Peran dan Keterlibatan Pemerintah
1.2.1 Peran dan Keterlibatan Pemerintah
Pemerintah sebagai bagian dari pembuat kebijakan memiliki peranan besar dalam penyelenggaraan pembangunan, termasuk dalam bidang kepariwisataan. Bersama-sama dengan stakeholders lain yaitu pihak swasta dan masyarakat, mereka memiliki peran yang sama-sama penting dan saling ketergantungan antara satu dengan lainnya. Khusus mengenai peran dan tanggung jawab pemerintah, Pitana (2009: 114) mengungkapkan bahwa peran dan tanggung jawab pemerintah dalam implementasi kebijakan pariwisata mencakup beberapa hal seperti: pembangunan dan pengembangan infrastruktur, aktifitas pemasaran dan promosi, peningkatan kualitas budaya dan lingkungan serta pengembangan sumber daya manusia.
Pariwisata merupakan prioritas unggulan pembangunan daerah Banyuwangi bersama dengan sektor pertanian dan UMKM sebagaimana tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Banyuwangi tahun 2010- 2015. Penjabaran RPJMD tersebut adalah berupa visi Pembangunan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi yang termuat dalam Renstra SKPD Pariwisata, yaitu Mewujudkan Banyuwangi sebagai Daerah Tujuan Wisata Nasional yang Berbasis Kebudayaan dan Potensi Alam serta Lingkungan .
Untuk meletakkan dasar bagi penyusunan program pembangunan daerah sektor pariwisata dan bagi penyusunan rencana pengembangan objek wisata secara lebih mendetil (komprehensif, terpadu dan berkesinambungan), Pemerintah Daerah Banyuwangi telah menerbitkan Peraturan Daerah nomor 13 tahun 2012 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten (RIPKK) Banyuwangi.
Selain itu Pemerintah Daerah Kabupaten Banyuwangi juga menerbitkan Peraturan Daerah nomor 08 tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Banyuwangi tahun 2012-2032 yang pada pasal 64 mengatur tentang kawasan Peruntukan Pariwisata. Seluruh kebijakan pemerintah daerah yang berhubungan dengan pariwisata tersebut menjadi arah dan pedoman dalam pembangunan dan pengembangan sektor kepariwisataan di Banyuwangi.
Desa Kemiren sejak tahun 1995 telah ditetapkan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur menjadi kawasan wisata desa adat Using. Dalam Peraturan Daerah Kabupaten
Banyuwangi nomor 08 tahun 2012 pasal 64, Kemiren secara khusus juga telah ditetapkan sebagai kawasan peruntukan pariwisata kategori daya tarik wisata budaya sebagai desa wisata Using.
Meskipun penetapan kawasan peruntukan pariwisata desa wisata Using ini telah diatur oleh pemerintah daerah, namun di tingkat pemerintahan desa Kemiren belum ada peraturan desa yang khusus mengatur masalah pariwisata desa atau desa wisata. Kebutuhan akan peraturan desa tentang pariwisata ini penting untuk segera diwujudkan demi mengatur pelaksanaan program-program dan kegiatan wisata di Kemiren. Dengan keberadaan peraturan desa tentang pariwisata ini maka perencanaan wisata akan bisa disusun dengan lebih baik dan keterlibatan stakeholders akan lebih jelas dan terjamin. Selain itu mendesaknya pembuatan peraturan desa tentang pariwisata ini juga terkait dengan konservasi kekayaan adat (tradisi, seni dan budaya Using) di Kemiren yang menjadi salah satu prinsip dalam pariwisata berkelanjutan. Sebagai contoh, keberadaan rumah adat Using yang semakin lama semakin berkurang jumlahnya menimbulkan kekhawatiran akan hilangnya kekayaan arsitektural Using di Kemiren.
Mengenai peran pemerintah dalam pengembangan pariwisata di Kemiren, Dariharto, S.H., M.M. sebagai Kepala Bidang Pariwisata di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi menyatakan:
“Sudah cukup banyak anggaran keluar untuk pembangunan budaya, misalnya membantu sanggar-sanggar. Tapi tidak khusus Kemiren. Sejak 5 tahun ini. Sepanjang mereka mengajukan proposal kita pertimbangkan. Seperti yang mau membangun rumah adat dibantu 10 juta. Tahun kemarin dibangunkan toilet- toilet internasional.” (Dariharto, wawancara 10 Juli 2013)
Beberapa hal yang telah dilakukan oleh Pemerintah Pusat dan Daerah dalam pengembangan pariwisata di Kemiren antara lain:
1. Pembangunan Anjungan Wisata Using dengan dana dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur yang pengelolaannya saat ini masih diserahkan kepada pihak swasta.
2. Pembangunan dan peningkatan sarana dan prasarana penunjang pariwisata melalui peningkatan mutu jalan utama Kemiren, pembangunan 6 toilet berstandar internasional, bantuan dana stimulus untuk rumah adat Using, dll.
3. Peningkatan SDM melalui beragam pelatihan kepariwisataan, ketrampilan, industri kreatif, studi banding desa wisata, dll. serta pembinaan seni-budaya.
4. Bantuan dana dan promosi untuk kegiatan-kegiatan adat yang telah masuk dalam Kalender Wisata Tahunan Banyuwangi tahun 2013 seperti Ider Bumi dan Tumpeng Sewu.
5. Bantuan dana pengembangan wisata melalui PNPM Mandiri Pariwisata.
6. Bantuan dana melalui BPNB (Balai Pelestarian Nilai-Nilai Budaya) Yogyakarta untuk pelestarian seni tradisi, adat dan nilai budaya.
7. Bantuan dana melalui dana Kesmas DPRD Kabupaten Banyuwangi, dll.
Gambar 41. Bantuan dana PNPM Mandiri Pariwisata yang diwujudkan dalam bentuk pengadaan seperangkat alat musik tradisional seperti yang nampak sedang digunakan oleh para seniman Kemiren dalam sebuah acara. (Sumber gambar: Dok. pribadi, 2013)