1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah di atas yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat korelasi yang signifikan antara ruang
tempat tinggal yang terbatas pada daerah pemukiman kumuh terhadap pola pengasuhan anak. Lokasi penelitian dilakukan di daerah pemukiman kumuh Jalan Ir.
Juanda kelurahan Jati kecamatan Medan Maimun, yang merupakan daerah kawasan padat penduduk dan perumahan berada di dekat pinggiran sungai.
1.4 Manfaat Penelitian
Setelah mengadakan penelitian ini, diharapkan manfaat penelitian ini berupa :
a. Manfaat Teoritis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi pengetahuan maupun wawasan ilmiah kepada penulis dan juga pembaca mengenai hubungan antara ruang
tempat tinggal yang terbatas terhadap pola pengasuhan anak pada daerah pemukiman kumuh sehingga dapat memberikan sumbangan bagi pengembangan teori ilmu - ilmu
sosial khususnya Sosiologi. Selain itu diharapkan juga dapat memberikan kontribusi kepada pihak yang memerlukannya.
b. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi peneliti berupa fakta-fakta temuan dilapangan dalam meningkatkan daya, kritis dan analisis
Universitas Sumatera Utara
penelitian sehingga memperoleh pengetahuan tambahan dari penelitian tersebut. Dan khususnya penelitian ini dapat menjadi referensi penunjang yang diharapkan dapat
berguna bagi peneliti berikutnya.
1.5 Kerangka Teori
Teori ruang neo-Marxian adalah The Production of space karya Henry Lefebvre. Aspek kunci dari argumen Lefebvre yang kompleks itu terletak dalam tiga
perbedaan berikut ini. Dia mulai dengan praktik spasial spatial practice, yang menurutnya melibatkan produksi dan reproduksi ruang, yang melapisi dan akhirnya
mendominasi praktik spasial adalah apa yang dinamakan Lafebvre sebagai representasi ruang representation of space. Ini adalah ruang yang dibayangkan oleh
sebagian elite masyarakat seperti perencana tata kota dan arsitek. Mereka menganggapnya sebagai “ruang sesungguhnya”, dan dipakai oleh
mereka dan oleh yang lainnya untuk mencapai dan mempertahankan dominasi. Jadi, misalnya, perencana tata kota mendesain, secara teoritis, untuk menggusur rumah-
rumah kaum miskin yang kumuh dan menggantikannya dengan perumahan yang jauh lebih baik dan modern. Akan tetapi pembaruan kota itu kemudian disebut
“pembongkaran urban”. Kelompok miskin digusur untuk membuka perumahan baru, tetapi ketika perumahan baru keluarga kelas menengah atas perkotaan, sering kali
kelompok miskin ini harus pindah ke daerah baru, dan sering kali mendapatkan rumah yang tidak lebih baik daripada yang mereka tinggalkan. Mereka juga terpaksa
beradaptasi dengan daerah baru dan komunitas, dan tetangga baru. Jadi, “praktik
Universitas Sumatera Utara
spasial” tehadap kaum miskin dan radikal diubah oleh “representasi ruang” dari mereka yang mendukung, menciptakan,dan mengimplementasikan pembaruan urban.
Lafebvre mulai dengan apa yang dinamakan spesies absolut, atau ruang natural yakni area “hijau” yang tak dapat dikolonisasi, diubah menjadi tak autentik, atau
dihancurkan oleh kekuatan ekonomi dan politik. Lefebvre tertarik untuk menganalisa secara kritis apa yang dia sebut sebagai
ruang abstrak. Seperti reprsentasi ruang, ini adalah ruang dari sudut pandang subjek abstrak seperti perencana kota atau arsitek. Tetapi ruang abstrak bukan hanya
ideasional; ia secara aktual menggantikan ruang historis yang didirikan diatas ruang absolut. Ruang abstrak dicirikan oleh ketiadaan sesuatu yang diasosiasikan dengan
ruang absolut pohon, udara bersih dan sebagainya. Ia adalah ruang represif bahkan melibatkan brutalitas dan kekerasan, otoritarian, terkontrol, diduduki, dan
didominasi. Jenis ruang yang ketiga adalah ruang diferensial. Sementara ruang abstrak berusaha mengontrol dan mendominasi setiap orang dan segala sesuatu, ruang
diferensial mengaksentuasikan perbedaan dan kebebasan dari kontrol. Sementara ruang abstrak memecah kesatuan natural yang ada di dunia, ruang diferensial
memulihkan kesatuan itu. Lefebvre mengatakan bahwa ruang dapat memainkan berbagai peran dalam dunia sosioekonomi. Pertama, dia dapat mengambil peran dari
salah satu kekuatan produksi yang lainnya, kekuatan yang lebih tradisional, adalah pabrik, alat dan mesin. Kedua, ruang itu sendiri dapat menjadi komoditas luas yang
dikonsumsi, atau dapat dikonsumsi secara produktif misalnya tanah tempat pabrik dibangun. Ketiga, ruang adalah penting secara politik, memfasilitasi kontrol sistem.
