Reaksi Fusi (b) Bagian pusat dari reaktor nuklir

2. Reaksi Fusi (b) Bagian pusat dari reaktor nuklir

Reaksi fusi adalah reaksi nuklida-nuklida ringan digabungkan menjadi

nuklida dengan nomor atom lebih besar. Misalnya, inti deuterium ( 2 H) dipercepat menuju target yang mengandung deuteron ( 2 H) atau tritium

( 3 H) membentuk nuklida helium. Persamaannya:

1 H + 1 H ⎯⎯ → 3 2 1 He + 0 n

Tolakan elekt rost at is

1 H + 1 H ⎯⎯ → 2 He + 0 n

Jarak ant ar part ikel

Untuk mendapatkan reaksi fusi inti, partikel pembom (proyektil) harus memiliki energi kinetik yang memadai untuk melawan tolakan

muatan listrik dari inti sasaran (lihat Gambar 5.23). Energi ant araksi

E akibat gaya int i yang

Disamping pemercepat partikel, cara lain untuk memberikan energi

kuat

kinetik memadai kepada inti proyektil agar dapat bereaksi dengan inti sasaran dilakukan melalui pemanasan inti sasaran hingga suhu sangat tinggi.

Suhu pemanasan inti sasaran sekitar 10 8 °C. Pada suhu ini semua elektron

dalam atom mengelupas membentuk plasma. Plasma adalah gas netral yang mengandung ion dan elektron.

Masalah utama dalam mengembangkan reaksi fusi terkendali adalah

bagaimana kalor plasma yang bersuhu sangat tinggi dapat dikendalikan. Gambar 5.23

Kendalanya, jika plasma menyentuh bahan apa saja, kalor dengan cepat Grafik energi antaraksi dua inti

t erhadap t olakan elekt rost at is

dihantarkan dan suhu plasma dengan cepat turun.

Kerad ioakt ifan

Reaktor uji fusi inti Tokamak menggunakan medan magnet berbentuk donat untuk mempertahankan suhu plasma dari setiap bahan, seperti ditunjukkan pada Gambar 5.24 .

Tabung vakum

Kum p aran m edan t o ro id al

Gambar 5.24

Reaksi fusi inti tokamak

Plasm a

Kum p aran Medan poloidal

Sumber: Chemistry :The Central Science, 2000

Tes Kompetensi Subbab C

Kerjakanlah di dalam buku latihan.

1. Jelaskan perbedaan antara reaksi fisi dan reaksi fusi. 3. Jelaskan keuntungan dan kerugian reaktor fisi 2. Mengapa nuklida ringan melepaskan energi ketika

dibandingkan reaktor fusi.

melakukan fusi untuk membentuk nuklida lebih berat, sedangkan nuklida relatif berat juga melepaskan energi ketika berlangsung melakukan fisi?

Rangkuman

1. Kestabilan inti dapat ditinjau dari aspek kinetika dan 6. Aktivitas radioaktif dapat disidik dengan alat yang termodinamika. Secara kinetika, inti yang tidak stabil

disebut pencacah radiasi. Ada dua jenis alat pencacah akan meluruh menjadi inti yang lebih stabil, melibatkan

radiasi, yaitu pencacah Geiger dan pencacah skintilasi. emisi partikel alfa, beta, positron, dan sinar gamma.

7. Isotop radioaktif banyak dimanfaatkan untuk berbagai 2. Secara termodinamika, kestabilan inti dapat dikaji dari

bidang, seperti kimia, industri, pertanian, perminyakan, energi nukleosintesis. Nukleosintesis adalah

dan terutama dalam bidang kedokteran dan medis. pembentukan nuklida dari nukleon-nukleonnya.

8. Penentuan umur radiokarbon menggunakan nisbah 3. Pada nukleosintesis terjadi kehilangan massa. Menurut

14 C

Einstein, energi yang hilang dalam nukleosintesis

untuk menentukan objek yang mengandung

C karbon dari sumber yang hidup.

setara dengan perubahan massa atau D E= D mc 2 12

4. Massa yang hilang dalam nukleosintesis diubah 9. Fusi inti adalah proses penggabungan dua inti ringan menjadi energi ikat inti. Energi ikat inti adalah energi membentuk inti lebih berat dan lebih stabil. Fisi inti yang diperlukan untuk mengikat nukelon-nukleon adalah pemecahan inti berat menjadi dua inti yang di dalam inti agar tidak terurai. lebih ringan. Adapun reaktor nuklir menerapkan fisi 5. Jenis peluruhan radioaktif dapat berupa partikel alfa,

terkendali.

beta, positron, atau sinar gamma.

Mudah dan Akt if Belajar Kim ia unt uk Kelas XII

Peta Konsep

Fusi

Inti atom

reaksi yang

terjadi

terdiri atas

Fisi

Stabil

Tidak stabil

bersifat

Radioaktif

untuk mencapai kestabilan terjadi

Peluruhan

berlaku Hukum Kekekalan

jenis peluruhan

Energi Momentum

Massa

Muatan

Alfa ( a )

Beta ( b )

Positron (e + ) Gamma ( g )

Dokumen yang terkait

ANALISIS KOMUNIKASI, KOMPENSASI FINANSIAL DAN NON FINANSIAL TERHADAP KEPUASAN KERJA DENGAN DUKUNGAN SOSIAL SEBAGAI VARIABEL MODERATING PADA BADAN PUSAT STATISTIK JEMBER

0 48 17

STUDI PENJADWALAN DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) PADA PROYEK PEMBANGUNAN PUSAT PERDAGANGAN CIREBON RAYA (PPCR) CIREBON – JAWA BARAT

34 235 1

EVALUASI KAPASITAS LAHAN PARKIR DI PUSAT PERBELANJAAN KOTA BANJARMASIN (Studi Kasus pada Jl. Pangeran Samudera Banjarmasin)

0 42 1

ANALISIS TEORI ANTRIAN PADA LOKET PEMBAYARAN PUSAT PERBELANJAAN (KASIR) CARREFOUR JEMBER, JL. HAYAM WURUK JEMBER

0 24 5

HUBUNGAN ANTARA KINERJA TUTOR DENGAN MOTIVASI BELAJAR WARGA BELAJAR KEJAR PAKET B DI PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT (PKBM) BAYUANGGA KECAMATAN KADEMANGAN KOTA PROBOLINGGO TAHUN AJARAN 2010/2011

0 26 16

HUBUNGAN ANTARA KINERJA TUTOR DENGAN MOTIVASI BELAJAR WARGA BELAJAR KEJAR PAKET B DI PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT (PKBM) BAYUANGGA KECAMATAN KADEMANGAN KOTA PROBOLINGGO TAHUN AJARAN 2010/2011

0 29 16

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TPS UNTUK MENINGKATKAN SIKAP KERJASAMA DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV B DI SDN 11 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014

6 73 58

PENERAPAN METODE ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV DAUD PADA PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU SD MUHAMMADIYAH METRO PUSAT

1 11 74

TINJAUAN GEOGRAFIS PERUMAHAN PRASANTI GARDEN DI KELURAHAN METRO KECAMATAN METRO PUSAT KOTA METRO TAHUN 2013

26 107 62

PENERAPAN MODEL PROBLEM POSING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF DAN HASIL BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK SISWA KELAS IV C SDN 11 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 32 244