Analisis Strategi

5.3.3 Analisis Strategi

Berdasarkan analisis SWOT bisa diketahui bahwa Desa Kemiren memiliki kekuatan dan peluang cukup besar yang bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pengembangan wisata desa. Namun demikian, potensi itu belum dikelola secara maksimal karena Desa Kemiren juga memiliki kelemahan- kelemahan dan ancaman dari lingkungan eksternal.

Untuk mengatasi hal itu, perlu disusun strategi pengembangan pariwisata berdasarkan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman sebagaimana dijabarkan sebelumnya. Strategi yang dimaksudkan mencakup empat strategi utama. Pertama adalah strategi S – O, yaitu strategi menggunakan kekuatan untuk meraih peluang. Kedua adalah strategi W – O, yaitu strategi menekan kelemahan untuk meraih peluang. Ketiga adalah strategi S –T, yaitu strategi menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman. Keempat adalah strategi W – T, yaitu strategi menekan kelemahan untuk mengatasi ancaman. Secara lebih lengkap hal itu terlihat di dalam tabel berikut ini.

Faktor –Faktor Strategi Internal

Bobot

Rating

Skor Kode Bobot X Rating

KEKUATAN/ STRENGTH (S)

1. Suasana alam pedesaan yang masih alami

3 1,2 S1 2. Sebagian besar masyarakat Kemiren merupakan

3 1,5 S2 penduduk asli dan memiliki hubungan kekerabatan

2 0,8 S3 penghubung antara kawasan wisata Kawah Ijen dengan Wisata Pemandian Tamansuruh dan Perkebunan Kalibendo serta letak Kemiren yang hanya 5 km dari pusat kota Banyuwangi

3. Posisi strategis desa Kemiren yang menjadi jalur

4 2 S4 pengunjung 5. Kekayaan tradisi, seni dan budaya Using yang

4. Keterbukaan masyarakat Kemiren terhadap

1 4 4 S5 masih bertahan dan menyatu dalam gerak hidup masyarakat Kemiren

6. Partisipasi masyarakat Kemiren yang tinggi 1 3 3 S6 terhadap aktifitas tradisi, seni dan budaya Using 7. Adanya motivasi ekonomi bagi masyarakat

1 3 3 S7 Kemiren terhadap pengembangan wisata berbasis partisipasi masyarakat

2 1 S8 Kemiren 9. Ketrampilan masyarakat Kemiren dalam

8. Keberadaan tokoh-tokoh berpengaruh di

2 0,4 S9 pembuatan produk kerajinan berbahan lokal

16,9 KELEMAHAN/ WEAKNESS (W)

TOTAL NILAI KEKUATAN

1. Koordinasi yang belum berjalan dengan baik 1 1 1 W1 dalam manajemen/ pengelolaan kegiatan wisata di antara para stakeholders

1 0,4 W2 tempat memasarkan produk-produk kerajinan dan souvenir secara kontinyu

2. Tidak tersedianya artshop/ souvenir shop sebagai

1 0,4 W3 dalam produk-produk kerajinan/souvenir sebagai penunjang industri pariwisata

3. Lemahnya daya saing dan manajemen usaha

2 1 W4 pariwisata 5. Informasi tentang ragam daya tarik wisata yang

4. Sumber daya manusia yang rendah dalam bidang

2 0,4 W5 belum memadai 6. Belum adanya program-program wisata yang

1 2 2 W6 berhubungan dengan sumber daya alam pedesaan 7. Branding Image yang lemah sebagai desa wisata

1 1 1 W7 berbasis adat dan budaya

TOTAL NILAI KELEMAHAN

Tabel 4. Faktor-faktor strategi internal berdasarkan analisis SWOT

Faktor –faktor Strategi Eksternal

Bobot

Rating

Bobot X Kode Rating

PELUANG/ OPPORTUNITY (O)

1. Dukungan Pemerintah Kabupaten

3 4,5 O1 Banyuwangi untuk pengembangan wisata

2. Berkembangnya teknologi 1 3 3 O2 informasi sebagai media untuk memasarkan program-program wisata di Kemiren

3. Lokasi desa wisata Kemiren yang 1 2 2 O3 berdekatan dengan wilayah/ desa lain yang mempunyai potensi wisata

4. Kecenderungan perubahan tren 1 2 2 O4 dalam berpariwisata 5. Keberadaan Perguruan Tinggi

1 3 3 O5 dengan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat sebagai mitra masyarakat dan pemerintah

6. Keberadaan lembaga-lembaga

2 1 O6 donor yang peduli terhadap pelestarian seni, tradisi dan budaya

15,5 TOTAL NILAI PELUANG

ANCAMAN/ THREATH (T)

