Hipotesis Lokasi dan Waktu Penelitian Subjek Penelitian Desain Penelitian Susunan LKS Berbasis Inkuiri Terintegrasi Pendidikan

2.6 Hipotesis

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah: 1 Pembelajaran menggunakan LKS berbasis inkuiri terintegrasi pendidikan karakter dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII SMP RSBI pada materi kalor. 2 Pembelajaran menggunakan LKS berbasis inkuiri terintegrasi pendidikan karakter dapat mengembangkan karakter siswa kelas VII SMP RSBI. 32 BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di SMP Negeri 2, berlokasi di Jalan Soekarno-Hatta No 187, Kendal. Penelitian dilaksanakan pada bulan April sampai Mei 2013.

3.2 Subjek Penelitian

Populasi penelitian adalah siswa kelas VII semester genap SMP Negeri 2 Kendal tahun pelajaran 20122013. Sampel penelitian adalah 10 siswa kelas VII G sebagai uji coba terbatas dan 30 siswa kelas VII F sebagai uji coba kelas. Sampel penelitian diambil menggunakan teknik Random Sampling.

3.3 Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode Research and Development. Desain uji coba adalah Pre-Experimental dengan jenis Pre-test and Post-test One Group. Pada desain uji coba ini, sebelumnya siswa diberi pre-test O 1 kemudian diberi perlakuan yaitu pembelajaran menggunakan LKS berbasis inkuri terintegrasi pendidikan karakter, selanjutnya siswa diberi post-test O 2 untuk mengetahui peningkatan hasil belajar dan karakter. Menurut Sugiyono 2010: 111, desain Pre-test and Post-test One Group dapat ditunjukkan pada pola berikut: O 1 X O 2 Keterangan O 1 : nilai pre-test sebelum pembelajaran menggunakan LKS berbasis inkuri terintegrasi pendidikan karakter X : pembelajaran menggunakan LKS berbasis inkuri terintegrasi pendidikan karakter materi kalor O 2 : nilai post-test sesudah pembelajaran menggunakan LKS berbasis inkuri terintegrasi pendidikan karakter

3.4 Prosedur Penelitian

Penelitian ini meliputi tiga tahap, yaitu studi pendahuluan, pengembangan, dan pengujian produk. Tahapan ini dapat dirinci sebagai berikut:

3.4.1 Tahap Studi Pendahuluan

Studi pendahuluan merupakan tahap persiapan sebelum penelitian. Tahap ini terdiri dari: 1 studi lapangan berupa observasi untuk mengetahui proses pembelajaran, media pembelajaran, dan kondisi siswa, guru dan sekolah; 2 studi literatur berupa kajian terhadap penelitian sebelumnya yang relevan, analisis kurikulum KTSP bidang sains untuk kelas VII SMP RSBI, telaah materi kalor, dan studi pembuatan LKS.

3.4.2 Tahap Studi Pengembangan

Tahap ini adalah penyusunan instrumen penelitian berupa silabus, RPP, produk LKS yang mengacu pada RPP, lembar angket kelayakan LKS, tes klos, tes pilihan ganda, dan lembar observasi karakter. Instrumen penelitian ini divalidasi oleh pakar dosen pembimbing I II untuk mengetahui layak digunakan atau tidak.

