Sarana Prasarana

4.4 Sarana Prasarana

Di wilayah Desa Kemiren beberapa sarana dan prasarana yang menjadi penunjang utama pengembangan dan pembangunan desa terbagi dalam 10 sarana dan prasarana pokok yang meliputi transportasi, komunikasi dan informasi, sanitasi dan air bersih, kebersihan, peribadatan, olah raga, kesehatan, pendidikan, energi dan penerangan serta hiburan dan wisata

Kondisi sarana dan prasarana transportasi di Desa Kemiren yang berupa jalan relatif cukup baik. Jalan utama sepanjang 3 km yang menghubungkan desa ini dengan kota Banyuwangi berupa jalan aspal hotmix, sedangkan jalan-jalan kecil atau gang yang menjadi akses penghubung antar pemukiman penduduk sebagian besar berupa jalan paving dan semen dalam kondisi yang cukup baik, meskipun terdapat kerusakan ringan di beberapa bagian. Pada akhir bulan Juli tahun 2013 dilakukan perbaikan jalan utama.

Hingga laporan ini dibuat, sedang dilakukan pembuatan saluran air (gorong-gorong) di sepanjang jalan utama desa untuk memperlancar aliran air pada saat hujan.

Jalan bagi masyarakat Kemiren tidak hanya berfungsi sebagai akses mobilitas masyarakat, namun juga memiliki fungsi kultural. Beberapa ritual adat, seperti Ider Bumi dan Tumpeng Sewu , menggunakan jalan sebagai panggung dan latar utama kegiatan tersebut.

Gambar 8. Tampak gambar atas memperlihatkan kondisi jalan utama di Desa Kemiren. Gambar bawah menggambarkan kondisi jalan kecil atau gang di wilayah pemukiman (Sumber gambar: dok. pribadi 2013)

Sementara itu, sarana transportasi umum di Desa Kemiren bisa dikatakan tidak ada. Dahulu angkutan umum yang biasa digunakan untuk mobilitas masyarakat Kemiren ke luar wilayahnya hanya berupa mobil pick up yang sebenarnya bukan sebagai transportasi angkutan manusia. Pick up itu hanya sampai di Sasak Perot, sebagai tempat pemberhentian terakhir, yang letaknya sekitar 2 km ke arah timur dari Kemiren. Dari

Sasak Perot ini orang Kemiren kemudian bisa memilih angkutan umum berupa colt yang biasa disebut oleh masyarakat sebagai lin untuk menuju wilayah lain di seputar

kota Banyuwangi. Demikian sebaliknya, jika masyarakat Kemiren kembali ke desanya, mereka akan menggunakan sarana transportasi seperti itu lagi. Namun demikian, kini keberadaan transportasi umum di Kemiren sudah jarang ditemui atau bahkan tidak ada. Kepemilikan sepeda motor yang meluas di hampir semua warga Kemiren menjadikan angkutan umum tak lagi mendapatkan tempat sebagai sarana penunjang mobilitas masyarakat.

Dalam hal sarana dan prasarana komunikasi dan informasi di Kemiren tercatat ada 1065 unit televisi yang dimiliki oleh penduduk. Jika dibandingkan dengan jumlah kepala keluarga yang berjumlah 1033 maka bisa disimpulkan bahwa semua keluarga di Kemiren memiliki pesawat televisi. Jumlah pengguna jaringan Telkom tercatat ada 570 orang. Meskipun demikian, di desa ini tidak terdapat telepon umum. Warung internet (warnet) di Kemiren tercatat hanya ada satu buah.

Gambar 9. Satu-satunya warung internet (warnet) yang ada di Desa Kemiren yang terletak di pinggir jalan utama desa. (Sumber gambar: dok. pribadi 2013)

Kebutuhan akan air bersih bagi penduduk Kemiren dipenuhi dengan keberadaan

25 mata air yang tersebar di seluruh desa. Selain itu terdapat pula sebuah sumur bor dan

57 unit sumur gali. Dengan adanya sekitar 89 unit prasarana yang memenuhi kebutuhan 57 unit sumur gali. Dengan adanya sekitar 89 unit prasarana yang memenuhi kebutuhan

Sementara itu dalam hal sanitasi, masyarakat Kemiren secara umum kurang memiliki kesadaran akan pentingnya sanitasi lingkungan yang baik. Dari 1033 Kepala Keluarga yang ada di Kemiren, hanya terdapat 405 Kepala Keluarga yang memiliki jamban keluarga, sementara jumlah fasilitas MCK umum sebanyak 12 buah. Penggunaan sumber mata air dan sungai untuk kebutuhan MCK bagi warga Kemiren masih jamak dilakukan. Saat ini di Kemiren juga telah selesai dibangun 6 buah toilet berstandar internasional, atas bantuan pemerintah daerah, di rumah-rumah penduduk yang sering dijadikan homestay bagi para wisatawan. Pembangunan toilet tersebut dilakukan dalam upaya meningkatkan pelayanan terhadap wisatawan yang menginap di rumah-rumah penduduk.

