43
3.9. Alur
Penelitian
POPULASI
SAMPEL
Premedikasi Midazolam
0,1 mgkgBB + Pethidin 1
mgkgBB Premedikasi
Midazolam 0,1 mgkgBB + Pethidin
1 mgkgBB
Dexamethason 0,2 mgkgBB IV
Lidokain 2 1,5 mgkgBB IV
Propofol 2‐2,5 mgkgBB IV Propofol 2‐2,5 mgkgBB IV
Rocoronium 1 mgkgBB IV,
TOF ratio diukur 0‐5
Rocuronium 1 mgkgBB IV, TOF
ratio diukur 0‐5
INTUBASI diukur
tekanan cuff ETT Pemeliharaan anestesi
Isofluran 0,5‐1 + O2 : N2O 50 : 50
Pemeliharaan anestesi Isofluran
0,5‐1 + O2 : N2O 50 : 50
DERAJAT NYERI
TENGGOROKAN
Analisis Data Penelitian
EKSKLUSI INKLUSI
Ekstubasi Ekstubasi
Tekanan darah, laju nadi
Tekanan darah, laju nadi
Universitas Sumatera Utara
44
3.10. Identifikasi
Variabel 3.10.1.
Variabel Bebas Independent
1. Dexamethason
0,2 mgkgBB 2.
Lidokain 2 1,5 mgkgBB
3.10.2. Variabel
Tergantung Dependent
1. Nyeri
Tenggorokan
3.11. Defenisi
Operasional
a. Intubasi
endotrakeal adalah salah satu cara untuk menjaga jalan nafas agar tetap
bebas dan lancar dengan memasukkan suatu pipa kedalam trakea melalui
pita suara yang menghubungkan antara atmosfer dan trakea.
16
b. Dexamethason
adalah suatu obat kortikosteroid golongan glukokortikoid yang mempunyai
efek anti inflamasi dan dapat mencegah terjadinya nyeri tenggorokan
dan suara serak setelah operasi dengan intubasi endotrakeal. c.
Lidokain adalah suatu obat anestesi lokal yang bekerja sebagai natrium chanel
blocker yang dapat mencegah nyeri tenggorokan dan suara serak setelah
operasi dengan intubasi endotrakeal dengan mengurangi respon membrane
dan mempunyai sifat sebagai analgetik.
d. Nyeri
tenggorokan setelah operasi adalah rasa tidak nyaman, sakit, atau rasa gatal
ditenggorokan dan menyebabkan rasa sakit saat menelan yang merupakan
komplikasi setelah intubasi dan biasanya pulih dalam 72 jam. e.
Tekanan cuff adalah tekanan pada cuff ETT setelah diisi dengan udara sampai
tidak ada terdengar kebocoran pada saat pemberian ventilasi positif, yang
diukur dengan alat pengukur tekanan cuff.
Universitas Sumatera Utara
45
f. Low
pressure high volume adalah jenis pipa endotrakeal dengan cuff yang memiliki
volum lebih besar dan tekanan yang rendah. g.
High pressure low volume adalah jenis pipa endotrakeal dengan cuff yang
memiliki volume kecil namun tekanan tinggi.
h. Skor
nyeri tenggorokan setelah operasi dengan intubasi
6
NILAI KETERANGAN
Tidak ada nyeri tenggorokan setelah operasi pada setiap penilaian
1 Nyeri tenggorokan minimal, tidak nyeri pada saat menelan makanan
dan minuman
2
Nyeri tenggorokan sedang, nyeri pada saat menelan tetapi masih bisa
menelan
3
Nyeri tenggorokan berat, tidak dapat menelan karena nyeri
i. PS
ASA Physical State American Soceity of Anesthesiologist I adalah pasien yang
akan menjalani tindakan anestesi dan pembedahan yang tidak memiliki kelainan
sistemik kecuali yang akan dioperasi. PS
ASA II adalah pasien yang akan menjalani tindakan anestesi dan pembedahan
dan memiliki kelainan sistemik ringan selain yang akan dioperasi
Universitas Sumatera Utara
46
j. Status
mallampati adalah salah satu parameter untuk menilai kesulitan intubasi
dimana pasien disuruh membuka mulut dan dilihat apakah terlihat pilar,
uvula, soft palatum atau hard palatum. Mallampati
I adalah terlihat pilar, uvula, soft palatum dan hard palatum. Mallampati
II adalah yang terlihat hanya uvula, soft palatum dan hard palatum.
k. Efektifitas
adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target yang tercapai,
dimana semakin besar persentase target yang tercapai maka efektifitasnya
semakin tinggi. Dalam hal ini, target adalah menurunkan angka
kejadian nyeri tenggorokan setelah operasi. Angka
kejadian nyeri tenggorokan berdasarkan Siji Thomas dan Suhara Beevi mencapai
90 . K Maruyama mendapatkan angka kejadian nyeri tenggorokan
50 . Pada penelitian ini suatu obat efektif apabila dapat menurunkan
angka kejadian nyeri tenggorokan 50 .
1,5
3.12. Pengolahan