Ruang Tempat Tinggal Yang Terbatas

2,5 , dan yang berlatar penidikan terakhir S1 memiliki frekuensi sebanyak 2 responden dengan persentase 2,5 . Dari hasil data yang ditemukan dilapangan dengan latar pendidikan yang berbeda masih banyak terdapat responden yang hanya pernah duduk di bangku sekolah dasar.

4.2.2 Ruang Tempat Tinggal Yang Terbatas

Fenomena tingginya tingkat pertumbuhan penduduk, secara umum berdampak pada tingginya persoalan yang dihadapi oleh kota-kota di Indonesia. Peningkatan pertumbuhan penduduk juga mempengaruhi tingginya tingkat urbanisasi. Kondisi inilah yang menjadikan perumahan padat penduduk sering ditemui di daerah-daerah kota-kota besar. Terbatasnya lahan yang ada disertai tingginya tingkat urbanisasi membuat mereka membangun tempat tinggal ditempat-tempat yang sesunguhnya tidak diperuntukkan untuk lahan tempat tinggal, tentu saja dengan keterbatasan ruang yang ada sesuai dengan kemampuan mereka membangun tempat tinggal mereka. Pada dasarnya rumah tinggal merupakan satu kesatuan yang terpadu dari berbagai ruang dengan fungsi yang berbeda. Dalam kaitannya dengan ruang pada rumah tinggal, perlu dipahami terlebih dahulu gambaran ruang yang ada pada rumah tinggal. Adapun ketentuan dari rumah sederhana sehat adalah : 1. Kebutuhan minimal ruang per orang yang dihitung berdasarkan aktivitas dasar manusia didalam rumah. Aktivitas seseorang tersebut meliputi aktivitas tidur, makan, kerja, duduk, mandi, kakus, cuci dan masak serta ruang gerak lainnya. Universitas Sumatera Utara Berdasar standar kebutuhan ruang per orang adalah 9 m 2 dengan perhitungan ketinggian rata-rata langit-langit adalah 2,80 m. Sesuai dengan KepMen Pemukiman dan Prasarana Wilayah Nomor :403KPTSM2002 tentang Standar Kebutuhan Luas Minimum Bangunan dan Lahan Rumah Sederhana sehat. 2. Kebutuhan kesehatan dan kenyamanan yang dipengaruhi oleh tiga aspek : pencahayaan, penghawaan, serta suhu udara dan kelembaban dalam ruangan. 3. Kebutuhan minimal keamanan dan keselamatan. Dalam perancangan rumah sederhana sehat, harus memenui tuntutan kebutuhan ruang mendasar bagi penghuni dalam upaya peningkatan kualitas kenyamanan dan kesehatan. Dengan demikian maka bahwa rumah tinggal merupakan kebutuhan mendasar bagi manusia karena di dalam rumah inilah tempat manusia tinggal, tempat pembinaan keluarga, tempat bekerja dan menentukan produktivitas keluarga.

4.2.2.1 Ruang Tempat Tinggal Tabel 4.10

Jawaban Responden Berdasarkan Pernyataan “Saya Menganggap Bahwa Tempat Tinggal Saya Masih Kurang Memenuhi Kehidupan yang Layak bagi Keluarga Saya.” No. Jawaban Frekuensi F Persentase 1 Sangat setuju 0,0 2 Setuju 73 91,3 3 Netral 0,0 4 Tidak setuju 7 8,8

