33
5.2.3. Sistem Kepartaian
Sistem kepartai ada kaitannya dengan judul skripsi dimana dalam judul tersebut dipaparkan pembuatan keputusan pada partai politik dalam
Pilkada. Dimana dalam hal ini partai politik merupakan kendaraan politik yang mengusung calon Kepala Daerah.
Sistem kepartain adalah pola perilaku dan interaksi di antara sejumlah partai politik dalam suatu sistem politik. Maurice Duverger
30
menggolongkan sistem kepartaian menjadi tiga, yaitu sistem partai tunggal, sistem dwi partai dan sistem banyak partai. Penggolongan
sistem kepartaian berdasarkan jumlah partai dapat dikemukakan seperti berikut. Bentuk partai tunggal totaliter,otoriter dan dominant, sistem
dua partai dominan dan bersaing dan sistem banyak partai. Dalam Negara yang menerapkan bentuk partai tunggal totaliter terdapat satu
partai yang tak hanya memegang kendali atas militer dan pemerintahan, tetapi juga mengguasai seluruh aspek kehidupan masyarakat. Partai
tunggal totaliter biasanya merupakan partai doktriner dan diterapkan di negara-negara komunis dan fasis.
Bentuk partai tunggal otoriter ialah suatu sistem kepartaian yang didalamnya terdapat lebih dari satu partai tetapi terdapat satu partai besar
yang digunakan oleh penguasa sebagai alat memobilasi masyarakat dan mengesahkan kekuasaannya, sedangkan partai-partai lain kurang dapat
menampilkan diri karena ruang gerak dibatasi penguasa. Bentuk partai tunggal otoriter biasanya diterapkan dinegara-negara berkembang yang
30
Maurice Duverger.1967” Political Parties: Their Organization and Activites in Modern State” dalam Ramlah Surbakti. “Memahami Ilmu Politi” Jakarta, PT. Gramedia, 1992, hal 124-
127.
Universitas Sumatera Utara
34 menghadapi masalah intergrasi nasional dan keterbelakangan ekonomi.
Partai tunggal yang otoriter digunakan sebagai wadah persatuan segala lapisan dan golongan masyarakat, dan sebagai wadah persatuan segala
lapisan dan golongan masyarakat dan sebagai alat memobilisasi masyarakat untuk mendukung kebijakan yang dibuat penguasa. Apabila
dalam bentuk partai tunggal otoriter, partailah yang menguasai partai. Partai Uni Nasional Tanzania UNAT, Partai Aksi Rakyat Singapura
merupakan contoh partai totaliter. Bentuk partai tunggal dominan tetapi demokratis ialah suatu sistem
kepartaian yang di dalamnya terdapat lebih dari satu partai, namun satu partai saja yang dominan secara terus menerus mendapat dukungan
untuk berkuasa, sedangkan partai-partai lain tidak mampu menyaingi partai yang dominan, walaupun terdapat kesempatan yang sama untuk
mendapatkan dukungan melalui pemilihan umum. Partai yang dominan itu biasanya lebih dahulu muncul untuk membina bangsa dan
mengorganisasikan pembangunan ekonomi, dibandingkan dengan partai- partai lain yang muncul beberapa dekade kemudian untuk megoreksi dan
menyaingi partai dominan. Ketika partai-partai oposisi muncul, partai dominan sudah berakar dalam masyarakat dan organisasinya sudah
melembaga. Partai Liberal di Jepang merupakan contoh partai dominant tetapi demokratik.
Sistem dua partai bersaing merupakan suatu sistem kepartaian yang didalamnya terdapat dua partai yang bersaing untuk mendapatkan dan
mempertahankan kewenangan memerintah melaului Pemilu. Dalam
Universitas Sumatera Utara
35 sistem ini terdapat pembagian tugas yaitu partai yang memenangkan
pemilu memerintah dan partai yang kalah beroperan sebagai kekusaan oposisi yang loyal sebagai control atas partai yang menag. Negara yang
menerapkan sistem dua partai bersaing adalah Amerika Partai Republik dan Partai Buruh dan Australia Partai Liberal dan Partai Buruh.
Sistem banyak partai merupakan suatu sistem yang terdiri atas lebih dari dua partai yang dominan. Sistem ini merupakan produk dari
masyarakat yang majemuk, baik cultural maupun social ekonimi.karena bnayak partai yang bersaing dalam Pemilu maka yang sering terjadi
adalah pemerintahan koalisi dengan dua atau lebih partai secara bersama-sama mencapai mayoritas di parlemen. Untuk mencapai
konsensus diantara partai yang berkoalisi itu memerlukan tawar menawar dalam hal program dan kedudukan menteri.
Selain itu partai politik juga dapat diklasifikasikan menurut komposisi anggotanya yaitu
31
: a. Partai Massa
Partai massa mengutamakan kekuatan berdasarkan keunggulan jumlah anggota, oleh karena itu biasana terdiri dari pendukung-
pendukung dari berbagai aliran politik dalam masyarakat yang memiliki ideology dan tujuan yang sama. Kelemahan darai partai
massa adalah bahwa masing-masing aliran atau kelompok yang menjadi anggotanya cenderung untuk memaksakan kepentingan
masing-masing sehingga persatuan partai menjadi lemah atau
31
A. Rahman. H. I. Sistem Politik Indonesia, Graha Ilmu. 2007. hal. 104-105
Universitas Sumatera Utara
36 hilang sama sekali sehingga salah satu golongan memisahkan diri
dan mendirikan partai baru. b. Partai Massa
Kekuatan partai ini adalah terletak pada keketatan organisasi dan disiplin kerja dari anggota-anggotanya. Pimpinan partai
biasanya menjaga kemurnian doktrin politik yang dianut dengan jalan mengadakan seleksi terhadap calon anggotanya dan memecat
anggota yang menyeleweng dari garis partai yang telah ditetapkan.
5.2.4. Rekrutmen Pada Partai politik