Kerangka Berpikir PENGEMBANGAN LKS BERBASIS INKUIRI TERINTEGRASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA MATERI KALOR UNTUK SISWA KELAS VII SMP RSBI

seluruh batang. Oleh karena itu, bahan logam lebih mudah menghantarkan kalor dibandingkan bahan nonlogam, seperti kayu, plastik, kaca, kain, dan lainnya. Bahan yang mudah menghantarkan kalor disebut konduktor, sedangkan bahan yang tidak mudah menghantarkan kalor disebut isolator.

2.5.5.2 Konveksi

Perpindahan kalor disertai perpindahan atom atau partikel zat disebut konveksi. Konveksi terjadi pada zat cair dan gas. Pada konveksi, kalor dipindahkan mengikuti perpindahan massa Tipler Mosca, 2004: 606. Sebagai contoh, jika udara di dekat lantai dipanaskan maka udara akan memuai dan naik ke atas karena kerapatannya yang lebih rendah. Jadi kalor dipindahkan dari lantai ke langit-langit bersama dengan massa udara panas. Hal inilah yang terjadi pada sistem kerja pendingin ruangan air conditioner.

2.5.5.3 Radiasi

Perpindahan kalor tanpa melalui zat perantara disebut radiasi. Pada radiasi, energi dipancarkan dalam bentuk gelombang elektromagnetik Tipler Mosca, 2004: 606. Radiasi yang dipancarkan atau diserap oleh suatu benda bergantung pada warna benda. Permukaan yang hitam dan kusam adalah penyerap kalor radiasi yang baik sekaligus pemancar kalor radiasi yang baik pula. Permukaan yang putih dan berkilap adalah penyerap kalor radiasi yang buruk sekaligus pemancar kalor yang buruk pula.

2.5 Kerangka Berpikir

Prestasi sains siswa Indonesia yang terukur dalam ajang TIMSS Trends International in Mathematics and Science Study tahun 2011, jauh dari harapan pemerintah dan masyarakat. Penyebab rendahnya prestasi sains siswa Indonesia adalah pembelajaran masih terfokus pada hafalan konsep, dan belum melatih siswa untuk melakukan proses penemuan. Suatu model pembelajaran yang menekankan proses penemuan adalah inkuiri. Penerapan inkuiri pada media pembelajaran siswa merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran sains. Berdasarkan observasi lapangan, media pembelajaran yang sering digunakan siswa adalah Lembar Kerja Siswa LKS. Informasi yang diperoleh dari penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa LKS berbasis inkuiri terbukti efektif meningkatkan hasil belajar siswa. Saat ini kehidupan masyarakat membutuhkan SDM Sumber Daya Manusia yang tidak hanya memiliki kecerdasan akademis, tetapi juga moral. Namun demikian, fenomena sosial yang marak terjadi menunjukkan buruknya moral dan karakter bangsa. Berbagai kebijakan telah dicetuskan, salah satunya adalah pemerintah melalui Kemendiknas mencanangkan penanaman pendidikan karakter pada semua jenjang pendidikan. Salah satu upaya penanaman pendidikan karakter adalah integrasi pendidikan karakter pada proses pembelajaran. Informasi yang diperoleh dari penelitian sebelumnya mengungkapkan bahwa integrasi pendidikan karakter di sekolah dapat mengembangkan karakter siswa secara positif sekaligus meningkatkan hasil belajar siswa. Oleh karena itu, perlu adanya integrasi pendidikan karakter dalam LKS berbasis inkuiri karena membantu meningkatkan hasil belajar sekaligus mengembangkan karakter siswa. Materi sains yang mengungkap gejala alam sederhana dalam kehidupan sehari-hari adalah kalor. Materi ini akan sesuai bila diajarkan melalui media LKS berbasis inkuiri terintegrasi pendidikan karakter karena memungkinkan siswa untuk melakukan proses penyelidikan secara langsung, dan memunculkan karakter siswa selama proses pembelajaran. Berdasarkan uraian di atas, maka kerangka berpikir penelitian dapat dilihat pada Gambar 2.3. Prestasi sains siswa Indonesia rendah karena pembelajaran masih terfokus pada hafalan konsep, dan belum menekankan pada proses penemuan LKS berbasis inkuiri terintegrasi pendidikan karakter Inkuiri merupakan model pembelajaran yang menekankan proses penemuan Penerapan inkuiri pada media pembelajaran siswa Informasi keefektifan LKS dalam meningkatkan hasil belajar siswa Hasil observasi menunjukkan LKS sebagai media pembelajaan siswa LKS berbasis inkuiri Meningkatkan hasil belajar siswa Mengembangkan karakter siswa Penyusunan LKS berbasis inkuiri terintegrasi karakter pada materi kalor Gambar 2.3 Diagram alir kerangka berpikir

2.6 Hipotesis