3.4.3 Tahap Studi Pengujian Produk

Studi pengujian produk ada dua tahap yaitu skala terbatas dan skala kelas. Uji coba skala terbatas terdiri dari kelayakan dan keterbacaan. Uji kelayakan dilakukan oleh guru Fisika SMP RSBI yang pernah mengajar kelas VII. Ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kelayakan LKS. Uji keterbacaan dilakukan oleh 10 siswa kelas VII G untuk mengetahui tingkat keterbacaan LKS. Hasil analisis kelayakan dan keterbacaan digunakan untuk merevisi dan memperbaiki kekurangan dan kelemahan produk LKS yang dikembangkan. Tahap selanjutnya adalah uji coba skala kelas yang dilakukan terhadap 30 siswa kelas VII F. Uji coba skala kelas bertujuan mengetahui peningkatan hasil belajar dan perkembangan karakter siswa. Uji peningkatan hasil belajar menggunakan tes pilihan ganda, sedangkan perkembangan karakter menggunakan lembar observasi. Data uji coba skala kelas dianalisis untuk memperoleh hasil belajar dan perkembangan karakter siswa. Setelah dilakukan analisis, diperoleh LKS berbasis inkuiri terintegrasi pendidikan karakter materi kalor yang siap digunakan sebagai media pembelajaran. Adapun langkah-langkah dalam penelitian ini ditunjukkan pada Gambar 3.1. Gambar 3.1 Prosedur Penelitian Analisis peningkatan hasil belajar dan perkembangan karakter siswa Studi Pendahuluan Studi Pengembangan Studi Pengujian Produk Studi Literatur Uji coba skala kelas Uji coba pada siswa kelas VII F SMP N 2 Kendal LKS berbasis inkuiri terintegrasi pendidikan karakter materi kalor siap digunakan sebagai media pembelajaran sains Uji kelayakan Uji keterbacaan Pengolahan data perbaikan LKS Penyusunan instrumen penelitian berupa lembar angket kelayakan LKS, lembar observasi karakter, tes klos, tes pilihan ganda Validasi instrumen penelitian oleh pakar dosbing I II Uji coba skala terbatas Uji coba LKS Ya Tidak Penyusunan produk berupa LKS berbasis inkuiri terintegrasi pendidikan karakter materi kalor yang mengacu pada RPP Validasi LKS oleh pakar dosbing I II Studi Lapangan Hasil observasi terhadap proses pembelajaran dan media pembelajaran yang digunakan siswa kelas VII SMP Negeri 2 Kendal Kajian terhadap penilitian yang relevan, analisi kurikulum KTSP bidang sains untuk kelas VII SMP RSBI, telaah materi kalor, dan studi pembuatan LKS. Ya Tidak Penyusunan silabus dan RPP

3.5 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dokumentasi, angket, observasi, dan tes.

3.5.1 Metode Dokumentasi

Dokumentasi dilakukan untuk mengumpulkan data yang mendukung penelitian yaitu daftar nama siswa, foto saat penelitian, nilai rapor fisika sebagai acuan pembagian kelompok, dan data guru yang menjadi reviewer kelayakan LKS. 3.5.2 Metode Angket Angket digunakan untuk mengetahui tingkat kelayakan LKS. Angket diuji menggunakan validitas konstruk yaitu angket dikonstruksi berdasarkan aspek- aspek yang akan diukur, selanjutnya dikonsultasikan dan disetujui oleh dosen pembimbing I II selaku ahli judgment experts. Angket uji kelayakan ada dua yaitu tahap I dan II. Angket uji kelayakan tahap I terdiri dari 16 butir pertanyaan mengenai kelengkapan komponen LKS. Angket tahap I menggunakan dua pilihan berdasarkan skala guttman yaitu “ada” dan “tidak”, jika semua butir mendapat nilai positif atau “ada” maka reviewer dapat mengisi angket kelayakan tahap II. Kisi-kisi angket uji kelayakan tahap II disusun berdasarkan aspek isi didaktik, bahasa konstruksi, dan penyajian teknis. Angket tahap II terdiri dari 28 butir pertanyaan berbentuk checklist. Angket ini menggunakan empat pilihan berdasarkan skala Likert, yaitu sangat setuju SS, setuju S, kurang setuju KS dan tidak setuju TS. Jawaban “SS” memiliki skor 4, “S” memiliki skor 3, “KS” memiliki skor 2, “TS” memiliki skor 1.

3.5.3 Metode Observasi

Perkembangan karakter siswa diukur menggunakan lembar observasi. Lembar observasi diuji menggunakan validitas konstruk yaitu lembar observasi dikonstruksi berdasarkan aspek-aspek yang akan diukur, selanjutnya dikonsultasikan dan disetujui oleh dosen pembimbing I II selaku ahli judgment experts. Kisi-kisi lembar observasi karakter disusun berdasarkan pengembangan indikator ketercapaian karakter disiplin, jujur, dan rasa ingin tahu siswa kelas 7-9 SMP yang telah diidentifikasi oleh Kemendiknas. Lembar observasi berbentuk checklist. Lembar ini menggunakan tiga pilihan rating scale, yaitu 1, 3, dan 5.

3.5.4 Metode Tes

Metode tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis. Tes tertulis terdiri dari tes klos tes rumpang dan tes pilihan ganda.

