Anjungan Wisata Using dan Kolam Renang

1.1.5 Anjungan Wisata Using dan Kolam Renang

Anjungan Wisata Using atau biasa dikenal dengan WO atau DWO merupakan obyek wisata buatan yang ada di Kemiren. Tempat wisata seluas 2,5 hektar tersebut mulai direalisasikan pembangunannya pada tahun 1995. Di tempat ini dibangun fasilitas wisata seperti kolam renang, tempat bermain, miniatur rumah-rumah Using, museum modern yang menyajikan perlengkapan dan pernik budaya Using, serta pendopo atau ruang pertunjukan. Selain itu, fasilitas akomodasi juga tersedia di dalam anjungan berupa 7 kamar dengan tarif @ Rp 95.000,00 per malam bagi pengunjung yang ingin menginap dan merasakan suasana desa Kemiren.

Pembangunan anjungan wisata yang menjadi aset Pemda Kabupaten Banyuwangi ini dimaksudkan sebagai tempat untuk menyajikan miniatur kebudayaan Using - yang menampilkan segala jenis seni, budaya, tradisi, rumah adat dan kerajinan khas Using – dengan tujuan untuk memperkuat dan menunjang keberadaan Desa Wisata Using Kemiren, namun ternyata dari hasil wawancara dengan para informan kunci didapatkan informasi bahwa WO sekarang telah mengalami alih fungsi dan hingga 19 tahun ke depan hak pengelolaannya masih berada di pihak pengembang swasta.

Pada tahun-tahun awal peresmiannya, fungsi WO masih berjalan baik sebagaimana diniatkan dan melibatkan beberapa warga dalam berbagai urusan seperti yang disampaikan oleh Pak Uripno:

Hapan anjungan kulo hang ngelola sengen.Duduono anune tah-tanda pengenale Mage dicekel pariwisata, Pak Urip bidang pagelaran tahun 95 lerene tahun ..lali wis.pokoke setelah dikontrak pihak swasta. Sebelumnya semua bidang dipegang orang Kemiren. Berjalan sekitar gangsal tahunan. Latihan setiap minggu teng wisata. Dadi kulo rangkep mpun teng mriki nggih latihan teng mriko nggih. Pokoke selalu ada kegiatan. Satu bulan sekali tampil. Latihan rutin per minggu. Hang nonton terserah mpun digratisaken. Waktu itu waduh sepi. Ramene kan didelei kolam renang. Sampek sak niki.

(Kalau anjungan saya yang ngelola-lalu Pak Uripno meminta tolong istrinya mengambilkan tanda pengenal pada saat dia menjadi pengelola pagelaran di WO dan menunjukkannya pada kami-Waktu masih dipegang oleh Disbudpar, Pak Urip memegang bagian pagelaran sejak tahun 95 hingga tahun…wah sudah lupa. Pokoknya setelah dipegang swasta. Sebelumnya semua bidang dipegang orang Kemiren. Berjalan sekitar 5 tahunan. Latihan setiap minggu di WO... jadi saya rangkap di sini latihan -di sanggar tarinya- di WO juga latihan. Sebulan sekali tampil di WO. Latihan rutin tiap minggu. Yang nonton terserah sudah karena digratiskan.

Waktu itu waduh sepi penonton. Ramenya WO itu kan sejak adanya kolam renang. Hingga saat ini) (Uripno, wawancara 4 Juni 2013)

Setelah tidak mempunyai agenda pertunjukan seni secara rutin, saat ini kolam renanglah yang menjadi daya tarik utama WO. Pada saat peneliti meninjau ke lokasi pada suatu hari minggu pagi di bulan Mei, hanya ada kurang dari sepuluh orang pengunjung yang sedang beraktifitas di kolam renang. Ketika hari beranjak siang, pertambahan jumlah pengunjung juga tidak signifikan. Pemandangan WO dari arah depan memang tidak menunjukkan kondisi yang memprihatinkan, tapi begitu masuk ke dalam nampak sekali bahwa kondisi WO tidak terawat baik. Sampah terserak di banyak tempat. Unit-unit kamar tempat tamu menginap yang ditempatkan di bagian utara juga sepertinya lama tidak difungsikan. Pemandangan yang paling tidak sedap di mata adalah di samping ruang pertunjukan utama: tempat sampah yang sarat isi tumpah. Sepertinya sampah tersebut bukan sampah baru, tapi sudah menginap beberapa hari. Jika kondisi WO ini dibiarkan begitu saja, maka dikhawatirkan aset pemerintah daerah ini akan terbengkalai dan sia-sia.

