Estimasi Kriteria Cara Perbandingan Efektifitas Dexamethason 0,2 MG/kgBB I.V Dengan Lidokain 2% 1,5 MG/kgBB I.V Untuk Mencegah Nyeri Tenggorokan Setelah Intubasi Endotrakeal Pada Anestesi Umum

37 Sampel diambil dari pasien yang di operasi dengan general anestesi intubasi dengan status fisik : ASA 1‐2. 1. Setelah dihitung secara statistik, seluruh sampel dibagi secara random menjadi 2 dua kelompok. 2. Randomisasi blok dilakukan oleh relawan dengan memakai tabel angka random. Dengan menjatuhkan pena kertas tabel random, ujung pena merupakan angka mulai urutan. Pilih 2 angka dengan digit ke‐11 ke kanan membentuk pola berurut dari angka pertama tadi sampai diperoleh sesuai besar sampel yang telah ditentukan. Sesuaikan sekuens pada angka yang terpilih, kemudian susun sekuens tersebut sesuai dengan nomer amplop sekuens terlampir . Kelompok A mendapat dexamethason 0,2 mgkgBB dan kelompok B mendapat Lidokain 1,5 mgkgBB. Obat disiapkan oleh relawan yang membuat randomisasi peneliti dan pasien tidak mengetahui komposisi obat dalam spuit.

3.5. Estimasi

Besar Sampel Besar sampel dalam penelitian ini menggunakan Rumus : Dimana : Z α = 1,642 : 5 Z β = 0,842 : 20 Universitas Sumatera Utara 38 P1 = Nilai Proporsi keberhasilan untuk kelompok Dexamethason : 80 P2 = Nilai Proporsi keberhasilan untuk kelompok Lidokain : 60 Beda klinis yang dianggap penting = 20 Dari Rumus diatas didapatkan keseluruhan sampel sebanyak 64 orang. Karena penelitian ini mempunyai kriteria drop out maka sampel ditambah 10‐15 dari keseluruhan sampel. 10 dari 64 adalah 6,4 maka besar sampel adalah 64 + 6 = 70 orang, dimana 35 orang untuk kelompok Dexamethason dan 35 orang untuk kelompok Lidokain.

3.6. Kriteria

Inklusi dan Eksklusi 3.6.1. Kriteria inklusi 1. Bersedia ikut dalam penelitian 2. Usia 15 – 65 tahun 3. PS ASA 1 ‐2 4. Malampati I‐II 5. Lama operasi yang diperkirakan 60 – 240 menit 6. Pasien dengan posisi terlentang selama operasi

3.6.2. Kriteria

Eksklusi 1. Pasien dengan pembedahan kepala dan leher 2. Penggunaan pipa nasogastrik 3. Infeksi saluran pernapasan atas Universitas Sumatera Utara 39 4. Pasien dengan terapi steroid 5. Pasien dengan kontraindikasi terhadap dexamethason dan lidokain

3.7. Kriteria

Drop Out 1. Usaha intubasi lebih dari dua kali 2. Lama operasi kurang dari 1 satu jam atau lebih dari 4 empat jam 3. Adanya trauma pada jalan napas pada saat intubasi dan ekstubasi 4. Pasien tidak kooperatif pada saat penilaian nyeri tenggorokan