3.5.4.1 Tes Klos Tes Rumpang

Tes klos digunakan untuk mengetahui tingkat keterbacaan LKS, sehingga diperoleh informasi bahwa LKS berbasis inkuiri terintegrasi pendidikan karakter termasuk dalam kategori mudah dipahami siswa atau tidak. Tes klos diuji menggunakan validitas isi yaitu mengkonstruksi tes berdasarkan materi kalor yang diajarkan. Tes klos berupa bacaan berbentuk paragraf dan terdapat 45 kata yang dihilangkan.

3.5.4.1 Tes Pilihan Ganda

Tes pilihan ganda digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa pada materi kalor setelah menggunakan LKS. Tes pilihan ganda terdiri dari 60 butir pertanyaan yang diuji cobakan terhadap siswa yang sudah pernah mendapatkan materi kalor. Hasil uji coba dianalisis untuk mengetahui validitas, reliabilitas, taraf kesukaran, dan daya pembeda butir soal, sehingga dapat ditentukan 30 butir pertanyaan yang siap digunakan sebagai pre-test dan post-test.

3.6 Metode Analisis Data

3.6.1 Analisis Uji Coba Tes Pilihan Ganda

3.6.1.1 Validitas

Validitas butir soal bentuk pilihan ganda menggunakan rumus korelasi product moment. Adapun rumusnya adalah sebagai berikut: Suharsimi, 2012: 87 keterangan: r xy = validitas yang dicari ΣXY = jumlah perkalian skor item X dan Y X = jumlah skor item X Y = jumlah skor item Y N = jumlah responden ΣX 2 = jumlah kuadrat skor item X ΣY 2 = jumlah kuadrat skor item Y Nilai r xy dikonsultasikan dengan r tabelproduct moment dengan taraf signifikan 5. Untuk N = 28 dan taraf signifikan 5 diperoleh r tabel product moment = 0,374. Item soal dikatakan valid jika r hitung 0,374. Analisis validitas butir soal uji coba dapat dilihat pada Tabel 3.1. Tabel 3.1 Hasil analisis validitas butir soal uji coba Kriteria Nomor soal Jumlah Persentase Valid 2, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 16, 17, 24, 25, 26, 27, 29, 33, 34, 35, 36, 37, 40, 41, 42, 45, 48, 49, 50, 53, 56, 57, 59 34 56,7 Tidak valid 1, 3, 4, 15, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 28, 30, 31, 32, 38, 39, 43, 44, 46, 47, 51, 52, 54, 55, 58, 60 26 43,3 data selengkapnya dimuat pada Lampiran 7

3.6.1.2 Reliabilitas

Reliabilitas soal bentuk pilihan ganda menggunakan rumus KR-20. Adapun rumusnya adalah sebagai berikut: Suharsimi, 2012: 115 keterangan: r 11 = reliabilitas tes secara keseluruhan p = proporsi subjek yang menjawab item dengan benar q = proporsi subjek yang menjawab item dengan salah q = 1 - p ∑pq = jumlah hasil perkalian antara p dan q n = banyaknya item S = standar deviasi tes Harga r 11 yang diperoleh dikonsultasikan dengan r tabelproduct moment dengan taraf signifikan 5. Jika harga r 11 r tabelproduct moment maka instrumen yang diuji bersifat reliabel. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh r 11 = 0,919. Untuk taraf signifikan 5 dan N = 28 diperoleh r tabel = 0,374. Karena r 11 r tabel , maka soal tersebut reliabel. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 9.

3.6.1.3 Taraf Kesukaran

Taraf kesukaran butir soal dihitung dengan menggunakan rumus: Suharsimi, 2012: 223 keterangan: P = taraf kesukaran B = jumlah siswa yang menjawab soal dengan benar JS = jumlah seluruh siswa peserta tes Klasifikasi taraf kesukaran butir soal dapat dilihat pada Tabel 3.2. Tabel 3.2 Kriteria Taraf Kesukaran Interval Kriteria 0,00 P 0,30 0,31 P 0.70 0,71 P 1,00 Sukar Sedang Mudah Suharsimi, 2012: 225 Hasil analisis taraf kesukaran butir soal uji coba dapat dilihat pada Tabel 3.3. Tabel 3.3 Hasil analisis taraf kesukaran butir soal uji coba Kriteria Nomor soal Jumlah Persentase Sukar 17, 18, 25, 27, 35, 37, 39, 41, 42, 44, 45, 58, 60 13 21,7 Sedang 8, 9, 14, 15, 19, 24, 26, 30, 33, 34, 36, 38, 40, 43, 48, 49, 50, 53, 55, 56, 20 33,3 Mudah 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 10, 11, 12, 13, 16, 20, 21, 22, 23, 28, 29, 31, 32, 46, 47, 51, 52, 54, 57, 59 27 45,0 data selengkapnya dimuat pada Lampiran 7 Soal pre-test dan post-test diambil dari soal uji coba yang sudah teruji validitas, reliabilitas, dan daya pembedanya dengan perbandingan kriteria soal sukar:sedang:mudah = 1:2:1.

