Rekrutmen Bakal Calon Pemilihan Kepala Daerah Langsung

46 5.3.3.2. Sistem pencalonan terbuka Sistem pencalonan terbuka memberikan akses yang sama bagi anggota atau pengurus partai-partai politik dan anggota komunitas atau kelompok-kelompok lain dimasyarakat, seperti organisasi massa, organisasi sosial, professional, usahawan, LSM, bintang film dan intelektual, jurnalis. Paradigma sistem pencalonan terbuka adalah bahwa sumber daya manusia berkualitas tersebar di mana-mana dan sumber kepemimpinannya dapat berasal dari latar belakang apapun. Sumber daya manusia memiliki kesempatan berkembang dan bertumbuh secara sama di sektor sosial, bisnis, dan akademik. Sistem pencalonan terbuka semakin populer dengan berkembangnya industrialisasi sehingga wajar apabila dianut negara- negara demokrasi mapan, yang notabene negara industri dengan tingkat ekonomi maju atau sangat maju seperti Amerika Serikat, Jerman, Prancis. Pilkada di Republik Rusia saat ini misalnya sudah mengakomodasikan sistem pencalonan terbuka, demikian pula dengan pencalonan untuk anggota parlemen.

5.3.4. Rekrutmen Bakal Calon

Tidak semua anggota atau pengurus partai politik atau warga bisa menjadi calon Kepala Daerah. kedudukan sebagai Kepala Daerah membutuhkan kompetensi tertentu yang menunjukkan kapasitas dan kapabilitas agar dapat memimpin pemerintah secara baik. Karena itulah sebelum memasuki kompetisi dalam pilkada langsung lazimnya partai- Universitas Sumatera Utara 47 partia politik melakukan rekrutmen bakal calon oleh partai atau gabungan partai, dikenal dengan seleksi partai yang merupakan seleksi tahap kedua setelah seleksi sistem dalam rangkaian proses rekrutmen politik. Sistem rekrutmen politik bakan calon yang diberlakukan partai politik berbeda-beda, antar lain sistem pemilihan tertutup dan sistem konvensi 41 . 1. Sistem pemilihan tertutup. Sistem pemilihan tertutup adalah sistem rekrutmen bakal calon yang dilakukan hanya oleh pengurus partai politik dengan baerbagai variasi sistem. Istilah variasi sistem merujuk pada mekanisme penetuan akhir bakal calon yang akan mengikuti kompetisi pilkada langsung atau menjadi calon. Partai-partai politik yang demokratis pula, umumnya menetapkan bahwa penentuan akhir pencalonan adalah pengurus partai politik setempat. Sedangkan partai-partai politik konservatif, dengan sistem kepemimpinan yang bergantung pada figur personalized, pencalonan akhir ditentukan oleh pengurus pusat. 2. Sistem konvensi Sistem rekrutmen calon yang sangat populer di negara-negara demokrasi adalah sistem konvensi. Sistem konvensi dilakukan dengan cara pemilihan pendahuluan terhadap bakal calon dari partai politik oleh pengurus dan atau anggota partai, sebagaimana dilakukan partai Golkar dalam Pemilu Presiden atau wakil presiden 2004. kelebihan sistem konvensi terletak pada pengembangan atau peningkatan 41 Joko.J.Prihatmoko, Ibid., hal.238-239 Universitas Sumatera Utara 48 popularitas bakal calon melalui proses kampanye internal partai dan pendidikan politik yang ditawarkan. Sistem konvensi sangat efektif bagi partai kader, dan sebaliknya kurang efektif bagi partai massa.

6. METODOLOGI PENELITIAN

a. Jenis Penelilitian

Berdasarkan uraian diatas penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan suatu cara yang digunakan untuk memecahkan masalah yang ada. Data yang ada dikumpul di klasifikasikan dan kemudian di analisa 42 . Penelitian deskriptif bertujuan untuk menggambarkan, meringkaskan berbagai kondisi, berbagai situasi atau berbagai variabel yang timbul dimasyarakat yang menjadi objek penelitian. Kemudian ditarik kepermukaan sebagai suatu ciri atau gambaran tentang kondisi, situasi ataupun variabel tertentu 43 .

b. Lokasi Penelitian

Penelitian ini berlokasi di Dewan Pimpinan Cabang Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Kotamadya Pematang Siantar.

c. Populasi dan Sampel

Populasi merupakan keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia, benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala, nilai tes atau 42 Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, Yogyakarta: Gajah Mada University Press. 1995. hal.40. 43 Burhan Bungin, Metode Penelitian Sosial Format-Format Kuantitatif dan Kualitatif, Surabaya: Airlangga University Perss. 2001. Hal.48. Universitas Sumatera Utara