Gambar 39. Anjungan Wisata Using (Sumber gambar: Dok. pribadi, 2013)

Selain potensi dan daya tarik wisata yang tersebut di atas, masih terdapat beberapa potensi dan daya tarik wisata yang dimiliki oleh desa Kemiren, yaitu museum dan kuliner tradisional.

Di Kemiren terdapat sebuah museum benda-benda kuno dan barang antik khas masyarakat Using Kemiren; misalnya singkal, kalung sapi, lemari, lampu gantung, dipan dan pernik-pernik hiasan antik lainnya. Jauh dari penampakannya dari luar, ternyata museum ini telah ramai dikunjungi orang, mulai dari pelajar, mahasiswa, peneliti, budayawan, para pemerhati budaya, pejabat, penyanyi dan para pekerja media dengan berbagai keperluannya yang berbeda. Museum yang sangat sederhana ini sebenarnya merupakan bangunan rumah seorang warga, Pak Sahe, yang difungsikan sebagai tempat menyimpan barang-barang kuno peninggalan Mbah Katri, orangtua dari Jonah (istri Pak Sahe).

Gambar 40. Pak Sahe di dalam rumahnya yang difungsikan sebagai museum benda-benda kuno. (Sumber gambar: Dok. pribadi, 2013)

Peletakan benda-benda antik yang ada di museum ini dilakukan secara ala kadarnya. Pengelolaan museum yang dilakukan secara perorangan oleh anggota keluarga Pak Sahe tersebut menjadi salah satu penyebab kondisi museum ini tidak cukup representatif untuk dikunjungi. Meskipun secara fisik kondisi barang-barang yang ada di tempat ini masih cukup baik dan jumlahnya cukup banyak, namun tidak ada data tertulis yang bisa diakses pengunjung berkaitan dengan sejarah dan fungsi benda-benda tersebut. Perhatian dari berbagai pihak yang berkepentingan terhadap keberadaan museum yang ada di Kemiren ini sangatlah dibutuhkan demi menjamin warisan kebudayaan masyarakat Using Kemiren.

Salah satu potensi sumber daya wisata yang penting untuk dikembangkan adalah kuliner tradisional. Cukup banyak ragam kuliner khas Kemiren, di antaranya yaitu tumpeng-pecel pitik, uyah asem lucu, tape buntut dan apem mbleg. Tumpeng dengan lauk ayam bisa ditemukan di banyak tempat, namun yang dimasak khusus dengan bumbu khas Kemiren hanya bisa ditemukan di sini. Sayur asem juga mudah ditemukan di mana-mana, tetapi walaupun rasanya sama-sama asam, jenis masakan berkuah yang satu ini dimasak dengan bumbu yang berbeda dari sayur asem pada umumnya. Lagipula yang tidak bisa ditemukan pada sayur asem di tempat lain adalah irisan lucu, batang muda sejenis umbi yang mirip lengkuas. Tape buntut adalah tape ketan yang dibungkus dengn daun kemiri sehingga seperti memiliki ekor (buntut). Biasanya jajanan ini dimakan bersama dengan ketan rokok, yaitu ketan kukus yang dibentuk persegi (sejenis jadah kalau di Yogyakarta). Selanjutnya adalah apem mbleg. Apem yang satu ini kalau rasanya sama dengan apem-apem yang lain, tetapi yang tidak biasa adalah ukurannya dan bentuknya yang tidak estetis sama sekali. Apem yang berasa manis karena gula jawa ini dicetak di atas takir daun pisang yang besar dengan berdiameter kira-kira 15-20cm.

Dokumen yang terkait

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65