3.6.1.4 Daya Pembeda

Daya pembeda soal disebut indeks diskriminasi, yang dicari dengan rumus: Suharsimi, 2012: 228 keterangan: J = jumlah peserta tes J A = banyaknya peserta kelompok atas J B = banyaknya peserta kelompok bawah B A = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar B B = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar P A = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar P B = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar. Klasifikasi daya pembeda butir soal dapat dilihat pada Tabel 3.4. Tabel 3.4 Kriteria Daya Pembeda Interval Kriteria 0,00 D 0,20 0,21 D 0,40 0,41 D 0,70 0,71 D 1,00 Jelek Cukup Baik Sangat baik Suharsimi, 2012: 232 Hasil analisis daya pembeda butir soal uji coba dapat dilihat pada Tabel 3.5. Tabel 3.5 Hasil analisis daya pembeda butir soal uji coba Kriteria Nomor soal Jumlah Persentase Jelek 1, 3, 4, 12, 18, 20, 21, 22, 30, 31, 38, 39, 43, 44, 46, 47, 52, 54, 55, 58, 60 21 35,0 Cukup 2, 5, 6, 7, 10, 11, 13, 14, 15, 17, 19, 23, 28, 29, 32, 33, 35, 40, 48, 51, 53, 57, 59 23 38,3 Baik 8, 9, 16, 24, 25, 26, 27, 34, 36, 37, 41, 42, 45, 49, 50, 56, 16 26,7 data selengkapnya dimuat pada Lampiran 7

3.6.1.5 Transformasi Nomor Soal

Hasil analisis validitas, reliabilitas, daya pembeda dan taraf kesukaran soal uji coba, diperoleh 33 butir soal yang baik dan dapat digunakan sebagai alat pengukur hasil belajar kognitif siswa. Soal yang dipilih dan digunakan sebagai alat ukur hasil belajar yaitu soal yang valid; daya pembedanya berkategori cukup, baik, atau sangat baik; taraf kesukarannya mudah, sedang, atau sukar; dan semua soal tersebut reliabel. Soal yang digunakan sebagai pre-test dan post-test ada 30 butir, yaitu soal nomor 2, 5, 6, 8, 9, 10, 11, 14, 16, 17, 19, 24, 25, 26, 27, 29, 33, 34, 35, 36, 37, 40, 41, 42, 45, 48, 50, 53, 56, dan 59.

3.6.2 Analisis Kelayakan LKS

Tingkat kelayakan LKS dihitung dengan cara deskriptif persentase menggunakan rumus sebagai berikut: keterangan: P = persentase skor f = jumlah skor yang diperoleh N = jumlah skor maksimum Kriteria tingkat kelayakan LKS dapat dilihat pada Tabel 3.6. Tabel 3.6 Kriteria Tingkat Kelayakan LKS Interval Kriteria 21 P 40 41 P 60 61 P 80 81 P 100 Kurang Layak Cukup Layak Layak Sangat Layak

3.6.3 Analisis Keterbacaan LKS

Tingkat keterbacaan LKS dihitung menggunakan rumus sebagai berikut: Suryadi, 2007 keterangan x = besarnya tingkat keterbacaan LKS Kriteria tingkat keterbacaan LKS menggunakan tes klos menurut Rankin dan Culhane yang dikembangkan oleh Suryadi 2007 dapat dilihat pada Tabel 3.7. Tabel 3.7 Kriteria Tingkat Keterbacaan LKS Interval Kriteria 0 x 40 41 x 60 61 x 100 Rendah LKS sukar dipahami Sedang LKS telah memenuhi syarat keterbacaan Tinggi LKS mudah dipahami Suryadi, 2007

