Manfaat Penelitian Lembar Kerja Siswa LKS

1.5 Manfaat Penelitian

Dengan tercapainya tujuan di atas, maka manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah: 1. Dihasilkan LKS berbasis inkuiri terintegrasi pendidikan karakter pada materi kalor untuk siswa kelas VII SMP RSBI. 2. Membantu guru dalam menyusun rencana pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran inkuiri. 3. Menambah keragaman LKS yang telah ada.

1.6 Penegasan Istilah

Ada beberapa istilah yang perlu dijelaskan agar tidak terjadi salah penafsiran. Adapun istilah-istilah tersebut antara lain:

1.6.1 Lembar Kerja Siswa LKS

Lembar Kerja Siswa LKS adalah media pembelajaran cetak berupa lembaran-lembaran yang terdiri atas komponen judul, kompetensi dasar yang akan dicapai, waktu penyelesaian, alat dan bahan, langkah kerja, pertanyaan atau tugas, dan laporan percobaan yang dimaksudkan untuk membantu siswa secara terarah dalam memahami materi yang dipelajari.

1.6.2 Inkuiri

Inkuiri merupakan model pembelajaran yang menekankan proses penemuan dalam kegiatan pembelajaran. Proses inkuiri memberi kesempatan kepada siswa untuk memiliki pengalaman belajar yang nyata dan aktif, dan melatih siswa memecahkan masalah serta membuat keputusan Amri Ahmadi, 2010: 91.

1.6.3 Karakter

Karakter adalah watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebajikan virtues yang diyakini dan digunakan sebagai landasan untuk cara pandang, berpikir, bersikap, dan bertindak Kemendiknas, 2010a: 3. Nilai karakter yang diintegrasikan dalam LKS yang dikembangkan adalah disiplin, jujur, dan rasa ingin tahu. Indikator karakter disiplin adalah tertib dalam melaksanakan tugas sekolah, menaati aturan berbicara dalam diskusi kelas, dan tertib dalam menerapkan aturan penulisan karya tulis. Indikator karakter jujur adalah tidak menyontek ataupun menjadi plagiat dalam mengerjakan tugas dan tidak memanipulasi data percobaan. Indikator karakter rasa ingin tahu adalah bertanya tentang materi pelajaran dan gejala alam yang terjadi, dan bertanya tentang informasi yang dilihat ataupun didengar dari media.

1.6.4 Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional RSBI

Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional RSBI merupakan sekolah rintisan yang dipersiapkan menuju Sekolah Bertaraf Internasioanal SBI. SBI adalah sekolah yang sudah memenuhi seluruh Standar Nasional Pendidikan SNP yang diperkaya dengan keunggulan mutu tertentu yang berasal dari negara anggota Organisation of Economic Co-Operation and Development OECD dan negara maju lainnya Depdiknas, 2009. 1.6.5 Kalor Kalor yang dimaksud dalam penelitian ini adalah materi kalor, yang sesuai dengan Standar Isi mata pelajaran IPA SMP RSBI SK ke-8 dan KD ke-4 yaitu: Mendiskripsikan peran kalor dalam mengubah wujud zat dan suhu suatu benda serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

1.7 Sistematika Skripsi

1.7.1. Bagian Awal

Bagian awal terdiri dari halaman judul, halaman pernyataan keaslian tulisan, halaman persetujuan pembimbing, halaman pengesahan, halaman motto dan persembahan, prakata, abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar dan daftar lampiran.

1.7.2. Bagian Isi

Bagian isi ini terdiri dari 5 bab, yaitu : 1. Bab 1 Pendahuluan, mencakup uraian semua hal yang berhubungan dengan penelitian, meliputi latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah dan sistematika skripsi. 2. Bab 2 Tinjauan Pustaka, mencakup teori-teori yang mendukung penelitian. 3. Bab 3 Metode Penelitian, mencakup hal-hal yang berkaitan dengan penelitian, meliputi : lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian, prosedur penelitian, metode pengumpulan data, dan metode analisis data. 4. Bab 4 Hasil Penelitian dan Pembahasan, yaitu hasil penelitian yang berupa uraian hasil-hasil penelitian serta pembahasannya. 5. Bab 5 Penutup, mencakup simpulan dari hasil penelitian dan saran yang diberikan sehubungan dengan penelitian tersebut.

