Pilkada Ditinjau dari UU No. 22 Tahun 1999 dan UU No.32 Tahun 2004.

41 Pilkada merupakan rekrutmen politik yaitu penyeleksian rakyat terhadap tokoh-tokoh yang mencalonkan diri sebagai Kepala Daerah. Asas yang dipakai dalam pilkada langsung dituangkan dalam pasal 56 ayat1 UU No.32 tahun 2004 dan ditegaskan kembali pada pasal 4 ayat 3 PP No. 6 tahun 2005 yaitu : “ Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah dipilih dalam satu pasangan calon yang dilaksanakan secara demokratis berdasarkan asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil”.

5.3.1. Pilkada Ditinjau dari UU No. 22 Tahun 1999 dan UU No.32 Tahun 2004.

Berbicara tentang Pilkada ada dua Undang-Undang yang harus diperhatikan yaitu: 5.3.1.1. Undang-Undang No.22 Tahun 1999 UU No.22 Tahun 1999 tentang pemerintahan daerah ditetapkan pada Mei 1999 dan berlaku efektif sejak tahun 2000. Undang-Undang ini dibuat untuk memenuhi tuntutan reformasi, yaitu mewujudkan suatu Indonesia baru. Indonesia yang lebih demokratis, lebih adil dan lebih sejahtera. Semenjak dilaksanakannya undang-undang ini secara efektif, telah banyak perubahan yang timbul pada penyelenggaraan pemerintahan di daerah. perubahan ini tidak hanya terjadi di daerah, tetapi juga pada hubungan antara pemerintah pusat dan daerah. Selama ini hubungan antara pemerintah pusat dengan daerah sangat bersifat sentralistik. Dengan Universitas Sumatera Utara 42 diberlakukannya UU No.22 Tahun 1999 ini hubungan antara pemerintah pusat dan daerah menjadi lebih desentralisasi dalam arti sebagian besar wewenang dibidang pemerintahan diserahkan kepada daerah. Untuk mendorong peningkatan dan pemerataan kesejahteraan masyarakat, undang-undang ini memberi peluang kepada daerah-daerah yang memenuhi syarat dan memiliki potensi untuk dijadikan daerah otonom, melaui pemekaran daerah. Disamping itu guna meningkatkan peranan DPRD sebagai badan legislatif daerah, DPRD selama ini di tempatkan sebagai bagian dari pemerintahan daerah dan dikembalikan fungsi yang seharusnya sehinga mempunyai kedudukan sederajat dengan pemerintahan daerah sebagai badan eksekutif daerah 37 . Dalam UU No.22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah terdapat ketentuan mengenai tugas, fungsi dan kewenangan DPRD dalam pelaksanaan Pilkada tertuang dalam pasal 34 ayat 1yang menyebutkan bahwa:“ Pengisian jabatan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah dilakukan oleh DPRD melalui pemilihan secara bersamaan”. Selanjutnya ayat 2 “ Calon Kepala Daerah dan calon Wakil Kepala Daerah ditetapkan oleh DPRD melalui tahapan pencalonan dan pemilihan”. Kedudukan DPRD dalam UU No.22 Tahun 1999 sangat sentral pemerintah pusat hanya bertugas untuk mengesahkan hasil yang telah diputuskan oleh DPRD 38 . 37 H.Rozali Abdullah,S.H. Pelaksanaan Otonomi Luas Dengan Pemilihan Kepala Daerah Secara Langsung, Jakarta, Rajawali Pers, 2005, hal.1-2. 38 Joko J. Prihatmiko., Op.Cit., hal. 67-68. Universitas Sumatera Utara 43 5.3.1.2. Undang-Undang No.32 Tahun 2004. Pada dasarnya ketentuan-ketentuan yang diatur dalam UU No.32 Tahun 2004 sama dengan apa yang diatur dala UU No.22 Tahun 1999. Hanya saja UU No.32 Tahun 2004 lebih memperjelas dan mempertegas hal-hal yang sudah diatur dalam UU NO.22 Tahun 1999, guna menutupi kelemahan-kelemahan yang terdapat dalam UU No.22 Tahun 1999 dimaksud terutama mengenai hubungan hirarkis antara pemerintah pusat dan daerah, hubungan ini berkaitan dengan masalah kesatuan administratif dan kesatuan wilayah. Disamping itu hubungan kemitraan dan sejajar antara kepala daerah dan DPRD semakin dipertegas dan diperjelas pula. Hal ini terlihat dengan dipilih langsungnya kepala daerah oleh rakyat, sehingga DPRD tidak dapat lagi menjatuhkan kepala daerah, sebelum masa jabatanya berakhir melalui suatu putusan politik pemungutan suara semata-mata, tetapi melalui proses hukum dipengadilan. Perubahan yang sangat signifikan terhadap perkembangan demokrasi di daerah, sesuai dengan tuntutan reformasi adalah Pilkadasung. Pilkadasung ini merupakan konsekuensi perubahan tatanan kenegaraan kita akibat amandemen UUD 1945. Undang-undang baru ini pada dasarnya mengatur mengenai penyelenggaraan pemerintahan daerah dalam rangka melaksanakan kebijakan desentralisasi. Penerapan otonomi daerah berdasarkan UU No.32 Tahun 2004 ini tetap dengan prinsip otonomi luas, nyata dan bertanggung jawab 39 . 39 Rozali., Op.cit., hal. 4-5. Universitas Sumatera Utara 44

5.3.2. Tahapan Pilkada Langsung