1. Kecemburuan antar desa yang 1 1 1 T1 berhubungan dengan pengembangan wisata

2. Sarana transportasi umum menuju 1 1 1 T2 desa yang tidak memadai 3. Tingginya pembiayaan dalam

2 2 4 T3 penyelenggaraan kegiatan wisata yang dirasakan memberatkan oleh masyarakat

TOTAL NILAI ANCAMAN

Tabel 5. Faktor-faktor strategi eksternal berdasarkan analisis SWOT

Strategi Pengembangan Desa Wisata Kemiren

Kode

Total Prioritas Pembobotan

SO

1. Meningkatkan peran serta masyarakat yang dimotori oleh para S2+S6+S7+S8 13,4 2 tokoh di Kemiren dalam pengembangan pariwisata berbasis

+S9+O1

masyarakat. 2. Meningkatkan pemahaman pada masyarakat tentang pentingnya

S1+S5+S6+ 12,2 3 konservasi alam dan nilai-nilai budaya Using sebagai aset penting

O5+O6

dalam pengembangan pariwisata berkelanjutan. 3. Menjalin koordinasi dan kerjasama dalam hal promosi dengan

S3+O2+O3 5,8 10 pengelola obyek wisata di wilayah lain yang berdekatan. 4. Menjalin dan meningkatkan kerjasama dengan Perguruan Tinggi

S4+S6+O5 8 8 terutama dengan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat sebagai mitra dalam pengembangan pariwisata.

5. Menjalin dan meningkatkan kerjasama dengan lembaga donor/ S4+S5+O6 7 9 lembaga terkait untuk penguatan pelestarian tradisi, seni dan budaya sebagai aset pariwisata.

ST

1. Pengembangan desa-desa potensial lain di Kecamatan Glagah S3+T1+T2 2,8 14 sebagai desa wisata berbasis kekayaan lokal masing-masing desa. 2. Meningkatkan kerjasama dengan desa-desa lain yang memiliki

1,8 15 potensi wisata dalam pengembangan pariwisata. 3. Pembentukan dan penguatan wadah bagi pengelolaan pariwisata

S3+T1

S2+S4+S5+S6 14,9 1 desa berbasis masyarakat.

+S7+S8+S9+ T3

WO

5,5 11 kepentingan (stakeholders) dalam pengembangan pariwisata di Kemiren.

1. Meningkatkan sinergi dan koordinasi antara pemangku

W1+O1

2. Mendorong tumbuhkembangnya industri kreatif dan sarana W2+W3+W4 11,3 4 pemasaran hasil industri kreatif di Kemiren berbasis kearifan lokal

+W7+O1+O5 sebagai penunjang pengembangan pariwisata.

+O6

3. Meningkatkan promosi dan layanan informasi terpadu tentang W5+W7+O2 4,4 12 program wisata di Kemiren bagi wisatawan. 4. Meningkatkan kualitas SDM dalam manajemen pengelolaan wisata

W4+W1+ 10,5 5 desa

O1+ O5+O6 5. Membuat program-program wisata alam pedesaan berbasis

W6+W7+ 9,5 6 masyarakat.

O1+O4

9 7 dan budaya Using

6. Memperkuat branding image Kemiren sebagai desa wisata adat

W7+

O3+O4+O5+ O6

WT

1. Pengadaan akses transportasi serta sarana dan prasarana lain untuk W2+W4+W5 3,8 13 mendukung pengembangan ekowisata dan desa wisata berbasis

+W7+T2

partisipasi masyarakat yang memperhatikan konsep pariwisata keberlanjutan.

Tabel 6. Prioritas strategi pengembangan desa wisata Kemiren berdasarkan analisis SWOT

Sebagaimana terlihat dalam bagan di atas, terdapat empat kelompok strategi pengembangan wisata di Kemiren berdasarkan analisis SWOT. Masing-masing kelompok berisikan strategi-strategi.

Pertama adalah strategi S – O, yaitu strategi menggunakan kekuatan untuk meraih peluang. Strategi yang pertama ini mencakup:

1. Meningkatkan peran serta masyarakat yang dimotori oleh para tokoh di

Kemiren dalam pengembangan pariwisata berbasis masyarakat.

2. Meningkatkan pemahaman pada masyarakat tentang pentingnya konservasi alam dan nilai-nilai budaya Using sebagai aset penting dalam pengembangan pariwisata berkelanjutan.

