2010b: 11, tahapan tersebut adalah moral knowing, feeling, dan action. Tahap moral knowing ditunjukkan melalui penjelasan singkat mengenai integrasi
pendidikan karakter di bagian pendahuluan LKS. Moral feeling dan action ditunjukkan dari penerapan pendidikan karakter di semua unit kegiatan LKS,
sehingga siswa dapat melakukan aksi pengembangan karakter secara berulang- ulang. Tindakan yang dilakukan secara berulang-ulang dapat membangun
kecintaan berperilaku baik sebagaimana yang diajarkan dan akhirnya menjadi sesuatu yang membudaya.
4.2.2 Aspek Bahasa Konstruksi
Aspek bahasa konstruksi terdiri dari unsur kesesuaian bahasa dengan tingkat kemampuan siswa, kesesuaian aturan penulisan, dan kesesuaian
penggunaan bahasa asing. Hasil analisis unsur tersebut disajikan pada Gambar 4.6.
Gambar 4.6 Hasil analisis unsur kelayakan bahasa konstruksi Aspek bahasa memperoleh kriteria sangat layak. Hal ini dikarenakan
bahasa yang digunakan pada LKS sesuai dengan tingkat kemampuan siswa SMP, mudah dipahami, dan memiliki struktur kalimat yang jelas. Penyusunan materi
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
kesesuian bahasa dengan tingkat
kemampuan siswa kesesuaian aturan
penulisan kesesuaian
penggunaan bahasa asing
sk o
r
82,81 81,25
81,25
juga memperhatikan aturan penulisan yakni ditulis menggunakan bahasa Indonesia yang baku dan sesuai dengan Ejaan Yang Disempurnakan EYD. Hal
ini sesuai penelitian Suryadi 2007 bahwa bahasa merupakan faktor yang penting dalam pengembangan media atau bahan ajar.
Materi LKS tersaji dalam dua bahasa yakni Indonesia dan Inggris. Materi dalam bahasa Indonesia diterjemahkan ke bahasa Inggris menggunakan metode
word for word translation yaitu menerjemahkan kata per kata secara langsung. Hal ini sesuai pernyataan Hartono 2013:13 bahwa metode word for word
translation digunakan agar hasil terjemahan dapat diterima dan dimengerti oleh pembaca pemula seperti siswa SMP karena susunan kata dalam kalimat
terjemahan sama persis dengan susunan kata dalam bahasa sumber.
4.2.3 Aspek Penyajian Teknis
Aspek penyajian teknis terdiri dari unsur teknik penyajian dan pendukung penyajian materi. Hasil analisis kedua unsur tersebut dapat dilihat
pada Gambar 4.7.
Gambar 4.7 Hasil analisis tiap unsur kelayakan penyajian teknis
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
teknik penyajian pendukung penyajian
materi
sk o
r
83,33 82,29
Aspek penyajian memperoleh kriteria sangat layak. Hal ini dikarenakan teknis penyajian LKS sudah baik. Materi disajikan secara runtut dari konsep
umum pengertian kalor sampai konsep yang lebih khusus yaitu aplikasi kalor dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini sesuai pernyataan Belawati 2003 bahwa
materi dipaparkan secara logis mulai dari sesuatu yang umum ke khusus dan sebaliknya, atau dari sesuatu yang inti ke pendukung, sehingga siswa mudah
mengikuti pemaparan dan dapat mengaitkannya dengan informasi sebelumnya. Materi juga disajikan secara sistematis yaitu mulai dari pendahuluan, isi, dan
penutup. Penyajian LKS menggunakan komposisi ukuran dan jenis huruf yang
tepat. Penulisan judul kegiatan menggunakan huruf cetak tebal ukuran 14pt, sedangkan isi LKS menggunakan jenis dan ukuran huruf yang lebih kecil yakni
Times New Roman 12pt dan Comic Sans MS 12pt. Gambar yang disajikan pada LKS juga disesuaikan dengan substansi yang ingin dicapai sehingga pesan
tersampaikan secara efektif. Proporsi antara tulisan dan gambar sudah seimbang artinya gambar tidak terlalu kecil maupun besar. Gambar terlalu kecil dapat
menyulitkan pembaca saat menganalisanya, dan gambar yang besar dapat menyerap perhatian terlalu banyak, sehingga siswa tidak fokus pada tulisan.
LKS dilengkapi pendukung penyajian materi, yakni pendahuluan memuat fakta tentang gejala alam yang masih berkaitan dengan kalor. Menurut Zion
Sadeh 2007, fenomena alam yang menarik dapat memprovokasi kemampuan berpikir dan merangsang rasa ingin tahu siswa. Selain itu, LKS juga
menggunakan buku rujukan terkini yang sesuai dengan kemampuan siswa; dan
terdapat pemanfaatan media lain berupa jaringan internet untuk mendukung informasi pada LKS.
4.3 Keterbacaan LKS