerata 57.54 SD
9.856 kg pada kelompok Dexamethason 0,2 mgkgBB iv dan 58.57 SD 9.275 kg
pada kelompok Lidokain 1,5 mgkgBB iv dengan nilai p= 0.651 dengan uji t‐ independen
tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Tinggi
badan sampel penelitian berkisar antara 140 – 176 cm dengan rerata 158.69
7.545 pada kelompok Dexamethason 0,2 mgkgBB iv dan 159.49 SD 7.377
kg pada kelompok Lidokain 1,5 mgkgBB iv dengan nilai p= 0.650 dengan uji t
‐ independen tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Indeks massa tubuh sampel penelitian berkisar antara 15.62 – 31.95 kgm
2
dengan rerata 23.149 SD 3,70 kgm
2
pada kelompok Dexamethason 0,2 mgkgBB iv
dan 23.141 SD 3.57 kgm
2
pada kelompok Lidokain 1,5 mgkgBB iv dengan nilai p=
0.993 dengan uji t‐ independen tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Jenis
kelamin laki‐laki atau perempuan, dianalisis dengan uji Chi Square x
2
untuk menilai perbedaan proporsi antara kedua kelompok penelitian. Pada
kelompok Dexamethason 0,2 mgkgBB laki‐laki sebanyak 17 orang 48,5 dan
perempuan 18 orang 51.5. Pada kelompok Lidokain 1,5 mgkgBB iv laki‐laki
sebanyak 17 orang 45.9 dan perempuan 20 orang 54.1. Dengan uji x
2
didapatkan nilai p= 0.824 tidak ada perbedaan signifikan pada kedua kelompok.
Universitas Sumatera Utara
50
4.2. Jenis pekerjaan.pendidikan dan suku pada kedua kelompok penelitian