Lingkungan Eksternal

5.3.2 Lingkungan Eksternal

Di dalam lingkungan eksternal terdapat dua faktor penting yang berpengaruh, yaitu faktor-faktor yang berkaitan dengan peluang dan faktor-faktor yang berkaitan dengan ancaman atau tantangan.

Pertama , faktor Peluang.

1. Dukungan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi untuk pengembangan wisata.

Pemerintah Daerah Kabupaten Banyuwangi sangat mendorong pengembangan pariwisata karena pariwisata merupakan salah satu potensi unggulan dan basis pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Banyuwangi. Oleh karena itu, pengembangan pariwisata menjadi salah satu prioritas unggulan pembangunan daerah yang tertuang dalam RPJMD Kabupaten Banyuwangi tahun 2010-2015. Pengembangan desa-desa wisata di Kabupaten

Banyuwangi juga terus dilakukan oleh Pemerintah Daerah yang bertujuan

untuk memperkuat program pembangunan di wilayah pedesaan berbasis partisipasi masyarakat.

2. Berkembangnya teknologi informasi sebagai media untuk memasarkan program-program wisata di Kemiren.

Perkembangan teknologi informasi merupakan peluang yang bisa dimanfaatkan sebagai sarana penyebaran informasi dan promosi produk/ program wisata. Dengan adanya internet, akses informasi kepada calon wisatawan bisa lebih cepat tersampaikan.

3. Lokasi desa Kemiren yang berdekatan dengan wilayah/desa lain yang mempunyai potensi wisata.

Kedekatan lokasi wisata satu dengan lainnya merupakan faktor yang sangat menguntungkan karena memudahkan wisatawan untuk berkunjung ke beberapa lokasi wisata dalam satu waktu tertentu. Hal ini juga memungkinkan terjalinnya kerjasama antar pengelola wisata satu dengan lainnya untuk meningkatkan kunjungan dan layanan kepada wisatawan.

Lokasi Kemiren berdekatan dengan beberapa tempat wisata lain seperti Wisata Pemandian Taman Suruh dan Perkebunan Kalibendo.

4. Kecenderungan perubahan tren dalam berpariwisata.

Perubahan tren berpariwisata dalam beberapa dekade telah menumbuhkan kesadaran para wisatawan akan pentingnya pengembangan pariwisata berkelanjutan ( sustainable tourism ) yang mendukung pelestarian lingkungan dan budaya masyarakat lokal. Model pariwisata masal perlahan mulai berubah menjadi free independent traveler (wisatawan perorangan) dan wisatawan dalam kelompok-kelompok kecil.

5. Keberadaan Perguruan Tinggi dengan dengan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat sebagai mitra masyarakat dan pemerintah.

Keberadaan perguruan tinggi di Banyuwangi dan sekitarnya merupakan peluang yang bisa dimanfaatkan masyarakat Kemiren dalam bermitra untuk pengembangan program pariwisata. Hal ini penting dilakukan karena perguruan tinggi memiliki sumberdaya manusia, kapasitas keilmuan yang memadai serta jaringan luas yang memungkinkan membantu menyelesaikan masalah-masalah dalam pengembangan pariwisata di Kemiren.

6. Keberadaan lembaga-lembaga donor yang peduli terhadap pelestarian seni, tradisi dan budaya.

Keberadaan lembaga-lembaga donor cukup penting untuk ikut dalam pengembangan pariwisata di Kemiren. Dengan adanya kebudayaan Using yang khas di Kemiren maka masyarakat kemiren sebenarnya memiliki peluang untuk bekerjasama dengan berbagai lembaga donor yang berhubungan dengan pelestarian dan apresiasi seni, tradisi dan budaya masyarakat lokal.

Kedua faktor Ancaman

1. Kecemburuan antar desa yang berhubungan dengan pengembangan wisata.

Pengembangan sebuah desa wisata bisa berdampak menimbulkan kecemburuan dari desa lain. Hal ini perlu diantisipasi agar tidak menjadi masalah yang bisa menghambat program pengembangan desa wisata.

2. Sarana transportasi (menuju) desa yang tidak memadai.

Transportasi merupakan sarana pokok untuk mobilitas wisatawan. Sarana transportasi yang tidak memadai membuat mobilitas wisatawan terhambat dan mengurangi sisi kenyamanan wisatawan. Salah satu kendala bagi pengembangan pariwisata di Kemiren adalah tidak adanya sarana transportasi umum yang melintasi desa tersebut. Untuk itu perlu upaya-upaya pengadaan transportasi ke desa Kemiren sebagai penunjang penting pengembangan pariwisata.

3. Tingginya pembiayaan dalam penyelenggaraan kegiatan wisata yang dirasakan memberatkan oleh masyarakat.

Meskipun secara umum masyarakat Kemiren memiliki partisipasi yang tinggi dalam penyelenggaraan tradisi yang telah menjadi kegiatan wisata seperti Ider Bumi dan Tumpeng Sewu, namun mulai ada keluhan tentang biaya tinggi penyelenggaran kegiatan tersebut yang ditanggung oleh masyarakat. Hal ini perlu diantisipasi dengan membuat manajemen yang baik atas penyelenggaraan acara tradisi yang menjadi kegiatan wisata sehingga meminimalkan pembiayaan dari masyarakat setempat.

Dari analisis SWOT di atas bisa dirumuskan faktor pendukung dan faktor penghambat dalam pengembangan pariwisata di Kemiren. Faktor pendukung merupakan gabungan dari kekuatan dan peluang, sedangkan faktor penghambat merupakan gabungan dari kelemahan dan ancaman. Berikut ini adalah tabel faktor pendukung dan faktor penghambat dalam pengembangan pariwisata di Kemiren.

FAKTOR PENDUKUNG FAKTOR PENGHAMBAT

1. Sebagian besar masyarakat Kemiren merupakan 1. Koordinasi yang belum berjalan baik penduduk asli dan memiliki hubungan kekerabatan.

manajemen/pengelolaan 2. Posisisi strategis Desa Kemiren yang menjadi jalur

dalam

kegiatan wisata di antara para penghubung antara kawasan wisata Kawah Ijen

stakeholders .

dengan Wisata Pemandian Tamansuruh dan 2. Tidak tersedianya art shop/souvenir Perkebunan Kalibendo serta letak Kemiren yang

shop sebagai tempat memasarkan hanya 5 km dari pusat kota Banyuwangi.

Dokumen yang terkait

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65