Potensial Elektrode dan GGL Sel

3. Potensial Elektrode dan GGL Sel

Dalam sel elektrokimia, untuk mendorong elektron mengalir melalui rangkaian luar dan menggerakkan ion-ion di dalam larutan menuju elektrode diperlukan suatu usaha. Usaha atau kerja yang diperlukan ini dinamakan aya erak istrik, disingkat GGL.

Catatan Note

a. Makna GGL Sel

Kerja yang diperlukan untuk menggerakkan muatan listrik (GGL) di dalam sel bergantung pada perbedaan potensial di antara kedua Satuan untuk gaya gerak listrik (GGL)

adalah volt .

elektrode. Beda potensial ini disebabkan adanya perbedaan kereaktifan

Unit for electrom otive force is volt.

logam di antara kedua elektrode. Nilai GGL sel merupakan gabungan dari potensial anode (potensial oksidasi) dan potensial katode (potensial reduksi). Dalam bentuk persamaan ditulis sebagai berikut.

GGL (E sel ) = potensial reduksi + potensial oksidasi Potensial reduksi adalah ukuran kemampuan suatu oksidator (zat

pengoksidasi = zat tereduksi) untuk menangkap elektron dalam setengah reaksi reduksi. Potensial oksidasi kebalikan dari potensial reduksi dalam reaksi sel elektrokimia yang sama.

Potensial oksidasi = –Potensial reduksi

Tinjaulah setengah reaksi sel pada elektrode Zn dalam larutan ZnSO 4 .

Reaksi setengah selnya sebagai berikut. Zn(s) ⎯⎯ → Zn 2+ (aq) + 2e – Jika –E Zn adalah potensial elektrode untuk setengah reaksi oksidasi,

+E Zn adalah potensial untuk setengah sel reduksinya:

Potensial oksidasi: Zn(s) ⎯⎯ → Zn 2+ (aq) + 2e – E Zn = –E Zn V

Potensial reduksi: Zn 2+ (aq) + 2e – ⎯⎯ → Zn(s) E Zn = E Zn V Sel elektrokimia yang terdiri atas elektrode Zn dan Cu dengan reaksi setengah sel masing-masing:

Cu 2+ (aq) + 2e – ⎯⎯ → Cu(s)

E Cu = E Cu V

Zn 2+ (aq) + 2e – ⎯⎯ → Zn(s)

E Zn = E Zn V

Nilai GGL sel elektrokimia tersebut adalah

E sel = E Cu + (–E Zn )= E Cu –E Zn Dengan demikian, nilai GGL sel sama dengan perbedaan potensial

kedua elektrode. Oleh karena reaksi reduksi terjadi pada katode dan reaksi oksidasi terjadi pada anode maka nilai GGL sel dapat dinyatakan sebagai perbedaan potensial berikut.

Sumber: Sougou Kagashi sel

–E

atau E = E

Nilai potensial elektrode tidak bergantung pada jumlah zat yang Bat erai m erupakan cont oh sel terlibat dalam reaksi. Berapapun jumlah mol zat yang direaksikan, nilai elekt rokim ia. potensial selnya tetap. Contoh: Cu 2+ (a ) + 2e – ⎯⎯ → Cu(s)

E Cu = E Cu V

2Cu 2+ (a ) + 4e – ⎯⎯ → 2Cu(s)

E Cu = E Cu V

Kegiatan Inkuiri

Bandingkan kereaktifan logam-logam golongan IA dan IIA. Manakah yang lebih reaktif? Jika logam-logam itu dihubungkan melalui kawat, manakah oksidator dan reduktornya?

