Kesesuaian kompetensi berdasarkan Pengalaman Kerja

Kesesuaian kompetensi berdasarkan Pengalaman Kerja

Seperti telah dikemukakan sebelumnya bahwa melalui pengamatan terhadap iklan lowongan dari berbagai media cetak (surat kabar), maupun electronik (website), mayoritas lowongan pekerjaan diperuntukkan bagi para pekerja yang memiliki pengalaman kerja. Dalam teori human capital disebutkan bahwa selain pendidikan dan pelatihan, pengalaman kerja turut menentukan produktivitas pekerja. Oleh karenanya, dalam tulisan ini perlu dipelajari seberapa jauh pengalaman kerja terkait dengan kesesuaian antara pekerjaan dan latar belakang pendidikan. Pengalaman kerja itu sendiri dapat dilihat baik melalui waktu/lama kerja di perusahaan yang sama, maupun pengalaman dari bekerja di perusahaan lain sebelumnya. Sebelumnya, berharga untuk mengetahui sejauhmana waktu tunggu yang diperlukan responden dalam mendapatkan pekerjaan pertama kali setelah mereka menyelesaikan sekolah.

Hasil penelitian World Bank yang telah disebutkan sebelumnya menunjukkan bahwa untuk semua jenis pekerjaan jumlah pelamar selalu lebih besar daripada lowongan yang tersedia. Walaupun semua posisi akhirnya terisi dan membutuhkan waktu sekitar 2-6 minggu, namun masih ada kesenjangan antara pelamar dan pelamar yang berkualitas. Dari hasil survei tersebut, diungkapkan bahwa 40% employer menyebutkan sulitnya menemukan tenaga kerja dengan kemampuan yang cocok untuk posisi direktur dan manajemen, 25- 30% untuk posisi profesional dan tenaga produksi terampil.

Endang S Soesilowati

Tabel 4.3 Perbandingan Persentase Responden Match dan Mismatch berdasarkan Waktu tunggu mendapatkan pekerjaan

gg pertama p p j p

Waktu tunggu

Jenis Pekerjaan Sesuai dengan

mendapatkan kerja

Latar Belakang Pendidikan

pertama

Total (N)

Ya (match)

Tidak (mismatch)

3 - 6 bulan

7 - 11 bulan

3 - 6 bulan

7 - 11 bulan

14.55% 8 Sumber: Diolah dari data primer Tim peneliti P2E 2009

Dari Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa nampaknya waktu tunggu untuk mendapatkan pekerjaan pertama sejak mereka lulus dari sekolahnya tidak terlalu mempengaruhi match dan mismatch antara pendidikan dan pekerjaan. Untuk seluruh masa tunggu, baik bagi responden pekerja laki-laki maupun perempuan paling tidak dua pertiga dari mereka adalah pekerja yang menyatakan kesesuaian kompetensi (match), kecuali bagi responden pekerja perempuan yang memiliki waktu tunggu untuk mendapatkan pekerjaan pertama mereka hingga lebih dari 12 bulan (satu tahun), justru lebih banyak yang menyatakan mismatch.

Sementara itu, waktu tunggu untuk memperoleh pekerjaan yang menurut mereka sesuai dengan yang mereka inginkan mernunjukkan kecenderungan yang sama, bahwa hampir tidak ada perbedaan bagi mereka yang match dengan yang mismatch antara latar belakang pendidikan dengan jenis pekerjaannya (lihat Tabel 4.4). Kecuali untuk responden pekerja laki-laki yang menyatakan harus

Tingkat Kesesuaian Kompetensi Pendidikan Dengan Bidang Pekerjaan Pada Dunia Industri

menunggu pekerjaan yang sesuai dengan yang mereka inginkan sampai lebih dari 10 tahun, tiga dari sembilan orang termasuk pada kelompok yang match. Hal yang menarik dari tabel 4-4, ternyata bagi responden pekerja perempuan menunjukkan kecenderungan bahwa lebih banyak persentase perempuan yang membutuhkan waktu lebih lama untuk mendapatkan pekerjaan yang sesuai dan juga nampaknya lebih lama menunggu pekerjaan yang sesuai, lebih banyak yang menyatakan match.

Tabel 4.4 Perbandingan Persentase Responden match dan tidak

match berdasarkan Waktu Tunggu Mendapatkan Pekerjaan yang Sesuai

Waktu tunggu

Jenis Pekerjaan Sesuai dengan

mendapatkan

Latar Belakang Pendidikan

pekerjaan yang sesuai dengan keinginan

Ya (match)

Tidak (mismatch)

1 - 5 Tahun

6 - 10 Tahun

Belum sampai

Laki-laki sekarang 33.33% 66.67% 11.25% 9 < 1 Tahun

1 - 5 Tahun

6 - 10 Tahun

Belum sampai

Perempuan sekarang 73.33% 26.67% 29.41% 15

Sumber: Diolah dari data primer Tim peneliti P2E 2009

Sekarang kita lihat sejauhmana kesesuaian jenis pekerjaan responden dengan latar belakang pendidikan yang dimiliki berhubungan dengan pengalaman kerja yang diperoleh dari perusahaan dimana kini mereka bekerja, melalui lama kerja di perusahaan yang bersangkutan.