Gambar 10. Tampak toilet berstandar internasional yang ada di salah satu rumah penduduk di Desa Kemiren. (Sumber gambar: dok. pribadi 2013)

Berkaitan dengan sanitasi lingkungan adalah persoalan kebersihan. Di desa Kemiren terdapat 60 unit tong sampah yang tersebar di suluruh desa. Pola pembuangan sampah, sebagaimana lazimnya di pedesaan, adalah dengan cara dikubur di dalam tanah. Untuk menjaga kebersihan lingkungan, masyarakat Kemiren terbiasa dengan kegiatan kerja bakti yang diadakan secara berkala.

Dalam hal sarana peribadatan, karena masyarakat Kemiren hampir seratus persen beragama Islam, maka masjid dan mushola adalah satu-satunya sarana peribadatan yang ada di sana. Terdapat sebuah masjid di Kemiren yang letaknya di bagian tengah desa dan

10 mushola yang tersebar di seluruh desa. Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan olah raga, terdapat 5 buah prasarana olahraga di desa ini, yang meliputi 1 lapangan bulutangkis, 2 meja pingpong dan 2 lapangan bola voli. Sementara untuk fasilitas kesehatan, terdapat 1 puskesmas pembantu, 1 tempat praktek dokter dan 1 rumah bersalin. Sarana kesehatan yang meliputi tenaga medis, tenaga paramedis dan tenaga kesehatan terlatih juga terdapat di Kemiren. Terdapat satu orang dokter umum, satu orang bidan dan satu orang dukun bersalin serta 20 orang kader kesehatan.

Prasarana dan sarana pendidikan yang ada di Kemiren meliputi 1 gedung Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), 1 gedung TK, 2 gedung SD dan 1 perpustakaan desa. PAUD Sayu Wiwit rata-rata menampung sekitar 20 anak, TK Kartini menampung

50 anak, sedangkan SD 1 dan SD 2 Kemiren masing-masing mampu menampung 60-80 peserta didik. Perpustakaan Desa Kemiren sendiri menempati salah satu ruang yang ada di Kantor Desa Kemiren.

Kebutuhan terhadap prasarana energi dan penerangan di desa Kemiren, salah satunya, telah dipenuhi dengan adanya listrik PLN. Jumlah kepala keluarga yang tercatat sebagai pengguna listrik PLN di Kemiren tercatat 735 KK.

Prasarana penting lainnya yang ada di Kemiren adalah prasarana hiburan dan wisata. Di Kemiren terdapat 1 buah obyek wisata buatan berupa Anjungan Wisata Using atau yang lebih dikenal luas dengan nama WO (Wisata Osing). Anjungan Wisata Osing ini diresmikan tahun 1995 dengan tujuan utama sebagai miniatur kebudayaan masyarakat Using. Di dalam areal wisata ini terdapat kolam renang yang airnya bersumber dari salah satu mata air yang ada di Kemiren. Terdapat 5 buah wisma di anjungan wisata ini sebagai tempat menginap para wisatawan. Selain menggunakan wisma di anjungan wisata tersebut, para wisatawan bisa juga menginap di homestay yang notabene adalah rumah-rumah penduduk. Dengan menginap di homestay, yang Prasarana penting lainnya yang ada di Kemiren adalah prasarana hiburan dan wisata. Di Kemiren terdapat 1 buah obyek wisata buatan berupa Anjungan Wisata Using atau yang lebih dikenal luas dengan nama WO (Wisata Osing). Anjungan Wisata Osing ini diresmikan tahun 1995 dengan tujuan utama sebagai miniatur kebudayaan masyarakat Using. Di dalam areal wisata ini terdapat kolam renang yang airnya bersumber dari salah satu mata air yang ada di Kemiren. Terdapat 5 buah wisma di anjungan wisata ini sebagai tempat menginap para wisatawan. Selain menggunakan wisma di anjungan wisata tersebut, para wisatawan bisa juga menginap di homestay yang notabene adalah rumah-rumah penduduk. Dengan menginap di homestay, yang

Gambar 11. Anjungan Wisata Using yang diresmikan penggunaannya sejak tahun 1995. (Sumber gambar: dok. pribadi 2013)

Dokumen yang terkait

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65