3.6.4 Analisis Peningkatan Hasil Belajar

Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang dianalisis terdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas menggunakan rumus sebagai berikut : Millah et al., 2012 Sugiyono, 2010 :241 keterangan: 2 = harga Chi-Kuadrat f o = frekuensi yang diperoleh berdasarkan data f h = frekuensi yang diharapkan Kriteria pengujian jika 2 hitung 2 tabel dengan derajat kebebasan dk = k-1 dan taraf signifikansi 5 maka data berdistribusi normal. Uji N-Gain Peningkatan hasil belajar dihitung menggunakan rumus n-gain sebagai berikut: g = Hake, 1998 keterangan: g = faktor gain S pre = skor rata-rata tes awal S post = skor rata-rata tes akhir Kriteria peningkatan hasil belajar dapat dilihat pada Tabel 3.8. Tabel 3.8 Kriteria faktor gain g Interval Kriteria g ≥ 0,7 0,3 ≤ g 0,7 g 0,3 Tinggi Sedang Rendah Hake 1998 Uji Signifikansi Uji t Dua Pihak Uji signifikansi bertujuan untuk mengetahui adanya perbedaan hasil belajar siswa sebelum dan sesudah menggunakan LKS berbasis inkuiri terintegrasi pendidikan karakter, sehingga menggunakan rumus t-test sampel berkorelasi sebagai berikut: Sugiyono, 2010: 274 keterangan: = nilai rata-rata pre-test = nilai rata-rata post-test S 1 = simpangan baku pre-test S 2 = simpangan baku post-test S 1 2 = varians pre-test S 2 2 = varians post-test r = korelasi Kriteria yang digunakan adalah terdapat perbedaan yang signifikan apabila harga t hitung tidak memenuhi -t tabel t hitung t tabel dengan derajat kebebasan untuk tabel distribusi t adalah n 1 + n 2 - 2 dan taraf signifikansi = 5 .

3.6.5 Analisis Perkembangan Karakter

Data lembar observasi karakter siswa dianalisis dengan cara deskriptif persentase menggunakan rumus sebagai berikut: Klasifikasi persentase karakter siswa dapat dilihat pada Tabel 3.9. Tabel 3.9 Klasifikasi Karakter Siswa Interval Kriteria 80 x 100 60 x 80 40 x 60 20 x 40 Membudaya Mulai Berkembang Mulai Terlihat Belum Terlihat Kemendiknas, 2010c: 53 Uji N-Gain Perkembangan karakter siswa tiap pertemuan dihitung menggunakan rumus n- gain sebagai berikut: g = Hake 1998 keterangan: g = faktor gain S pre = skor rata-rata karakter awal S post = skor rata-rata karakter akhir Kriteria perkembangan karakter dapat dilihat pada Tabel 3.10. Tabel 3.10 Kriteria faktor gain g Interval Kriteria g ≥ 0,7 0,3 ≤ g 0,7 g 0,3 Tinggi Sedang Rendah Hake 1998 Uji Signifikansi Uji t Dua Pihak Uji signifikansi bertujuan untuk mengetahui adanya perbedaan karakter siswa sebelum dan sesudah menggunakan LKS berbasis inkuiri terintegrasi pendidikan karakter, sehingga menggunakan rumus t-test sampel berkorelasi sebagai berikut: Sugiyono, 2010: 274 keterangan: = nilai rata-rata pre-test = nilai rata-rata post-test S 1 = simpangan baku pre-test S 2 = simpangan baku post-test S 1 2 = varians pre-test S 2 2 = varians post-test r = korelasi Kriteria yang digunakan adalah terdapat perbedaan yang signifikan apabila harga t hitung tidak memenuhi -t tabel t hitung t tabel dengan derajat kebebasan untuk tabel distribusi t adalah n 1 + n 2 - 2 dan taraf signifikansi = 5 . 48 BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Susunan LKS Berbasis Inkuiri Terintegrasi Pendidikan