Universitas Sumatera Utara
Keempat, ruang menopang reproduksi dan relasi properti misalnya, komunitas mahal untuk kapitalis dan dan kampung kumuh untuk orang miskin. Kelima, ruang dapat
berbentuk suprastruktur yang misalnya, tampaknya netral tapi menyembunyikan basis ekonomi yang menghasilkan suprastruktur dan jauh dari netralRitzer, 2008 : 211.
1.5.2 Hasil-hasil penelitian tentang Ruang Yang Terbatas dan Pola Pengasuhan Anak :
1. Ruang Yang Terbatas
Rumah dan lingkungan pemukiman akan memberi pengaruh psikologis pada individu yang menempatinya. Lingkungan sekitar dapat merupakan sumber yang
penting dalam mempengaruhi sikap, perilaku dan keadaan internal individu di suatu tempat tinggal, rumah dan lingkungan pemukiman yang memiliki situasi dan kondisi
yang baik dan nyaman seperti memiliki ruang yang cukup untuk kegiatan pribadi akan memberikan kepuasan psikis pada individu yang menempatinya. Macam dan
kualitas pemukiman dapat memberikan pengaruh penting terhadap persepsi diri penghuninya, stress dan kesehatan fisik, sehingga kondisi pemukiman ini tampaknya
berpengaruh pada perilaku dan sikap-sikap orang yang tinggal di sana.
Penelitian menunjukkan adanya hubungan yang erat antara kepadatan dengan interaksi sosial. Para mahasiswa yang bertempat tinggal di asrama yang padat sengaja
mencari dan memilih tempat duduk yang jauh dari orang lain, tidak berbicara dengan orang lain yang berada di tempat yang sama. Dengan kata lain mahasiswa yang
Universitas Sumatera Utara
tinggal di tempat padat cenderung untuk menghindari kontak sosial dengan orang lain.
Penelitian yang diadakan oleh Karlin dkk, dalam Sears dkk., 1994 mencoba membandingkan mahasiswa yang tinggal berdua dalam satu kamar dengan
mahasiswa yang tinggal bertiga dalam satu kamar. Kesemuanya itu tinggal dalam kamar yang dirancang untuk dua orang. Ternyata mahasiswa yang tinggal bertiga
melaporkan adanya stres dan kekecewaan yang secara nyata lebih besar dari pada mahasiswa yang tinggal berdua. Selain itu mereka yang tinggal bertiga juga lebih
rendah prestasi belajarnya. Pengaruh ini ternyata lebih berat dihadapi pada mahasiswi yang lebih banyak mengubah lingkungan untuk menyesuaikan diri, sebaliknya pada
mahasiswa pada umumnya lebih banyak mengubah perilaku untuk menyesuaikan diri. Para mahasiswi berusaha membuat bagian ruang yang sudah sempit tersebut agar
dapat menjadi ruang yang menyenangkan, sementara para mahasiswa lebih banyak menggunakan waktunya di luar.
Rumah dengan luas lantai yang sempit dan terbatas apabila dihuni oleh sejumlah besar individu umumnya akan menimbulkan pengaruh negatif pada
penghuninya. Hal ini terjadi karena dalarn rumah tinggal yang terbatas umumnya individu tidak memiliki ruang atau tempat yang dapat dipakai untuk kegiatan pribadi.