Reaksi Redoks dan Elekt rokim ia Reaksi Redoks dan Elekt rokim ia

Oleh karena potensial oksidasi merupakan kebalikan dari potensial

Catatan Note reduksinya maka data potensial elektrode suatu logam tidak perlu

diketahui dua-duanya, melainkan salah satu saja. Misalnya, data potensial

Baterai kecil dan baterai besar

reduksi atau data potensial oksidasi. Menurut perjanjian IUPAC, potensial

selama sistem selnya sama, potensial selnya sama, yaitu 1,5 volt.

elektrode yang dijadikan sebagai standar adalah potensial reduksi. Dengan demikian, semua data potensial elektrode standar dinyatakan dalam

Sm all and big bat t eries have equal cell potensial for equal cell system , i.e

bentuk potensial reduksi standar.

1,5 volt.

Potensial reduksi standar adalah potensial reduksi yang diukur pada keadaan standar, yaitu konsentrasi larutan M (sistem larutan) atau tekanan

atm (sel yang melibatkan gas) dan suhu o .

Untuk mengukur potensial reduksi standar tidak mungkin hanya setengah sel (sel tunggal) sebab tidak terjadi reaksi redoks. Oleh sebab itu, perlu dihubungkan dengan setengah sel oksidasi.

Nilai GGL sel yang terukur dengan voltmeter merupakan selisih kedua potensial sel yang dihubungkan (bukan nilai mutlak). Berapakah nilai pasti dari potensial reduksi?

Oleh karena nilai GGL sel bukan nilai mutlak maka nilai potensial salah satu sel tidak diketahui secara pasti. Jika salah satu elektrode dibuat tetap dan elektrode yang lain diubah-ubah, potensial sel yang dihasilkan akan berbeda. Jadi, potensial sel suatu elektrode tidak akan diketahui secara pasti, yang dapat ditentukan hanya nilai relatif potensial sel suatu elektrode.

O leh karena itu, untuk menentukan potensial reduksi standar diperlukan potensial elektrode rujukan sebagai acuan. Dalam hal ini,

Tombol

IUPAC telah menetapkan elektrode standar sebagai rujukan adalah

elektrode hidrogen, seperti ditunjukkan pada Gambar 2.7.

Elektrode hidrogen pada keadaan standar, E°, ditetapkan pada

Volt m et er

Anode Zn – + NO 3 – Na +

konsentrasi H

1 M dengan tekanan gas H 2 1 atm pada 25°C. Nilai potensial elektrode standar ini ditetapkan sama dengan nol volt atau o

H 2 (g )

E H + → H 2 = 0,00 V. Potensial elektrode standar yang lain diukur dengan

NO 3 –

cara dirangkaikan dengan potensial elektrode hidrogen pada keadaan

Zn 2+ –

NO 3 –

standar, kemudian GGL selnya diukur.

NO 3 H +

Oleh karena potensial elektrode hidrogen pada keadaan standar

bagian anode

bagian kat ode

ditetapkan sama dengan nol, potensial yang terukur oleh voltmeter

(elekt rode hidrogen st andar)

Zn(s) → Zn 2+ (aq) + 2e – 2H + (aq) + 2e – → H 2 (g)

dinyatakan sebagai potensial sel pasangannya.

Sumber: Chemistry: The Central Science,2000

Contoh 2.6

Gambar 2.7

Elekt rode hidrogen dit et ap kan sebagai elekt rode st andar.

Menentukan Potensial Elektrode Standar

Hitunglah potensial elektrode Cu yang dihubungkan dengan elektrode hidrogen pada keadaan standar jika voltmeter menunjukkan nilai 0,34 volt.

Jawab:

Persamaan setengah reaksi sel yang terjadi: Katode: Cu 2+ (aq) + 2e – ⎯⎯ → Cu(s)

Anode: H 2 (g) ⎯⎯ → 2H + (aq) Nilai GGL sel: E° sel = E° katode – E° anode 0,34 V = o

Cu

0,34 V = o E Cu – 0,00 V ⎯⎯ → o E Cu = 0,34 V

Jadi, potensial reduksi standar untuk elektrode Cu adalah 0,34 volt.