5 Sangat tidak setuju

0,0 Jumlah 80 100,0 Sumber : Data Penelitian Lapangan Kuesioner September 2011 Universitas Sumatera Utara Dari tabel 4.10 diatas menunjukkan bahwa mayoritas responden menjawab setuju bahwa tempat tinggal mereka masih kurang memenuhi kehidupan yang layak bagi keluarga mereka berdasarkan data yang ditemukan di lapangan responden yang menjawab setuju berfrekuensi 73 responden dengan persentase sebanyak 91,3 sedangkan yang menjawab tidak setuju memiliki frekuensi 7 responden dengan persentase 8,8 . Dari data tersebut dapat dilihat bahwa mayoritas responden menganggap bahwa tempat tinggal mereka masih kurang nyaman dan layak untuk keluarga mereka. Dan terdapat juga responden yang menyatakan bahwa tempat tinggal mereka merasa sudah layak untuk mereka tempati. Hal ini menunjukkan bahwa mereka mengganggap tempat tinggal merupakan kebutuhan primer yang sangat perlu diperhatikan kelayakan dan kenyamanan unutk ditinggali dan melakukan aktifitas sehari-hari didalam rumah. Tabel 4.11 Jawaban Responden Berdasarkan Pernyataan “Saya Merasa Bahwa Lubang Penghawaan Tempat Tinggal Saya Masih Kurang Memadai bagi Pertukaran Udara yang Baik.” No. Jawaban Frekuensi F Persentase 1 Sangat setuju 0,0 2 Setuju 71 88,8 3 Netral 0,0 4 Tidak setuju 9 11,3 5 Sangat tidak setuju 0,0 Jumlah 80 100 Sumber : Data Penelitian Lapangan Kuesioner September 2011 Pada tabel 4.11 dapat dilihat bahwa mayoritas responden menjawab setuju dengan jumlah frekuensi 71 responden dengan persentase 88,8 , sedangkan Universitas Sumatera Utara responden yang menjawab tidak setuju memiliki frekuensi 9 responden dengan persentase 11,3 . Hal itu menunjukkan mayoritas responden merasa bahwa lubang penghawaan yang mereka miliki masih kurang memadai bagi pertukaran udara yang baik sedangkan sekitar 11,3 responden yang menjawab bahwa mereka merasa lubang penghawaannya rumah sudah cukup memadai bagi pertukaran udara yang baik. Hal ini dikarenakan keberadaan rumah mereka yang berdekatan dengan tepi sungai sehingga angin yang masuk dari lubang penghawaan mereka sungguh besar kuantitasnya dan mereka merasa kalau pertukaran udara sudah baik dan lubang penghawaan sudah memadai pula. Tabel 4.12 Jawaban Responden Berdasarkan Pernyataan “Saya Berpendapat Bahwa Keadaan Ruang di Tempat Tinggal Saya Masih Kurang Memenuhi Kebutuhan Ruang Sesuai dengan Aktifitas Seluruh Anggota Keluarga yang Tinggal didalam Rumah.” No. Jawaban Frekuensi F Persentase 1 Sangat setuju 0,0 2 Setuju 78 97,5 3 Netral 0,0 4 Tidak setuju 2 2,5 5 Sangat tidak setuju 0,0 Jumlah 80 100,0 Sumber : Data Penelitian Lapangan Kuesioner September 2011 Kecukupan ruang yang ada di rumah tempat tinggal dapat mempengaruhi rangakaian aktifitas penghuni didalamnya. Berdasarkan data di lapangan responden yang menjawab setuju memiliki frekuensi 78 responden dengan persentase 97,5 , dan responden yang menyatakan tidak setuju memiliki frekuensi 2 responden dengan persentase 2,5 . Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden di lingkungan Universitas Sumatera Utara tersebut berpendapat bahwa luasan ruang di rumah tempat tinggal mereka merupakan tempat yang terbatas, kurang dapat memenuhi kebutuhan ruang berdasarkan aktivitas penghuni didalamnya. Tabel 4.13 Jawaban Responden Berdasarkan Pernyataan “Saya menggangap ruang di rumah saya terlalu sempit bagi keluarga saya terutama dalam melaksanakan aktifitas sehari-hari di rumah.” No. Jawaban Frekuensi F Persentase 1 Sangat setuju 0,0 2 Setuju 74 92,5 3 Netral 0,0 4 Tidak setuju 6 7,5