Karakter pada Materi Kalor LKS ini terdiri dari 65 halaman yang dibagi menjadi tiga bagian, yaitu pendahuluan, isi, dan penutup. Pendahuluan berisi halaman judul, prakata, daftar isi, petunjuk penggunaan LKS, SK KD, dan peta konsep. Bagian isi terdiri dari lima unit kegiatan percobaan kalor. Setiap unit terdiri dari komponen: a Judul, bertujuan untuk membedakan antara kegiatan satu dengan lainnnya, judul unit adalah: kegiatan 1 1 st activity, kegiatan 2 2 nd activity, kegiatan 3 3 rd activity, kegiatan 4 4 th activity, dan kegiatan 5 5 th activity; b Identitas siswa, bertujuan untuk mempermudah administrasi dan guru dalam melakukan penilaian, identitas siswa yang tercantum pada LKS adalah: nama anggota kelompok dan nomor absen, kelas, hari dan tanggal pelaksanaan percobaan; c alokasi waktu; d tujuan pembelajaran; d isi, LKS ini berbasis inkuiri sehingga isinya terdiri dari: merumuskan masalah, membuat hipotesis, alat dan bahan, prosedur percobaan, tabel pengamatan, analisis data, kesimpulan, dan laporan percobaan. Bagian penutup berisi soal evaluasi, kunci jawaban, dan referensi. Hal ini sesuai pernyataan Prastowo 2012: 101 bahwa LKS setidaknya terdiri dari judul, kompetensi dasar yang akan dicapai, waktu penyelesaian, alat dan bahan yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas, informasi singkat, langkah kerja, pertanyaan, dan laporan yang harus dikerjakan siswa. Halaman judul cover LKS menggunakan ilustrasi yang berkaitan dengan materi kalor yakni gambar tokoh James Prescott Joule dan aplikasi perpindahan kalor. Tujuannya adalah untuk menyertai teks judul sehingga memperjelas isi LKS. Desain cover menggunakan perpaduan berbagai warna yang cerah dan dibuat semenarik mungkin. Menurut Anitah 2008: 9, gambar dengan berbagai warna cerah akan lebih menarik dan membangkitkan minat serta perhatian siswa. Cover LKS dapat dilihat pada Gambar 4.1. Gambar 4.1 Cover LKS LKS mempunyai ukuran tinggi dan lebar yaitu 29 dan 20,5 cm atau sesuai ukuran A4. Ukuran ini merupakan standar fisik penulisan buku pelajaran sebagaimana diungkapkan oleh Gardjito 2005. Tipografi penulisan LKS menggunakan jenis huruf Times New Roman 12pt dan Comic Sans MS 12pt. Jenis huruf ini merupakan standar yang banyak digunakan dalam penulisan buku teks pelajaran, dan ukuran huruf yang digunakan sudah sesuai, yakni tidak terlalu kecil maupun terlalu besar. Hal ini sesuai pernyataan Gardjito 2005 bahwa penulisan buku sebaiknya menggunakan jenis huruf yang tidak berlebihan dan tidak termasuk jenis huruf hias. Subjek ujicoba produk LKS adalah siswa SMP RSBI. Oleh karena itu, LKS disajikan dalam dua bahasa bilingual yakni Indonesia dan Inggris. Tujuannya adalah untuk menguatkan kompetensi siswa dalam penggunaan bahasa tanah air dan asing, sehingga didapatkan kesejajaran mutu pendidikan, baik dalam lingkup nasional maupun internasional. Materi LKS ditujukan untuk pembelajaran sains sehingga isinya terdiri dari unsur fakta, konsep, prinsip, dan prosedur. Unsur fakta ditunjukkan pada halaman 1 yakni penjelasan singkat mengenai peristiwa pemanasan global di kutub selatan. Sedangkan konsep dapat dilihat pada halaman 4 yaitu pertanyaan mengenai pengertian kalor. Unsur prinsip dapat dilihat pada pertanyaan di halaman 13 yakni semakin besar massa benda, maka semakin besar jumlah kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu benda. Prosedur merupakan unsur utama pada LKS. Hal ini karena produk yang dihasilkan berupa LKS berbasis inkuri sehingga banyak berisi prosedur atau langkah percobaan. Sebagaimana pernyataan BSNP 2006a:149 bahwa isi materi sains merupakan kumpulan pengetahuan yang meliputi fakta, konsep, prinsip, dan prosedur. Penyajian prosedur percobaan pada LKS sesuai dengan strategi inkuiri yaitu memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif mencari dan menyelidiki materi yang dipelajari. Strategi inkuiri pada LKS dimunculkan dengan memberikan permasalahan yang dapat