38 Mudah dan Akt if Belajar Kim ia unt uk Kelas XII

Berdasarkan C ontoh 2 .6 , potensial elektrode yang lain untuk berbagai reaksi setengah sel dapat diukur, hasilnya ditunjukkan pada Tabel 2.1 .

Tabel 2.1

Nilai Potensial Reduksi Standar Beberapa Elektrode

Reaksi reduksi

E° sel

Li + (aq) + e – YZZ ZZX Li(s)

Na + (aq) + e – YZZ ZZX Na(s)

Mg 2+ (aq) + 2e – YZZ ZZX Mg(s)

Al 3+ (aq) + 3e – YZZ ZZX Al(s)

2H 2 O( A ) + 2e – ZZX YZZ – H

2 (g) + 2OH (aq)

Zn 2+ (aq) + 2e – YZZ ZZX Zn(s)

Cr 3+ (aq) + 3e – YZZ ZZX Cr(s)

Fe 2+ (aq) + 2e – YZZ ZZX Fe(s)

Cd 2+ (aq) + 2e – ZZX Cd(s)

YZZ ZZX Ni(s)

Ni 2+ (aq) + 2e –

– (aq) + 2e YZZ YZZ ZZX Sn(s)

Pb 2+ (aq) + 2e – ZZX

YZZ Pb(s) YZZ ZZX Fe(s)

Fe 3+ (aq) + 3e –

2H + (aq) + 2e – ZZX YZZ H 2 (s)

Sn 4+ (aq) + 2e – ZZX Sn 2+ (aq)

YZZ YZZ ZZX Cu

Cu 2+ (aq) + e –

+ (aq)

Cu 2+ (aq) + 2e – ZZX Cu(s)

YZZ (aq) + e – YZZ ZZX Cu(s)

I 2I 2 – (s) + 2e – ZZX YZZ (aq)

Fe 3+ (aq) + e – ZZX Fe YZZ 2+ (aq)

Ag + (aq) + e – YZZ ZZX Ag(s)

Hg 2+ (aq) + 2e – ZZX YZZ Hg( A )

2Hg + (aq) + 2e – ZZX YZZ Hg 2 (aq)

Br ( A ) + 2e – ZZX YZZ 2Br 2 – (aq)

2 (g) + 4H (aq) + 4e YZZ ZZX 2H 2 O( A )

2 (g) + 2e YZZ ZZX 2Cl

YZZ

H O (aq) + 2H + (aq) + 2e 2 – 2 ZZX 2H 2 O( A )

Kata Kunci

2 8 (aq) + 2e YZZ ZZX 2SO

Gaya Gerak Listrik (GGL)

F 2 (g) + 2e –

YZZ – ZZX 2F (aq)

Elekt rode hidrogen

Pot ensial Oksidasi

Sumber: General Chemistry, 1990

Pot ensial reduksi

Perbedaan Pot ensial

Pot ensial reduksi st andar

Kegiatan Inkuiri

Dapatkah Anda mengukur kekuatan atau tenaga teman-teman Anda secara akurat? Bagaimana cara mengukurnya?

c. Kekuatan Oksidator dan Reduktor

Data potensial reduksi standar pada Tabel 2.1 menunjukkan urutan kekuatan suatu zat sebagai oksidator (zat tereduksi).

Oksidator + ne – ⎯⎯ → Reduktor Semakin positif nilai E° sel , semakin kuat sifat oksidatornya. Sebaliknya,

semakin negatif nilai E° sel , semakin lemah sifat oksidatornya.

Reaksi Redoks dan Elekt rokim ia

Berdasarkan data potensial pada Tabel 2.1, oksidator terkuat adalah gas fluorin (F 2 ) dan oksidator paling lemah adalah ion Li + . Reduktor paling kuat adalah logam Li dan reduktor paling lemah adalah ion F – .