5 Sangat tidak setuju

0,0 Jumlah 80 100,0 Sumber : Data Penelitian Lapangan Kuesioner September 2011 Pada tabel 4.13 diatas memperlihatkan bahwa responden yang menjawab setuju bahwa ruangan tempat tinggalnya terlalu sempit bagi keluarga terutama dalam beraktifitas lebih banyak daripada responden yang memberikan jawaban tidak setuju. Berdasarkan data yang ditemukan di lapangan responden yang menjawab setuju memiliki frekuensi 74 responden dengan persentase 92,5 dan responden yang menjawab tidak setuju memiliki frekuensi 6 responden dengan persentase 7,5 . Hal ini menunjukkan bahwa responden menyadari bahwa ruangan rumah tinggal mereka terlalu sempit, dan tidak memiliki luasan ruangan sesuai dengan kebutuhan aktifitas mereka . Dengan kata lain kecukupan ruang dapat memberikan pengaruh kepada pelaksanaan aktifitas sehari-hari seluruh anggota keluarga mereka. Universitas Sumatera Utara

4.2.2.2 Lingkungan Daerah Tempat Tinggal Tabel 4.14

Jawaban Responden Berdasarkan Pernyataan “Saya merasa lingkungan daerah tempat tinggal saya memberikan pengaruh yang buruk bagi kenyamanan keluarga saya.” No. Jawaban Frekuensi F Persentase 1 Sangat setuju 0,0 2 Setuju 62 77,5 3 Netral 2 2,5 4 Tidak setuju 16 20,0

5 Sangat tidak setuju

0,0 Jumlah 80 100,0 Sumber : Data Penelitian Lapangan Kuesioner September 2011 Melihat tabel 4.14 diatas menunjukkan bahwa mayoritas responden menjawab setuju dibandingkan pilihan jawaban yang lain. Berdasarkan data dilapangan responden yang menjawab setuju memiliki frekuensi 62 responden dengan persentase 77,5 , sedangkan yang memberikan jawaban netral memiliki frekuensi 2 responden dengan persentase 2,5 , sedangkan yang menjawab tidak setuju memiliki frekuensi 16 responden dengan persentase 20,0 , hal ini menunjukkan bahwa responden menjawab bahwa pengaruh lingkungan memang sangat penting bagi kenyamanan keluarga mereka dan mayoritas responden mnyatakan bahwa lingkungan mereka dapat memberikan pengaruh buruk terhadap kenyamanan keluarga mereka. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.15 Jawaban Responden Berdasarkan Pernyataan “Saya menganggap bahwa lingkungan tempat tinggal saya tempat yang kurang baik bagi perkembangan moral anak saya.” No. Jawaban Frekuensi F Persentase 1 Sangat setuju 0,0 2 Setuju 68 85,0 3 Netral 1 1,3 4 Tidak setuju 11 13,8

5 Sangat tidak setuju

0,0 Jumlah 80 100,0 Sumber : Data Penelitian Lapangan Kuesioner September 2011 Lingkungan merupakan faktor pendukung terhadap cara berprilaku pada setiap orang khususnya pada anak-anak, hal ini dikarenakan anak-anak paling gampang meniru cara berprilaku orang dewasa di sekitarnya. Pada tabel 4.15 dapat dilihat berdasarkan data di lapangan responden yang menjawab setuju bahwa lingkungan tempat tinggal merupakan tempat yang kurang baik bagi perkembangan moral anak memiliki frekuensi 68 responden dengan persentase 85,0 sedangkan yang menyatakan netral memiliki frekuensi 1 responden dengan persentase 1,3 , dan yang menjawab tidak setuju dan merasa bahwa lingkungan tidak memberikan pengaruh terhadap perkembangan moral anak memiliki frekuensi 11 responden dengan prsentase 13,8 . Hal ini menunjukkan bahwa responden menganggap bahwa lingkungan dapat memberikan pengaruh perkembangan moral kepada anak-anak. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.16 Jawaban Responden Berdasarkan Pernyataan “Saya merasa bahwa lingkungan daerah tempat tinggal saya sering terjadi perilaku menyimpang yang dapat memberikan rasa khawatir bagi keluarga saya.” No. Jawaban Frekuensi F Persentase 1 Sangat setuju 0,0 2 Setuju 60 75,0 3 Netral 2 2,5 4 Tidak setuju 18 22,5

