Operasional Variabel Bagan Operasional Variabel

Pola asuh otoritatif adalah pola asuh orangtua pada anak yang memberi kebebasan pada anak untuk berkreasi dan mengeksplorasi berbagai hal sesuai dengan kemampuan anak dengan sensor batasan dan pengawasan yang baik dari orangtua. Pola asuh ini adalah pola asuh yang cocok dan baik untuk diterapkan para orangtua kepada anak-anaknya. Anak yang diasuh dengan tehnik asuhan otoritatif akan hidup ceria, menyenangkan, kreatif, cerdas, percaya diri, terbuka pada orangtua, menghargai dan menghormati orangtua, tidak mudah stres dan depresi, berprestasi baik, disukai lingkungan dan masyarakat dan lain-lain. Biasanya penerapan pola pengasuhan ini dilakukan pada keluarga yang berpendidikan dan memiliki kehidupan menengah keatas dan mempunyai pengetahuan yang bagus tentang penerapan pola pengasuhan anak.

1.8 Operasional Variabel

Operasional variabel adalah suatu batasan yang diberikan kepada suatu variabel dengan cara memberikan arti atau mempersepsikan kegiatan ataupun memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel tersebut. Operasional variabel juga dimaksudkan untuk mencegah salah tafsir dan perluasan permasalahan dari serangkaian proses penelitian ini melibatkan dua variabel, yaitu variabel bebas ruang tempat tinggal yang terbatas dan variabel terikat pola pengasuhan anak. Universitas Sumatera Utara Kedua variabel tersebut ingin dilihat bagaimana hubungan yang ada antara satu variabel dengan variabel lainnya.

1.9. Bagan Operasional Variabel

Untuk lebih jelasnya kerangka konsep operasionalisasi dapat kita lihat dari diagram dibawah ini : Variabel Bebas X Variabel Terikat Y Ruang Tempat Tinggal Yang Terbatas • Luas ruang tempat tinggal yang relatif sempit dan terbatas padahal populasi didalamnya banyak sehingga tidak dapat menampung semua aktifitas populasi di dalamnya • Lingkungan daerah tempat tinggal • Komunikasi dan interaksi penghuni rumah Pola Pengasuhan Anak • Pola asuh makan • Pola asuh hidup sehat • Pola asuh akademik • Pola asuh ketaatan beragama Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Ruang

Karya terobosan dalam teori ruang neo-Marxian adalah The Production of space karya Henry Lefebvre. Aspek kunci dari argumen Lefebvre yang kompleks itu terletak dalam tiga perbedaan berikut ini. Dia mulai dengan praktik spasial spatial practice, yang menurutnya melibatkan produksi dan reproduksi ruang, yang melapisi dan akhirnya mendominasi praktik spasial adalah apa yang dinamakan Lafebvre sebagai representasi ruang representation of space. Ini adalah ruang yang dibayangkan oleh sebagian elite masyarakat seperti perencana tata kota dan arsitek. Mereka menganggapnya sebagai “ruang sesungguhnya”, dan dipakai oleh mereka dan oleh yang lainnya untuk mencapai dan mempertahankan dominasi. Jadi, misalnya, perencana tata kota mendesain, secara teoritis, untuk menggusur rumah- rumah kaum miskin yang kumuh dan menggantikannya dengan perumahan yang jauh lebih baik dan modern. Akan tetapi pembaruan kota itu kemudian disebut “pembongkaran urban”. Kelompok miskin digusur untuk membuka perumahan baru, tetapi ketika perumahan baru keluarga kelas menengah atas perkotaan, sering kali kelompok miskin ini harus pindah ke daerah baru, dan sering kali mendapatkan rumah yang tidak lebih baik daripada yang mereka tinggalkan. Mereka juga terpaksa beradaptasi dengan daerah baru dan komunitas, dan tetangga baru. Jadi, “praktik spasial” tehadap kaum miskin dan radikal diubah oleh “representasi ruang” dari Universitas Sumatera Utara