Reduktor ⎯⎯ → Oksidator + ne –

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa suatu reduktor paling kuat merupakan oksidator yang paling lemah. Sebaliknya, suatu oksidator terkuat merupakan reduktor terlemah.

Contoh 2.7

Menentukan Kekuatan Relatif at Pengoksidasi dan Pereduksi

Urutkan oksidator berikut menurut kekuatannya pada keadaan standar: Cl 2 (g),

H 2 O (aq), Fe 3+ 2 (aq). Jawab :

Perhatikanlah data potensial reduksi pada Tabel 2.1. Dari atas ke bawah menunjukkan urutan bertambahnya kekuatan oksidator (zat tereduksi).

Cl 2 (g) + 2e – ⎯⎯ → 2Cl – (aq)

1,36 V

H (aq)+ 2e 2 – O 2 (aq) + 2H + ⎯⎯ → 2H 2 O( A ) 1,78 V

Fe 3+ (aq) + e – ⎯⎯ → Fe 2+ (aq)

0,77 V

Jadi, kekuatan oksidator dari ketiga spesi itu adalah: H

2 O 2 (aq) Cl 2 (g) Fe (aq).

Berdasarkan pengetahuan kekuatan oksidator dan reduktor, Anda dapat menggunakan Tabel 2.1 untuk memperkirakan arah reaksi reduksi- oksidasi dalam suatu sel elektrokimia.

Suatu reaksi redoks dalam sel elektrokimia akan berlangsung secara spontan jika oksidatornya (zat tereduksi) memiliki potensial reduksi standar lebih besar atau GGL sel berharga positif.

Contoh 2.8

Menentukan Arah Reaksi dari Potensial Elektrode Standar

Sel elektrokimia dibangun dari reaksi berikut. Sn(s) Sn 2+ (aq)

Zn 2+ (aq) Zn(s)

Apakah reaksi akan terjadi spontan menurut arah yang ditunjukkan oleh persamaan reaksi tersebut?

Jawab : Pada reaksi tersebut, Sn sebagai reduktor (teroksidasi) dan Zn 2+ sebagai oksidator (tereduksi). Potensial reduksi standar untuk masing-masing setengah sel adalah Zn 2+ (aq) + 2e – ⎯⎯ → Zn(s)

E° = –0,76 V

Sn 2+ (aq) + 2e – ⎯⎯ → Sn(aq)

E° = –0,14 V

Suatu reaksi redoks dalam sel elektrokimia akan berlangsung spontan jika zat yang berperan sebagai oksidator lebih kuat. Berdasarkan nilai E°, Zn 2+ merupakan oksidator lebih kuat dibandingkan dengan Sn 2+ . Oleh karena itu, reaksi akan spontan ke arah sebagaimana yang dituliskan pada persamaan reaksi. Zn(s) + Sn 2+ (aq) ⎯⎯ → Zn 2+ (aq) + Sn(aq) Reaksi ke arah sebaliknya tidak akan terjadi sebab potensial sel berharga negatif.

40 Mudah dan Akt if Belajar Kim ia unt uk Kelas XII 40 Mudah dan Akt if Belajar Kim ia unt uk Kelas XII

Nilai GGL sel elektrokimia dapat ditentukan berdasarkan tabel potensial elektrode standar. S yarat bahwa sel elektrokimia akan berlangsung spontan jika oksidator yang lebih kuat berperan sebagai pereaksi atau GGL sel berharga positif.

E sel = (E katode –E anode ) 0

Sel elektrokimia yang dibangun dari elektrode Zn dan Cu memiliki setengah reaksi reduksi dan potensial elektrode berikut. Zn 2+ (aq)+ 2e – ⎯⎯ → Zn(s)

E° = –0,76 V

Cu 2+ (aq) + 2e – ⎯⎯ → Cu(s)

E° = + 0,34 V

Untuk memperoleh setengah reaksi oksidasi, salah satu dari reaksi tersebut dibalikkan.