3. Menjalin koordinasi dan kerjasama dalam hal promosi dengan pengelola obyek wisatadi wilayah lain yang berdekatan.

4. Meningkatkan kerjasama dengan Perguruan Tinggi terutama dengan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat sebagai mitra dalam pengembangan pariwisata.

5. Menjalin dan meningkatkan kerjasama dengan lembaga donor/ lembaga terkait untuk penguatan pelestarian tradisi, seni dan budaya sebagai aset pengembangan pariwisata.

Kedua adalah strategi W – O, yaitu strategi menekan kelemahan untuk meraih peluang. Strategi kedua ini mencakup:

1. Meningkatkan sinergi dan koordinasi antara pemangku kepentingan ( stakeholders ) dalam pengembangan pariwisata di Kemiren.

2. Mendorong tumbuhkembangnya industri kreatif dan sarana pemasaran hasil industri kreatif di Kemiren berbasis kearifan lokal sebagai penunjang pengembangan pariwisata.

3. Meningkatkan promosi dan layanan informasi terpadu tentang program wisata di Kemiren bagi wisatawan.

4. Pembentukan dan penguatan wadah bagi pengelolaan pariwisata desa berbasis masyarakat.

5. Meningkatkan kualitas SDM dalam manajemen pengelolaan wisata desa.

6. Membuat program-program wisata alam pedesaan berbasis masyarakat.

Ketiga adalah strategi S – T, yaitu strategi yang menggunakan kekuatan untuk menghadapi tantangan atau ancaman. Strategi ini mencakup:

1. Pengembangan desa-desa potensial lain di Kecamatan Glagah sebagai desa wisata berbasis kekayaan lokal masing-masing desa.

2. Meningkatkan kerjasama dengan desa-desa lain yang memiliki potensi wisata dalam pengembangan pariwisata.

Keempat adalah strategi W – T, yaitu strategi yang menekan kelemahan untuk menghadapi tantangan atau ancaman. Strategi ini mencakup:

1. Pengadaan akses transportasi serta sarana dan prasarana lain untuk mendukung pengembangan ekowisata dan desa wisata berbasis partisipasi masyarakat yang memperhatikan konsep pariwisata keberlanjutan.

Hasil penilaian faktor internal dan eksternal Desa Kemiren untuk pengembangan desa wisata dan ekowisata berbasis partisipasi masyarakat, secara keseluruhan dijabarkan dalam 15 prioritas strategi pengembangan sebagai berikut:

1. Pembentukan dan penguatan wadah bagi pengelolaan pariwisata desa berbasis masyarakat.

2. Meningkatkan peran serta masyarakat yang dimotori oleh para tokoh di

Kemiren dalam pengembangan pariwisata berbasis masyarakat.

3. Meningkatkan pemahaman pada masyarakat tentang pentingnya konservasi alam dan nilai-nilai budaya Using sebagai aset penting dalam pengembangan

pariwisata berkelanjutan.

4. Mendorong tumbuhkembangnya industri kreatif dan sarana pemasaran hasil industri kreatif di Kemiren berbasis kearifan lokal sebagai penunjang

pengembangan wisata.

5. Meningkatkan kualitas SDM dalam manajemen pengelolaan wisata desa.

6. Membuat program-program wisata alam pedesaan berbasis masyarakat.

7. Memperkuat branding image Kemiren sebagai desa wisata adat dan budaya

Using.

8. Meningkatkan kerjasama dengan Perguruan Tinggi terutama dengan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat sebagai mitra dalam

pengembangan pariwisata.

9. Menjalin dan meningkatkan kerjasama dengan lembaga donor/ lembaga terkait untuk penguatan pelestarian tradisi, seni dan budaya sebagai aset pengembangan pariwisata.

10. Menjalin koordinasi dan kerjasama dalam hal promosi dengan pengelola obyek wisatadi wilayah lain yang berdekatan.

11. Meningkatkan sinergi dan koordinasi antara pemangku kepentingan ( stakeholders ) dalam pengembangan wisata di Kemiren.

12. Meningkatkan promosi dan layanan informasi terpadu tentang program wisata di Kemiren bagi wisatawan.

13. Pengadaan akses transportasi serta sarana dan prasarana lain untuk mendukung pengembangan ekowisata dan desa wisata berbasis partisipasi masyarakat yang memperhatikan konsep pariwisata keberlanjutan.

14. Pengembangan desa-desa potensial lain di Kecamatan Glagah sebagai desa wisata berbasis kekayaan lokal masing-masing desa.