memancing rasa ingin tahu siswa. Alat dan bahan juga disediakan agar siswa dapat menggunakannya sebagai media untuk mengumpulkan data. Data yang diperoleh perlu diinterpretasikan dalam suatu tabel. Oleh karena itu, LKS menyediakan tabel pengamatan yang sudah dilengkapi keterangan variabel-variabel sesuai percobaan yang dilakukan. LKS ini berisi pertanyaan-pertanyaan yang memancing kemampuan berpikir kritis dan logis sehingga siswa dapat mengembangkan hipotesisnya menggunakan data percobaan yang diperoleh dan pada akhirnya didapatkan suatu kesimpulan untuk dipresentasikan di depan kelas. Strategi inkuiri yang diterapkan pada LKS sesuai dengan langkah inkuri untuk jenjang kelas 5-8 menurut NRC et al. 2000 yaitu merumuskan masalah, merancang dan melakukan percobaan, menggunakan alat dan teknik yang sesuai untuk mengumpulkan dan mengintepretasikan data, mengembangkan hipotesis berdasarkan data percobaan, membuat dan mengkomunikasikan hasil kesimpulan. LKS banyak berisi ilustrasi. Tujuannya adalah untuk memudahkan siswa memahami prosedur atau langkah percobaan. Berdasarkan penelitian Cook 2008, ilustrasi dapat digunakan sebagai alat untuk memperoleh pemahaman proses ataupun prosedur, dan disertai penjelasan berupa tulisan untuk menyempurnakannya. Ilustrasi yang ada pada LKS berupa tabel, diagram, grafik, foto, gambar, rumus, dan skema percobaan. LKS yang dikembangkan terintegrasi nilai karakter disiplin, jujur, dan rasa ingin tahu. Upaya perwujudan karakter disiplin pada LKS antara lain: pembatasan waktu percobaan, penggunaan alat dan bahan sesuai prosedur, instruksi melakukan diskusi dengan tertib, pembuatan laporan percobaan sesuai sistematika penulisan, dan pengumpulan laporan percobaan pada waktu yang ditetapkan. Hal ini sesuai indikator ketercapaian karakter disiplin menurut Kemendiknas 2010a: 41 untuk siswa kelas 7-9 SMP yaitu tertib dalam melaksanakan tugas sekolah, menaati aturan berbicara dalam diskusi kelas, dan tertib dalam menerapkan aturan penulisan karya tulis. Contoh integrasi karakter disiplin pada LKS disajikan pada Gambar 4.2. Gambar 4.2 Contoh integrasi nilai karakter disiplin pada LKS Karakter jujur dimunculkan melalui kegiatan mencatat data percobaan apa adanya, pengerjaan laporan percobaan tanpa mencontek teman, dan melatih kejujuran siswa untuk mengerjakan soal evaluasi tanpa melihat kunci jawaban. Hal ini sesuai indikator ketercapaian karakter jujur menurut Kemendiknas 2010a: 40 untuk siswa kelas 7-9 SMP yaitu tidak menyontek ataupun menjadi plagiat dalam mengerjakan tugas. Contoh integrasi karakter jujur pada LKS disajikan pada Gambar 4.3. Gambar 4.3 Contoh integrasi nilai karakter jujur pada LKS Karakter rasa ingin tahu diwujudkan melalui kegiatan percobaan yang memancing pertanyaan dan keingintahuan siswa. LKS juga menyajikan tantangan berupa pertanyaan kritis tentang gejala alam di lingkungan sekitar yang masih berhubungan dengan materi kalor, terdapat pula tantangan mencari informasi dari situs internet tertentu yang dirujukkan pada LKS. Hal ini sesuai indikator ketercapaian karakter rasa ingin tahu menurut Kemendiknas 2010a: 42 untuk siswa kelas 7-9 SMP yaitu bertanya tentang materi pelajaran dan gejala alam yang terjadi, dan bertanya tentang sesuatu yang dilihat ataupun didengar dari media. Contoh integrasi karakter rasa ingin tahu pada LKS disajikan pada Gambar 4.4. Gambar 4.4 Contoh integrasi nilai karakter rasa ingin tahu pada LKS Bagian penutup LKS berisi soal evaluasi yang terdiri dari 30 pertanyaan berbentuk pilihan ganda . Soal ini untuk mengukur pemahaman siswa pada materi kalor setelah menggunakan LKS. Kunci jawaban disediakan agar siswa dapat mencocokkan jawabannya dengan kunci yang tersedia. Penulisan kunci jawaban menggunakan jenis huruf Times New Roman 9pt. Hal ini sesuai pernyataan Depdiknas 2008:16 bahwa tipografi penulisan kunci jawaban sebaiknya menggunakan huruf yang lebih kecil dari ukuran pada umumnya.

4.2 Kelayakan LKS