21
Metabolisme Karbohidrat
dan Protein
Menurunkan protein di otot, meningkatkan asam amino
plasma, meningkatkan aktifitas enzim yang diperlukan
untuk glukogenesis, dapat menyebabkan diabetes, dan
menyebabkan resistensi insulin.
Metabolisme Lemak
Menyebabkan penggunaan lemak sebagai energy efek
positif , dan menyebabkan akumulasi cadangan lemak
di tubuh, menyebabkan buffalo humb dan moon face.
Gangguan Respone
Immune Menurunkan
produksi limfosit dan Eosinofil dengan cara menyebabkan
atrofi kelenjar timus, mencegah pelepasan
sitokin, menurunkan aktifitas sel B dan T pada
respone immune. Stress
Sebagai mekanisme proteksi, kortikosteroid dilepaskan
selama priode stress. Pelepasan adrenalin atau
noradrenalin oleh medulla adrenal selama stress.
Gangguan Sistem
Syaraf Pusat
Menyebabkan eksitasi neuron atau otak, menyebabkan
euporia, kecemasan,
depresi, psikosis,
dan meningkatkan
aktifitas motor pada sebagian individu.
2.4.1.1. Efek Anti Inflamasi dan Immunosuppressif
Glukokortikoid secara dramatis menurunkan manifestasi dari inflamasi. Hal ini
disebabkan oleh efeknya yang besar pada konsentrasi, distribusi dan fungsi leukosit
perifer dan efek supresinya pada sitokin inflamasi dan kemositokin dan mediator‐
mediator inflamasi. Karakteristik dari inflamasi adalah ekstravasasi dan infiltrasi
leukosit ke dalam jaringan. Proses ini diperantarai oleh interaksi molekul white cell
dengan endothelial cell dan dihambat oleh glukokortikoid.
31
Kortikosteroid memiliki efek anti inflamasi yang luas dengan menghambat
semua fase respon inflamasi termasuk pembengkakan, kemerahan dan sakit serta
proliferasi pada inflamasi kronik. Inflamasi ditekan dengan mekanisme yang luas.
Pada sirkulasi immunokompeten sel dan makropag menurun dan formasi mediator
Universitas Sumatera Utara
22
proinflamatory termasuk prostaglandin,leukotriens dan faktor aktivasi trombosit
dihambat. Steroid menghasilkan efek tersebut dengan menstimulasi sintesis
leukosit protein lipocortin yang menghambat phospolipase A
2
. Enzim ini
ditempatkan pada membrane sel, menghancurkan sel dan bertanggung jawab pada
formasi asam arachidonat, pendahulu sebagian besar mediator inflamasi.
Kortikosteroid juga mensuppresi reseptor encoding gen phospolipase A
2
, COX‐2 dan
IL ‐2.
Glukokortikoid mendepresi fungsi monositmakrofag dan menurunkan sirkulasi
limfosit sel T khususnya T‐helper. Pelepasan IL‐1 dan IL‐2 dihambat. Transportasi
limfosit menuju antigen dan produksi antibodi dihambat.
32
Gambar 9. Efek Glukokortikoid sebagai anti inflamasi.
30
Universitas Sumatera Utara
23
Semua respon inflamasi dihambat oleh glukokortikoid, kecuali pada
penyebabnya. Pada inflamasi akut glukokortikoid menurunkan transudasi jaringan
dan edema, menurunkan diapedesis neutrophil dan makropag dan mencegah jalur
immunoglobulin ke jaringan inflamasi. Tepatnya, glukokotikoid menurunkan
akumulasi dan aktivitas limfosit dan neutrophil pada jaringan inflamasi, terutama
menurunkan sintesis dan pelepasan sitokin, interleukin dan faktor perlekatan sel.
Kebanyakan glukokortikoid memiliki potensi anti inflamasi yang berbeda‐
beda, kortisone dan hidrokortison rata‐rata 30 kali kurang kuat dari betamethason
atau dexamethason.
30
2.4.1.2. Efek