2.4.3 Kalor dapat Menyebabkan Perubahan Wujud Zat
Kalor yang diserap atau dilepaskan suatu zat dapat menyebabkan perubahan suhu. Namun, pada saat tertentu zat menyerap kalor tetapi tidak
mengalami perubahan suhu. Hal ini disebut sebagai zat mengalami perubahan wujud fasa. Gambar 2.2 berikut menunjukkan diagram perubahan wujud zat.
Gambar 2.2 Diagram perubahan wujud zat keterangan:
: menyerap kalor : melepas kalor
1: Mencair melebur 3: Menguap
5: Menyublim 2: Membeku
4: Mengembun 6: Mengkristal
2.5.3.1 Melebur dan Membeku
Melebur adalah proses perubahan wujud zat dari padat ke cair. Proses sebaliknya disebut membeku. Pada saat melebur, zat menyerap kalor sedangkan
pada saat membeku, zat melepas kalor. Menurut Tipler Mosca 2004: 604, zat murni mempunyai titik lebur dan titik beku yang sama, dan perubahan wujud
hanya terjadi pada temperature tertentu. Misalnya, air murni pada tekanan 1 atm membeku pada suhu 0ºC, demikian juga es melebur pada suhu yang sama.
1 2
6 5
3 4
GAS
PADAT CAIR
Kalor yang diperlukan untuk meleburkan 1 kg zat padat menjadi 1 kg zat cair pada titik leburnya disebut kalor laten peleburan kalor lebur. Jumlah kalor
yang diperlukan untuk meleburkan suatu zat sebanding dengan massa zat yang melebur dan kalor leburnya. Hubungan ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
Tipler Mosca, 2004: 604 keterangan:
Q = jumlah kalor untuk meleburkan zat J
m = massa zat yang melebur kg
L
f
= kalor laten peleburan Jkg
2.5.3.2 Menguap dan Mengembun
Menguap adalah proses perubahan wujud zat dari cair ke gas. Proses sebaliknya disebut mengembun. Pada saat menguap, zat menyerap kalor
sedangkan pada saat mengembun, zat melepas kalor. Menurut Tipler Mosca 2004: 604, zat murni akan mengalami perubahan wujud pada temperatur
tertentu. Sebagai contoh, air murni pada tekanan 1 atm berubah seluruhnya menjadi gas pada suhu 100ºC.
Kalor yang diperlukan untuk menguapkan 1 kg zat cair menjadi 1 kg gas pada titik didihnya disebut kalor laten penguapan kalor uap. Jumlah kalor yang
diperlukan untuk menguapkan suatu zat sebanding dengan massa zat yang menguap dan kalor uapnya. Hubungan ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
Tipler Mosca, 2004: 604 keterangan:
Q = jumlah kalor untuk menguapkan zat J
m = massa zat yang menguap kg
L
v
= kalor laten penguapan Jkg Proses penguapan dapat dipercepat dengan beberapa cara, antara lain: 1
pemanasan, 2 memperluas permukaan, 3 meniupkan udara di atas permukaan, 4 menyemburkan atau menyemprotkan zat cair, dan 5 mengurangi tekanan
pada permukaan. Hal inilah yang menyebabkan pakaian basah yang dijemur cepat kering walaupun cuaca sedang mendung, karena pada saat itu angin tetap bertiup
kencang.
2.5.3.3 Mendidih