1.7.3. Bagian Akhir

Bagian akhir ini berisi daftar pustaka dan lampiran. 10 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Lembar Kerja Siswa LKS

Media pembelajaran merupakan unsur yang amat penting pada proses pembelajaran. Penggunaan media pembelajaran membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian materi yang diajarkan. Adapun manfaat media pembelajaran sebagaimana diungkapkan Arsyad 2011: 25-27, antara lain: 1 memperjelas penyajian pesan dan informasi; 2 meningkatkan motivasi belajar siswa; 3 mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan waktu; 4 memberikan pengalaman yang sama mengenai suatu peristiwa, dan memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan lingkungan sekitar. LKS merupakan salah satu media yang sering digunakan pada proses pembelajaran. LKS berasal dari bahasa Inggris “worksheets” yang berarti lembar kerja. Prastowo 2012: 6 menyatakan bahwa LKS adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh siswa. Tugas tersebut dapat berupa teori dan atau praktik. Definisi lain menyebutkan LKS adalah media untuk membantu siswa memperoleh keterampilan proses ilmiah seperti melakukan percobaan, mencatat data, menganalisa data, dan sebagainya Yildirim et al., 2011. Terdapat beberapa jenis LKS yang biasa digunakan siswa pada proses pembelajaran. Berdasarkan jenisnya, Sunyono 2008 membagi LKS menjadi dua macam, yaitu 1 LKS eksperimen yaitu lembar kerja yang melibatkan kegiatan eksperimen untuk menemukan dan mengembangkan konsep serta mencakup semua aspek keterampilan proses, 2 LKS non eksperimen yaitu lembar kerja berisi pedoman untuk menemukan dan mengembangkan konsep tanpa melibatkan kegiatan eksperimen, melainkan melibatkan kegiatan diskusi, tanyajawab, dan hanya mencakup ketrampilan proses tertentu. Jenis LKS yang banyak digunakan pada pembelajaran sains adalah LKS eksperimen. Menurut Johnstone Shauaili 2001, LKS eksperimen dapat dibagi menjadi empat macam yakni: 1 LKS ekspositori, yang mempunyai karakteristik: hasil pengamatan sudah ditetapkan dan diketahui guru maupun siswa, pendekatan bersifat deduktif, dan prosedur percobaan dirancang oleh guru; 2 LKS berbasis inkuri, yang mempunyai karakteristik: hasil pengamatan belum ditetapkan, pendekatan bersifat induktif, prosedur percobaan dirancang oleh siswa; 3 LKS discovery, yang mempunyai karakteristik: hasil pengamatan sudah ditetapkan dan hanya diketahui oleh guru, pendekatannya bersifat induktif, prosedur telah dirancang oleh guru; dan 4 LKS berbasis masalah, yang mempunyai karakteristik: hasil pengamatan sudah ditetapkan dan hanya diketahui oleh guru, b pendekatan bersifat deduktif, prosedur percobaan dirancang oleh siswa. LKS yang akan dikembangkan pada penelitian ini adalah LKS berbasis inkuiri. Penggunaan LKS berbasis inkuiri memberikan banyak manfaat. Penelitian eksperimen Yildirim et al. 2011 terhadap 44 siswa kelas IX SMA menunjukkan bahwa siswa kelas eksperimen berbantuan LKS berbasis inkuiri memiliki hasil belajar signifikan antara pre-test dan post-test dibandingkan kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran konvensional. Hal ini berarti bahwa LKS berbasis inkuiri terbukti efektif meningkatkan hasil belajar siswa sekaligus membantu siswa memperoleh keterampilan proses ilmiah. Ada beberapa tahapan yang perlu dilakukan dalam penyusunan LKS. Tahapan tersebut antara lain: 1 melakukan analisis kurikulum, tahap ini meliputi: mengidentifikasi Standar Kompetensi SK dan Kompetensi Dasar KD, menyusun indikator dan tujuan pembelajaran, menentukan materi pokok, dan mengidentifikasi pengalaman belajar siswa; 2 menyusun peta kebutuhan LKS; 3 menentukan judul LKS; 4 menulis LKS; dan 5 menentukan alat penilaian Depdiknas, 2006. Penyusunan LKS perlu memperhatikan komponen yang dapat menunjang keefektifan penggunaan LKS. Menurut Prastowo 2012: 