5 Sangat tidak setuju

0,0 Jumlah 80 100,0 Sumber : Data Penelitian Lapangan Kuesioner September 2011 Pengaruh lingkungan dapat memberikan efek positif dan negatif terhadap kenyamanan tergantung dari keadaan dan perilaku di sekitar lingkungan tersebut. Berdasarkan data di lapangan seperti pada tabl 4.16 responden yang menjawab setuju memiliki frekuensi 60 responden dengan prsentase 75,0 , sedangkan yang menjawab netral memiliki frekuensi 2 responden dengan persentase 2,5 dan yang memberikan jawaban tidak setuju memiliki frekuensi 15 responden dengan persentase 18,8 . Hal ini menunjukkan bahwa lingkungan tersebut dapat memberikan rasa khawatir kepada keluarga meskipun ada beberapa responden yang menjawab tidak setuju bahwa perilaku menyimpang yang terjadi di lingkungan tempat tinggal mereka tidak sepenuhnya memberikan rasa khawatir bagi keluarga mereka. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.17 Jawaban Responden Berdasarkan Pernyataan “Saya berpendapat bahwa keadaan lingkungan saya memberikan pengaruh terhadap pola pengasuhan yang saya terapkan terhadap anak-anak saya.” No. Jawaban Frekuensi F Persentase 1 Sangat setuju 0,0 2 Setuju 73 91,3 3 Netral 0,0 4 Tidak setuju 7 8,8 Universitas Sumatera Utara

5 Sangat tidak setuju

0,0 Jumlah 80 100,0 Sumber : Data Penelitian Lapangan Kuesioner September 2011 Cara mengasuh anak berbeda-beda tergantung faktor-faktor yang mempengaruhi dan salah satu faktor yang dapat mempengaruhinya adalah faktor lingkungan. Berdasarkan data yang didapat dari lapangan pada tabel 4.17 responden yang menjawab setuju bahwa lingkungan dapat mempngaruhi penerapan pola pengasuhan kepada anak memiliki frekuensi 73 responden dengan persentase 91,3, sedangkan yang menjawab tidak setuju memiliki frekuensi 7 responden dengan persentase 8,8 . Hal ini menunjukkan faktor lingkungan dapat memberikan pengaruh terhadap penerapan pola pengasuhan kepada anak-anak akan tetapi tidak sepenuhnya memberikan pengaruh yang besar terhadap penerapan pola pengasuhan kepada anak-anak mereka.

4.2.2.3 Komunikasi dan Interaksi Penghuni Rumah Tabel 4.18

Jawaban Responden Berdasarkan Pernyataan “Saya lebih sering menghabiskan waktu luang saya dengan anggota keluarga saya di dalam rumah.” No. Jawaban Frekuensi F Persentase 1 Sangat setuju 0,0 2 Setuju 71 88,8 3 Netral 0,0 Universitas Sumatera Utara 4 Tidak setuju 9 11,3

5 Sangat tidak setuju

0,0 Jumlah 80 100,0 Sumber : Data Penelitian Lapangan Kuesioner September 2011 Menghabiskan waktu luang dengan keluarga merupakan hal penting untuk tetap menjaga interaksi dengan semua anggota keluarga. Berdasarkan data dilapangan yang diperlihatkan pada tabel 4.18 responden menjawab setuju memiliki frekuensi 71 responden dengan persentase 88,8 sedangkan yang menjawab tidak setuju memiliki frekuensi 9 responden dengan persentase 11,3 . Hal ini menunjukkan bahwa responden yang berada di lingkungan tersebut ternyata lebih sering menghabiskan waktu luang mereka bersama keluarga meskipun terkadang mereka tidak bisa menghabiskan waktu luang bersama dikarenakan kesibukan beraktifitas masing-masing dan setelah mereka selesai melakukan aktifitas sehari-hari mereka akan beristirahat guna mempersiapkan kondisi tubuh untuk aktifitas keesokan harinya. Tabel 4.19 Jawaban Responden Berdasarkan Pernyataan “Saya berkumpul sehari-hari dengan seluruh anggota keluarga di ruang-ruang rumah saya, misalnya menonton televisi bersama.” No. Jawaban Frekuensi F Persentase 1 Sangat setuju 0,0 2 Setuju 78 97,5 3 Netral 0,0 4 Tidak setuju 2 2,5 Universitas Sumatera Utara