Pembalikan setengah reaksi yang tepat adalah reaksi reduksi yang potensial setengah selnya lebih kecil. Pada reaksi tersebut yang dibalik adalah reaksi reduksi Zn 2+ sebab akan menghasilkan nilai GGL sel positif. Pembalikan reaksi reduksi Zn 2+ menjadi reaksi oksidasi akan mengubah tanda potensial selnya.

Zn(s) ⎯⎯ → Zn 2+ (aq) + 2e –

E° = + 0,76 V

Cu 2+ (aq) + 2e – ⎯⎯ → Cu(s)

E° = + 0,34 V

Penggabungan kedua setengah reaksi tersebut menghasilkan persamaan reaksi redoks dengan nilai GGL sel positif.

Zn(s)

⎯⎯ → Zn 2+ (aq)+ 2e –

E° = + 0,76 V

Cu 2+ (aq) + 2e – ⎯⎯ → Cu(s)

E° = + 0,34 V

Zn(s) + Cu 2+ (aq) ⎯⎯ → Zn 2+ (aq) + Cu(s)

E° sel = + 1,10 V

Nilai GGL sel sama dengan potensial standar katode ( reduksi) dikurangi potensial standar anode (oksidasi). Metode ini merupakan cara alternatif untuk menghitung GGL sel.

E° sel = E° katode – E° anode E° sel = E° Cu – E° Zn = 0,34 V – (–0,76 V) = 1,10 V

Contoh 2.9

Menghitung GGL Sel dari Data Potensial Reduksi Standar

Hitunglah nilai GGL sel dari notasi sel berikut. Al(s) Al 3+ (aq) Fe 2+ (aq) Fe(s)

Jawab : Setengah reaksi reduksi dan potensial elektrode standar masing-masing adalah: Al 3+ (aq) + 3e – ⎯⎯ → Al(s)

E° = –1,66 V

Fe 2+ (aq) + 2e – ⎯⎯ → Fe(s)

E° = –0,41 V

Agar reaksi berlangsung spontan, Al dijadikan anode atau reaksi oksidasi. Oleh karena itu, setengah-reaksi Al dan potensial selnya dibalikkan: Al(s) ⎯⎯ → Al 3+ (aq) + 3e –

E° = + 1,66 V

Fe 2+ (aq) + 2e – ⎯⎯ → Fe(s)

E° = –0,41 V

Dengan menyetarakan terlebih dahulu elektron yang ditransfer, kemudian kedua reaksi setengah sel digabungkan sehingga nilai GGL sel akan diperoleh:

Reaksi Redoks dan Elekt rokim ia

2Al(s) ⎯⎯ → 2Al 3+ (aq) + 6e –

E° = + 1,66 V

3Fe 2+ (aq) + 6e – ⎯⎯ → 3Fe(s)

E° = –0,41 V 2Al(s) + 3Fe 2+ (aq) 2Al ⎯⎯ → 3+ (aq) + 3Fe(s) E° = 1,25 V

Tes Kompetensi Subbab B

Kerjakanlah di dalam buku latihan.

1. Rakitlah sel volta yang dibangun dari elektrode Zn dalam 7. Apakah reaksi akan spontan menurut arah yang

ditunjukkan dalam persamaan berikut. Kemudian, tunjukkan arah aliran elektron dan aliran ion-

larutan ZnSO 4 dan elektrode Cu dalam larutan CuSO 4 .

Cu 2+ (aq) + 2I – (aq) ⎯⎯ → Cu(s) + I 2 (s) ion dalam jembatan garam. Tunjukkan pula katode dan

8. Data potensial reduksi standar untuk reaksi setengah anodenya. Tuliskan reaksi redoks yang terjadi dalam sel.

sel adalah

2. Tuliskan notasi untuk sel volta dengan setengah reaksi Sn 4+ (aq) + 2e – ⎯⎯ → Sn 2+ (aq) E° = 0,15 V berikut.

Fe 3+ (aq) + e – ⎯⎯ → Fe 2+ (aq) E° = 0,77 V Cd(s) ⎯⎯ → Cd 2+ (aq) + 2e –

Tuliskan persamaan reaksi sel yang dapat berlangsung Pb 2+ (aq) + 2e – ⎯⎯ → Pb(s)

spontan.