15. Meningkatkan kerjasama dengan desa-desa lain yang memiliki potensi wisata dalam pengembangan pariwisata.

Sebagai catatan, seluruh strategi yang berkaitan dengan pemberdayaan, peningkatan kapasitas dan partisipasi masyarakat tersebut di atas harus disertai dengan pendampingan untuk mengawal proses agar mencapai hasil yang maksimal dalam pengembangan ekowisata dan desa wisata di Kemiren. Pendampingan, tentu saja bukan semata-mata menjadi tanggung jawab pemerintah. Peran Lembaga Swadaya masyarakat, perguruan tinggi, dan pihak swasta juga sangat dibutuhkan untuk membangun hubungan sinergis dalam pemberdayaan masyarakat.

Dari ke 15 strategi pengembangan pariwisata berbasis partisipasi masyarakat di Kemiren seperti yang tersebut di atas disusun berdasarkan skala prioritas sebagai berikut:

Prioritas I (Pembentukan dan penguatan kelembagaan serta peningkatan partisipasi, konservasi alam dan budaya)

1. Pembentukan dan penguatan wadah bagi pengelolaan pariwisata desa berbasis masyarakat.

2. Meningkatkan peran serta masyarakat yang dimotori oleh para tokoh di Kemiren dalam pengembangan pariwisata berbasis masyarakat.

3. Meningkatkan pemahaman pada masyarakat tentang pentingnya konservasi alam dan nilai-nilai budaya Using sebagai aset penting dalam pengembangan pariwisata berkelanjutan.

Prioritas II (Peningkatan kreatifitas dan kapasitas masyarakat lokal)

1. Mendorong tumbuhkembangnya industri kreatif dan sarana pemasaran hasil industri kreatif di Kemiren berbasis kearifan lokal sebagai penunjang

pengembangan wisata.

2. Meningkatkan kualitas SDM dalam manajemen pengelolaan wisata desa.

3. Membuat program-program wisata alam pedesaan berbasis masyarakat.

4. Membuat program-program wisata alam pedesaan berbasis masyarakat.

5. Memperkuat branding image Kemiren sebagai desa wisata adat dan budaya Using

Prioritas III (Peningkatan sinergi dan kerjasama)

1. Meningkatkan kerjasama dengan Perguruan Tinggi terutama dengan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat sebagai mitra dalam pengembangan pariwisata.

2. Menjalin dan meningkatkan kerjasama dengan lembaga donor/ lembaga terkait untuk penguatan pelestarian tradisi, seni dan budaya sebagai aset

pengembangan pariwisata.

3. Menjalin koordinasi dan kerjasama dalam hal promosi dengan pengelola obyek wisatadi wilayah lain yang berdekatan.

4. Meningkatkan sinergi dan koordinasi antara pemangku kepentingan (stakeholders) dalam pengembangan wisata di Kemiren.

Prioritas IV (Peningkatan layanan dan fasilitas penunjang pariwisata)

1. Meningkatkan promosi dan layanan informasi terpadu tentang program

wisata di Kemiren bagi wisatawan.

2. Pengadaan akses transportasi serta sarana dan prasarana lain untuk mendukung pengembangan ekowisata dan desa wisata berbasis partisipasi masyarakat yang memperhatikan konsep pariwisata keberlanjutan.

Prioritas V (Pengembangan desa-desa wisata lain)

1. Pengembangan desa-desa potensial lain di Kecamatan Glagah sebagai desa wisata berbasis kekayaan lokal masing-masing desa.

2. Meningkatkan kerjasama dengan desa-desa lain yang memiliki potensi wisata dalam pengembangan pariwisata.

Dari hasil analisis SWOT, yang menemukan faktor-faktor strategi internal dan strategi eksternal dalam pengembangan pariwisata di Kemiren, dapat ditunjukkan juga posisi pengembangan pariwisata di Desa Kemiren dengan menggunakan kuadran SWOT. Berdasarkan total nilai kekuatan (S), kelemahan (W), peluang (O) dan ancaman (T) maka dapat dipetakan titik koordinat dalam kuadran SWOT. (lihat tabel 4 dan 5).

Berikut ini penghitungan untuk menentukan posisi pengembangan pariwisata di Kemiren berdasarkan analisis SWOT.

S=16,9 W=6,2 O=15,5 T=6

S-W = 16,9-6,2= 10,7 (nilai atau titik pada sumbu X) O-T = 15,5-6= 9,5 (nilai atau titik pada sumbu Y)

Berdasarkan penghitungan di atas maka diketahui titik koordinat posisi pengembangan pariwisata di desa Kemiren adalah X10,7 dan Y9,5 yang menempatkan desa Kemiren dalam kuadran I seperti terlihat dalam bagan di bawah ini.

15,5 OPPORTUNITY

(-,+ )

Dokumen yang terkait

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65