Keterbatasan ruang memungkinkan individu sering harus bertemu dan berhubungan dengan orang lain baik secara fisik maupun verbal, sehingga individu memperoleh
masukan yang berlebihan. Keadaan tersebut dapat menyebabkan individu merasa tidak mampu rnengolah dan mengatur masukan yang diterima. Individu menjadi
Universitas Sumatera Utara
terhambat untuk memperoleh apa yang diinginkannya. Keadaan tersebut pada akhimya menimbulkan perasaan sesak pada individu dan pada penghuni didalam
rumah tempat tinggal tersebut.
2. Pola Pengasuhan Anak dalam Keluarga
Hastuti 2008 mengemukakan bahwa pengasuhan kerap didefinisikan sebagai cara mengasuh anak mencakup pengalaman, keahlian, kualitas dan tanggung jawab
yang dilakukan orangtua dalam mendidik dan merawat anak, sehingga anak dapat tumbuh menjadi pribadi yang diharapkan oleh keluarga dan masyarakat dimana dia
berada atau tinggal. Tugas pengasuhan ini umumnya dilakukan oleh ayah dan ibu orangtua biologis anak, namun bila orangtua biologisnya tidak mampu melakukan
tugas ini, maka tugas ini diambil alih oleh kerabat dekat termasuk kakak, kakek dan nenek, orangtua angkat atau oleh institusi pengasuhan sebagai alternative care. Tugas
pengasuhan juga mencakup pemenuhan kebutuhan psikis anak dan pemberian stimulasi untuk memacu pertumbuhan dan perkembangan anak secara maksimal.
Beberapa aspek dalam pola pengasuhan yaitu mencakup pola asuh makan, pola asuh hidup sehat, pola asuh akademik atau intelektual, pola asuh sosial emosi serta pola
asuh moral dan spiritual.
Penelitian yang dilakukan pada keluarga yang tinggal di desa dan kota menemukan fakta bahwa anak yang tinggal di kota lebih banyak menerima stimulasi
dari orangtuanya dibandingkan dengan anak yang tinggal di desa. Hal ini dipengaruhi oleh nomor urut anak, pendidikan orangtua dan pendapatan keluarga.
Universitas Sumatera Utara
Faktor karakteristik anak dan kondisi ekonomi serta pendidikan orangtua berpengaruh dalam pemberian stimulasi pada anak dan menemukan bahwa selain
faktor ekonomi, faktor keadaan kehidupan keluarga juga mempengaruhi pola pengasuhan anak dalam keluarga tersebut. Pada penelitian, ditemukan bahwa banyak
sekali keluarga yang tidak lengkap struktur keluarganya, namun di sisi lain juga ditemukan keluarga yang terlalu banyak anggota keluarganya. Pola pengasuhan anak
juga dipengaruhi oleh keadaan pekerjaan tetap pada orangtua, dengan adanya pekerjaan pada orangtua yang mengharuskan suami dan istri bekerja guna untuk
memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dimana hal itu akan mempengaruhi penerapan pola pengasuhan dan cenderung berbeda antara satu keluarga dan keluarga yang
lainnya dan berujung pada pembentukan kualitas karakter anak kedepannya. Pola pengasuhan anak terkadang juga dapat dipengaruhi oleh kebudayaan yang ada di
lingkungan dimana mereka tinggal, maupun kebudayaan dari etnis yang mereka wariskan.
1.6. Hipotesis
Hipotesis adalah dalil atau prinsip yang logis yang dapat diterima secara rasional mempercayainya sebagai kebenaran sebelum diuji atau disesuaikan dengan
fakta-fakta atau kenyataan-kenyataan yang mendukung atau menolak kebenarannya Nawawi; 1995. Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa hipotesis dalam
suatu penelitian harus diuji. Oleh karena itu, perumusan hipotesa yang baik adalah hipotesa yang dapat diuji kebenarannya atau ketidakbenarannya.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan penjelasan di atas, maka hipotesa yang dapat dibuat dalam penelitian ini adalah :
H : Tidak terdapat hubungan pengaruh yang signifikan antara Ruang Tempat
Tinggal Yang Terbatas terhadap Pola Pengasuhan Anak Ha : Terdapat hubungan pengaruh yang signifikan antara Ruang Tempat Tinggal
Yang Terbatas terhadap Pola Pengasuhan Anak.
1.7. Definisi Konsep