4.2.1 Aspek Isi Didaktik
Aspek isi didaktik terdiri dari unsur kesesuaian materi dengan SK dan KD, penerapan strategi inkuri, dan pengintegrasian nilai karakter pada LKS. Hasil
analisis unsur kelayakan isi tersebut dapat dilihat pada Gambar 4.5.
Gambar 4.5 Hasil analisis unsur kelayakan isi didaktik Aspek isi memperoleh kriteria sangat layak. Hal ini dikarenakan penyajian
materi LKS disesuaikan dengan SK dan KD mata pelajaran IPA sains untuk siswa kelas VII SMP. Penyajian materi LKS juga memperhatikan prinsip
relevansi, konsistensi, dan kecukupan sebagaimana dianjurkan oleh Depdiknas 2006:6. Prinsip relevansi artinya materi pembelajaran hendaknya relevan atau
ada kaitan dengan pencapaian SK dan KD. Sebagai contoh, kompetensi yang diharapkan pada unit kegiatan 1 1
st
activity adalah siswa dapat menyelidiki pengaruh kalor terhadap suatu zat, maka materi LKS yang disajikan berupa
percobaan pengaruh kalor terhadap suatu zat. Prinsip konsistensi atau keajegan artinya materi pembelajaran secara
konsisten merujuk pada kompetensi-kompetensi dan indikator yang telah ditetapkan. LKS ini disusun berdasarkan Kompetensi Dasar 8.4 yaitu
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
kesesuaian materi dengan
SK dan KD penerapan
strategi inkuiri pengintegrasian
nilai karakter
sk o
r
81,25 84,38
82,81
Mendeskripsikan peran kalor dalam mengubah wujud zat dan suhu suatu benda serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, materi yang
tertera pada LKS secara konsisten berisi tentang pengertian kalor, pengaruhnya terhadap suatu zat, cara perpindahannya, sampai aplikasinya pada kehidupan
sehari-hari. Prinsip kecukupan artinya materi yang diajarkan hendaknya memadai
yakni tidak terlalu sedikit maupun terlalu banyak. Jika terlalu sedikit akan kurang membantu mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar. Sebaliknya jika
terlalu banyak akan membuang-buang waktu dan tenaga untuk mempelajarinya. Materi LKS diperoleh dari rujukan buku paket SMP yang sudah teruji validitas
dan kredibilitasnya, jadi disimpulkan bahwa materi ini sudah memenuhi prinsip kecukupan.
Unsur penerapan strategi inkuiri memperoleh skor yang cukup tinggi. Hal ini dikarenakan LKS sudah menerapkan langkah inkuiri dalam menemukan
konsep. Pada setiap unit kegiatan, siswa dituntun untuk melakukan kerja ilmiah seperti merumuskan masalah, membuat hipotesis, menggunakan alat dan teknik
yang sesuai untuk mengumpulkan data, mengembangkan hipotesis berdasarkan data percobaan, membuat dan mengkomunikasikan kesimpulan. Hal ini sesuai
pernyataan Wenning 2005 bahwa pembelajaran berbasis inkuiri memberikan pengalaman bekerja ilmiah kepada siswa.
Unsur pengintegrasian nilai karakter memperoleh skor yang cukup tinggi. Hal ini karena pengintegrasian pendidikan karakter pada LKS memungkinkan
siswa mengalami tiga tahap pembentukan karakter. Menurut Kemendiknas
2010b: 11, tahapan tersebut adalah moral knowing, feeling, dan action. Tahap moral knowing ditunjukkan melalui penjelasan singkat mengenai integrasi
pendidikan karakter di bagian pendahuluan LKS. Moral feeling dan action ditunjukkan dari penerapan pendidikan karakter di semua unit kegiatan LKS,
sehingga siswa dapat melakukan aksi pengembangan karakter secara berulang- ulang. Tindakan yang dilakukan secara berulang-ulang dapat membangun
kecintaan berperilaku baik sebagaimana yang diajarkan dan akhirnya menjadi sesuatu yang membudaya.
4.2.2 Aspek Bahasa Konstruksi