101, komponen penyusun LKS, antara lain: judul, kompetensi dasar yang akan dicapai, waktu penyelesaian, alat dan bahan yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas, informasi singkat, langkah kerja, pertanyaan, dan laporan yang harus dikerjakan siswa. LKS disusun sedemikian rupa agar dapat menunjang tercapainya tujuan pembelajaran. Produk LKS yang akan dikembangkan ditujukan untuk pembelajaran sains, sehingga isinya terdiri dari unsur fakta, konsep, prinsip, dan prosedur. Sebagaimana pernyataan BSNP 2006a:149 bahwa isi materi sains merupakan kumpulan pengetahuan yang meliputi fakta, konsep, prinsip, dan prosedur. Fakta adalah peristiwa atau keadaan yang mudah dilihat, disebutkan nama, jumlah, maupun bagaian-bagiannya. Konsep adalah pengetahuan mengenai definisi, identifikasi, klasifikasi, atau ciri-ciri khusus. Prinsip adalah penerapan dalil, hukum, rumus, dapat dituliskan jika …., maka ….. Prosedur adalah tahap kegiatan yang berisi langkah-langkah untuk memecahkan suatu masalah. Keberadaan LKS memberi pengaruh yang cukup besar pada proses pembelajaran, sehingga penyusunannya harus memenuhi standar-standar tertentu. Standar yang dimaksud meliputi persyaratan, karakteristik, dan kompetensi minimum yang harus terkandung di dalam suatu buku teks pelajaran. BSNP 2006b mengemukakan bahwa standarisasi buku teks pelajaran meliputi empat aspek kelayakan yaitu isi didaktik, bahasa konstruksi, penyajian teknis, dan kegrafikan. Pada penelitian ini, kelayakan LKS diuji berdasarkan tiga aspek, yaitu isi, bahasa, dan penyajian. Aspek kelayakan isi berkaitan dengan penggunaan LKS yang dapat mengajak siswa aktif dalam proses pembelajaran dan mengembangkan kemampuan komunikasi sosial, emosional, moral, dan estetika pada diri siswa Darmodjo Kaligis 1992: 41. Aspek kelayakan isi dapat dijabarkan sebagai berikut: 1 kesesuaian materi dengan SK dan KD, 2 penerapan strategi inkuiri, 3 pengintegrasian nilai karakter. Penyusunan materi pada LKS tidak hanya didasarkan pada kesesuaian terhadap SK dan KD, tetapi perlu memperhatikan beberapa prinsip. Prinsip tersebut meliputi relevansi, konsistensi, dan kecukupan Depdiknas, 2006:6. Prinsip relevansi artinya materi pembelajaran hendaknya relevan atau ada kaitan dengan pencapaian SK dan KD. Prinsip konsistensi atau keajegan artinya materi pembelajaran secara konsisten merujuk pada kompetensi- kompetensi dan indikator yang telah ditetapkan. Prinsip kecukupan atau memadai artinya materi yang diberikan disesuaikan dengan waktu dan kompetensi yang harus dicapai. Aspek kelayakan bahasa berhubungan dengan kaidah penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar, peristilahan, susunan kalimat, kosakata, dan kejelasan kalimat yang pada hakikatnya harus tepat dan sesuai dengan tingkat kemampuan siswa. Aspek ini dapat dijabarkan sebagai berikut: 1 kesesuaian bahasa dengan tingkat kemampuan siswa, 2 kesesuaian aturan penulisan LKS, 3 kesesuaian penggunaan bahasa asing BSNP, 2006b. Aspek kelayakan penyajian menekankan pada penyusunan LKS secara runtut dan sistematis, penggunaan jenis dan ukuran huruf yang sesuai, penggunaan ilustrasi, lay out atau tata letak, dan desain tampilan LKS yang dibuat semenarik mungkin agar dapat meningkatkan motivasi dan perhatian siswa. Aspek ini dapat dikelompokkan sebagai berikut: 1 teknik penyajian, 2 pendukung penyajian materi BSNP, 2006b. Penggunaan ilustrasi pada LKS memiliki ragam manfaat, antara lain: mempercantik tampilan dan memudahkan siswa dalam memahami prosedur atau langkah percobaan. Penelitian Cook 2008 terhadap 86 siswa SMA menunjukkan bahwa ilustrasi dalam buku pelajaran dapat membantu akuisisi pengetahuan dan pemahaman proses atau prosedur. Namun demikian, ilustrasi tersebut perlu disertai teks penjelasan agar siswa tidak mengalami salah tafsir.

2.2 Inkuiri dalam Pembelajaran Sains