5 Sangat tidak setuju

0,0 Jumlah 80 100,0 Sumber : Data Penelitian Lapangan Kuesioner September 2011 Pada tabel 4.19 diatas memperlihatkan jawaban responden berdasarkan data dilapangan responden yang menjawab setuju memiliki frekuensi 78 responden dengan persentase 97,5 sedangkan yang menjawab tidak setuju memiliki frekuensi 2 responden dengan persentase 2,5 . Hal ini menunjukkan bahwa responden tetap berinteraksi dengan anggota keluarga misalnya menonton televisi bersama dan ada beberapa yang terkadang tidak dapat melakukan hal tersebut dikarenakan berbedanya aktifitas antara yang satu dengan yang lain sehingga berlainan memiliki waktu luang. Tabel 4.20 Jawaban Responden Berdasarkan Pernyataan “Saya menganggap menghabiskan waktu dengan berkumpul bersama dan saling bercerita dengan seluruh anggota keluarga lainnya di ruang keluarga harus selalu diterapkan.” No. Jawaban Frekuensi F Persentase 1 Sangat setuju 0,0 2 Setuju 74 92,5 Universitas Sumatera Utara 3 Netral 0,0 4 Tidak setuju 6 7,5 5 Sangat tidak setuju 0,0 Jumlah 80 100,0 Sumber : Data Penelitian Lapangan Kuesioner September 2011 Berdasarkan data dilapangan dapat dilihat pada tabel 4.20 diatas bahwa responden yang menjawab setuju menghabiskan waktu dengan berkumpul dan saling bercerita di ruang keluarga memiliki frekuensi 74 responden dengan persentase 92,5 , sedangkan yang menjawab tidak setuju memiliki frekuensi 6 responden dengan persentase 7,5 . Hal ini menunjukkan bahwa berkumpul bersama dengan seluruh anggota keluarga menjadi sebuah pertimbangan didalam menjaga interaksi dengan seluruh anggota keluarga tetapi tidak menjadi keharusan untuk diterapkan karena keterbatasan waktu setelah beraktifitas cenderung untuk langsung beristirahat, dan karena keterbatasan ruang yang mereka miliki sehingga hal itu menjadi sesuatu yang perlu diterapkan akan tetapi bukan keharusan untuk selalu diterapkan. Tabel 4.21 Jawaban Responden Berdasarkan Pernyataan “Setiap harinya saya menemani anak-anak saya tidur dan bercerita kepada mereka sebelum tidur.” No. Jawaban Frekuensi F Persentase 1 Sangat setuju 0,0 2 Setuju 62 77,5 3 Netral 2 2,5 Universitas Sumatera Utara 4 Tidak setuju 16 20,0

5 Sangat tidak setuju

0,0 Jumlah 80 100,0 Sumber : Data Penelitian Lapangan Kuesioner September 2011 Interaksi dengan anak memang perlu diterapkan untuk menjaga interaksi yang dekat antara orang tua dan anak seperti menemani mereka tidur dan brcrita kepada mereka. Berdasarkan data dilapangan responden yang menjawab setuju memiliki frekuensi 62 responden dengan persentase 77,5 , sedangkan yang menjawab netral memiliki frekuensi 2 responden dengan persentase 2,5 , dan yang mnjawab tidak setuju memiliki frekuensi 16 responden dengan frekuensi 20,0 . Hal ini menunjukkan bahwa responden sebagai orangtua tetap mengupayakan menjalin interaksi kepada anak mereka menemani anak mereka dan bercerita dengan anak mereka sebelum tidur meskipun ada sebagian yang tidak dapat menerapkannya karena kelelahan setelah beraktifitas dan langsung beristirahat yang membuat mereka tidak dapat menemani dan bercerita kepada anak mereka sebelum tidur.

4.2.3 Pola Pengasuhan Anak