3.8. Cara

Kerja Persiapan pasien dan obat a. Setelah mendapat informed consent dan disetujui oleh komite etik, semua sampel yang menjalani operasi dimasukkan kedalam kriteria inklusi dan eksklusi. Sampel dibagi secara random menjadi 2 kelompok dan dilakukan randomisasi tersamar ganda oleh relawan yang sudah dilatih. Random dilakukan dengan memakai cara randomisasi blok sebagai berikut : dilakukan oleh relawan yang sudah dilatih sebelumnya. Dengan memakai tabel angka random, pena dijatuhkan diatas tabel angka random, angka yang terkena merupakan urutan untuk memulai penelitian. Kelompok A mendapat Dexamethason dan kelompok B mendapat Lidokain. Obat disiapkan oleh relawan yang membuat randomisasi peneliti dan pasien tidak mengetahui komposisi obat dalam spuit . Setelah melakukan randomisasi dan Universitas Sumatera Utara 40 menyiapkan obat oleh relawan yang melakukan randomisasi, obat tersebut diberikan ke peneliti di dalam amplop putih. b. Kedua kelompok menjalani prosedur persiapan operasi elektif. Pada hari penelitian 1. Obat disiapkan oleh relawan yang melakukan randomisasi pada saat akan dilakukan penelitian, kedua obat dicampur dengan normal salin sampai 5 ml dan di masukkan ke dalam spuit 5 ml. 2. Setelah pasien memasuki kamar operasi, dipasang alat pantau noninvasiv monitoring pada pasien dan dicatat data mengenai tekanan darah, laju nadi dan laju napas. 3. Pasien dipasang infus dengan jarum no 18G dan diberikan preloading cairan Ringer Lactat 10 mlkgBB. 4. Pasien dipremedikasi dengan midazolam 0,1 mgkgBB dan Pethidin 1 mgkgBB. 5. Kedua kelompok dipasang dan dihubungkan dengan elektroda alat monitor neuro muskular TOF Watch ® , Organon Teknika, Netherland , dinilai TOF ratio dalam dari tampilan layar alat. 6. Sepuluh menit kemudian kelompok A diberikan injeksi Dexamethason 0,2 mgkgBB IV, kelompok B diberikan injeksi Lidokain 2 1,5 mgkgBB IV. 7. Dua menit kemudian dilakukan pengukuran tekanan darah, laju nadi dan dicatat. Universitas Sumatera Utara 41 8. Tiga menit kemudian masing‐ masing kelompok diinduksi dengan Propofol Safol ® dosis 2‐2.5 mgkgBB IV sampai hilangnya refleks kedua bulu mata. 9. Setelah induksi masing‐masing kelompok diberikan injeksi Rocuronium Roculax ® 1 mgkgBB IV, dinilai TOF ratio dalam dari tampilan layar alat. 10. Laringoscopy dilakukan setelah obat pelumpuh otot bekerja sempurna TOF ratio 0‐5 dengan menggunakan blade metal Macintosh nomor 3 atau 4 oleh residen semester IV pada kedua kelompok. 11. Intubasi dengan ETT polyvinyl chloride, low pressure high volume, diameter internal 7 Fr untuk perempuan dan internal diameter 7,5 Fr untuk laki‐laki. 12. Segera setelah intubasi cuff ETT diisi dengan udara sampai tidak ada kebocoran pada saat pemberian ventilasi positif. 13. Kedalaman ETT ditentukan dengan mendengar suara napas paru kanan sama dengan paru kiri menggunakan steteskop, ETT difiksasi kemudian dilakukan pengukuran tekanan cuff dengan Endotest ® RUSCH dan dicatat. 14. Pemeliharaan anestesi dengan Isoflurane 0,5‐1 dan O2 : N2O 50 : 50 15. Pemeliharaan pelumpuh otot dengan Atrakrium 0,1‐0,2 mgkgBB setiap 15‐ 20 menit untuk kedua kelompok. 16. Pada akhir pembedahan digunakan oksigen 100 , antagonis pelumpuh otot diberikan setelah napas spontan TOF ratio 70 dengan atropine 0,01 mgkgBB dan prostigmin 0,02 mgkgBB. 17. Oropharingeal suction dilakukan sebelum ekstubasi dengan melihat langsung untuk mencegah trauma sampai bersih dari secret. Universitas Sumatera Utara 42 18. Ekstubasi dilakukan setelah pasien sadar penuh. 19. Jalan napas tetap dijaga dan pasien dibawa ke ruang pemulihan dan diberikan oksigen melalui nasal kanul 2‐3 litermenit 20. Penilaian terhadap nyeri tenggorokan dilakukan tiga kali pada saat 1 jam, 6 ja dan 12 jam setelah operasi dengan nilai sebagai berikut : Tabel 6. Scoring Sistem untuk nyeri tenggorokan setelah operasi 6 NILAI KETERANGAN Tidak ada nyeri tenggorokan setelah operasi pada setiap penilaian 1 Nyeri tenggorokan minimal, tidak nyeri pada saat menelan 2 Nyeri tenggorokan sedang, nyeri pada saat menelan tetapi masih bisa menelan 3 Nyeri tenggorokan berat, susah menelan 21. Analgetik setelah operasi diberikan ketorolac 0,5‐1 mgkgBB IV setelah penilaian terhadap nyeri tenggorokan. 22. Hasil pengamatan pada kedua kelompok dibandingkan secara statistic 23. Penelitian dihentikan bila subjek menolak untuk berpartisipasi, terjadi kegawat daruratan jalan napas, jantung, paru dan otak yang mengancam jiwa. Universitas Sumatera Utara 43

3.9. Alur

Dokumen yang terkait

Perbandingan Ketamine 0.5 mg/kgBB/IV Dan Propofol 1 mg/kgBB/IV Untuk Mencegah Agitasi Paska Anestesi Sevoflurane Pada Pasien Pediatri Dengan General Anestesia

4 93 98

Perbandingan Obat Kumur Benzydamine Hydrochloride 22,5 Mg dan ketamin 40 Mg Dalam Mengurangi Nyeri Tenggorok Dan Suara Serak Akibat Intubasi Endotrakeal

3 60 112

Perbandingan Keberhasilan Obat Kumur Ketamin dan Aspirin dalam Mencegah Nyeri Tenggorok dan Suara Serak Akibat Intubasi Endotrakeal

3 55 95

Perbandingan Ketamin 0,5 MG/KGBB Intravena Dengan Ketamin 0,7 MG/KGBB Intravena Dalam Pencegahan Hipotensi Akibat Induksi Propofol 2 MG/KGBB Intravena Pada Anestesi Umum

2 53 97

Perbandingan Penambahan Petidin 0,1mg/Kgbb Dengan 0,2mg/Kgbb Ke Dalam Bupivacain Hiperbarik 20 Mg Untuk Mencegah Menggigil Pada Anestesi Intratekal

0 43 114

Perbandingan Ketamin Dosis 0.5 mg kgBB IV dan 1 mg kgBB IV Sebagai Preemptif Analgesia Pada Pascaoperasi Ginekologi Dengan Anestesi Umum

0 0 15

Perbandingan Ketamin Dosis 0.5 mg kgBB IV dan 1 mg kgBB IV Sebagai Preemptif Analgesia Pada Pascaoperasi Ginekologi Dengan Anestesi Umum

1 1 2

Perbandingan Ketamin Dosis 0.5 mg kgBB IV dan 1 mg kgBB IV Sebagai Preemptif Analgesia Pada Pascaoperasi Ginekologi Dengan Anestesi Umum

0 0 7

Perbandingan Ketamine 0.5 mg/kgBB/IV Dan Propofol 1 mg/kgBB/IV Untuk Mencegah Agitasi Paska Anestesi Sevoflurane Pada Pasien Pediatri Dengan General Anestesia

0 0 16

Perbandingan Obat Kumur Benzydamine Hydrochloride 22,5 Mg dan ketamin 40 Mg Dalam Mengurangi Nyeri Tenggorok Dan Suara Serak Akibat Intubasi Endotrakeal

0 3 17