Endang S Soesilowati

Gambar 4.3 Perbandingan Persentase Kesesuaian pekerjaan Responden

dengan latar belakang pendidikan berdasarkan lama kerja Sumber: Diolah dari data primer Tim peneliti P2E 2009

Ternyata, lamanya bekerja di perusahaan yang sama tidak berkaitan dengan kesesuaian antara pekerjaan dengan latar belakang pendidikan, oleh karena dari gambar 4-3 nampak bahwa untuk semua kelompok lama pekerjaan didominasi oleh kelompok yang bekerja di perusahaan yang bersangkutan selama kurang dari 4 tahun. Walaupun ada kecenderungan bahwa bagi pekerja yang lebih lama, ternyata juga lebih banyak yang menyatakan match, namun terdapat sedikit perbedaan antara responden pekerja laki-laki dan perempuan. Bila untuk pekerja perempuan, semakin lama bekerja di perusahaan tersebut, semakin sedikit jumlah pekerja perempuan yang mismatch, ternyata kecenderungan lama kerja ini tidak berlaku searah bagi kelompok kerja lainnya, baik itu kelompok pekerja perempuan yang match maupun kelompok pekerja laki-laki yang match dan mismatch. Di sisi lain, lebih sedikit kelompok pekerja perempuan yang match telah bekerja di perusahaan tersebut dalam waktu yang lebih panjang, sementara kelompok pekerja laki-laki yang match menunjukkan proporsi yang sedikit lebih banyak telah bekerja di perusahaan bersangkutan selama lebih dari 14 tahun, dibandingkan

Tingkat Kesesuaian Kompetensi Pendidikan Dengan Bidang Pekerjaan Pada Dunia Industri

dengan pekerja laki-laki dengan pengalaman kerja 4-8 tahun, dan tidak ada seorang pun pekerja laki-laki di kelompok yang mismatch telah bekerja lebih dari 14 tahun.

Pertanyaan selanjutnya, sejauhmana pengalaman kerja berkaitan dengan tingkat kesesuaian pekerjaan responden dengan latar belakang pendidikan yang dimilikinya, melalui pernyataan terhadap pengalaman bekerja di tempat (perusahaan) lain. Tabel 4-5 menunjukkan bahwa nampaknya pernah bekerja di tempat lain, tidak mempunyai hubungan dengan kesesuaian pekerjaan, oleh karena baik kelompok responden yang menyatakan adanya kesesuaian (match) antara pekerjaan dengan latar belakang pendidikan, maupun yang mismatch didominasi oleh mereka yang tidak pernah bekerja di tempat lain sebelumnya. Namun demikian, untuk kelompok yang pernah bekerja di tempat lain sebanyak 2-3 kali, lebih banyak dinyatakan oleh kelompok pekerja yang mismatch ketimbang yang match. Hal ini mengindikasikan bahwa oleh karena tidak/kurang sesuainya latar belakang pendidikan dengan pekerjaan, maka seorang pekerja akan lebih sering bertukar pekerjaan. Hal ini paling tidak mendukung temuan-temuan penelitian yang menunjukkan bahwa mismatch akan mempengaruhi tingkat turn over pekerja, seperti dikemukakan oleh Hersch, (1991) dikutip dari Farooq et.al. (2009).

Tabel 4.5 Perbandingan Persentase Responden match dan mismatch

g berdasarkan Pengalaman kerja di tempat lain j p

Jenis Pekerjaan Sesuai dengan Latar Belakang Pendidikan Ya (match)

Tidak (mismatch) N

Pernah bekerja ditempat lain

Ya 1 kali

Sumber: Diolah dari data primer Tim peneliti P2E 2009

Endang S Soesilowati

Sangat menarik ketika selanjutnya ditelusuri apa yang menjadi alasan pindah pekerjaan bagi responden yang sebelumnya pernah bekerja di tempat lain. Ternyata, baik kelompok match maupun mismatch terutama karena alasan pendapatan/gaji yang kurang memuaskan diikuti oleh kurangnya tantangan yang dirasakan oleh responden di tempat kerja sebelumnya, dengan persentasi berturut-turut 40 % dan 20% bagi kelompok match dan 47% dan 19% bagi kelompok yang mismatch. Walaupun alasan gaji hanya merupakan daya tarik bagi minoritas responden untuk mengajukan lamaran pekerjaan (lihat uraian di Bab sebelumnya buku ini), namun ternyata gaji memberikan peranan yang paling besar bagi responden untuk pindah kerja. Untuk itu keterkaitan antara kesesuaian kompetensi dengan kompensasi (termasuk gaji) penting untuk ditelusuri lebih lanjut.