3. Tuliskan reaksi sel volta secara lengkap dari notasi sel 9. Manakah reaksi redoks berikut yang akan berlangsung berikut.

spontan jika dilakukan pada keadaan standar?

Fe(s) Fe 2+ (aq) Ag + (aq) Ag(s)

a. Al(s) Al 3+ (aq) Cr 3+ (aq) Cr(s)

b. Fe(s) Fe 3+ (aq) Cr 4. 3+ Tuliskan reaksi sel untuk sel volta berikut. (aq) Cr(s) Cd(s) Cd 2+ (aq)

10. Hitunglah GGL sel yang dibangun dari sel dengan 5. Tuliskan notasi sel untuk reaksi berikut.

Cl + (aq) Cl 2 (g) Pt

notasi berikut.

Fe 3+ (aq) + Sn 2+ (aq) ⎯⎯ → Fe 2+ (a ) + Sn 4+ (a ) Ni(s) Ni 2+ (aq) Ag + (aq) Ag(s) 6. Urutkan kekuatan zat-zat berikut sebagai oksidator dan

sebagai reduktor:

Zn 2+ , Cu 2+ , Mg 2+ , Ag + , Sn, H 2 O, O 2 .

Dokumen yang terkait

ANALISIS KOMUNIKASI, KOMPENSASI FINANSIAL DAN NON FINANSIAL TERHADAP KEPUASAN KERJA DENGAN DUKUNGAN SOSIAL SEBAGAI VARIABEL MODERATING PADA BADAN PUSAT STATISTIK JEMBER

0 48 17

STUDI PENJADWALAN DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) PADA PROYEK PEMBANGUNAN PUSAT PERDAGANGAN CIREBON RAYA (PPCR) CIREBON – JAWA BARAT

34 235 1

EVALUASI KAPASITAS LAHAN PARKIR DI PUSAT PERBELANJAAN KOTA BANJARMASIN (Studi Kasus pada Jl. Pangeran Samudera Banjarmasin)

0 42 1

ANALISIS TEORI ANTRIAN PADA LOKET PEMBAYARAN PUSAT PERBELANJAAN (KASIR) CARREFOUR JEMBER, JL. HAYAM WURUK JEMBER

0 24 5

HUBUNGAN ANTARA KINERJA TUTOR DENGAN MOTIVASI BELAJAR WARGA BELAJAR KEJAR PAKET B DI PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT (PKBM) BAYUANGGA KECAMATAN KADEMANGAN KOTA PROBOLINGGO TAHUN AJARAN 2010/2011

0 26 16

HUBUNGAN ANTARA KINERJA TUTOR DENGAN MOTIVASI BELAJAR WARGA BELAJAR KEJAR PAKET B DI PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT (PKBM) BAYUANGGA KECAMATAN KADEMANGAN KOTA PROBOLINGGO TAHUN AJARAN 2010/2011

0 29 16

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TPS UNTUK MENINGKATKAN SIKAP KERJASAMA DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV B DI SDN 11 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014

6 73 58

PENERAPAN METODE ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV DAUD PADA PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU SD MUHAMMADIYAH METRO PUSAT

1 11 74

TINJAUAN GEOGRAFIS PERUMAHAN PRASANTI GARDEN DI KELURAHAN METRO KECAMATAN METRO PUSAT KOTA METRO TAHUN 2013

26 107 62

PENERAPAN MODEL PROBLEM POSING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF DAN HASIL BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK SISWA KELAS IV C SDN 11 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 32 244