Keterbacaan LKS Hasil Belajar Kognitif

terdapat pemanfaatan media lain berupa jaringan internet untuk mendukung informasi pada LKS.

4.3 Keterbacaan LKS

Tingkat keterbacaan LKS diukur menggunakan tes klos tes rumpang. Tes klos berupa bacaan yang telah dihilangkan beberapa bagian kata sehingga menjadi rumpang. Pengisian bagian yang rumpang dapat memunculkan aktivitas membaca secara alamiah dan normal yang disebut keterbacaan. Hasil analisis data diperoleh skor keterbacaan sebesar 82,44. Berdasarkan kriteria keterbacaan Rankin dan Culhane maka LKS berbasis inkuri terintegrasi pendidikan karakter termasuk dalam kategori mudah dipahami oleh siswa. Skor keterbacaan readability cukup tinggi karena penyajian materi LKS menggunakan bahasa yang sesuai kemampuan siswa SMP, mudah dipahami, dan memiliki struktur kalimat yang jelas. Selain itu, penulisan materi LKS juga menggunakan jenis dan ukuran huruf yang disesuaikan aturan tipografi. Hal ini sesuai penelitian Suryadi 2007 bahwa tingkat keterbacaan dipengaruhi faktor bahasa dan rupa. Faktor bahasa menyangkut pilihan kata, susunan kalimat, dan unsur tata bahasa yang lain. Faktor rupa menyangkut tata huruf tipografi yang mencakupi jenis dan ukuran huruf, kerapatan baris, dan unsur tata rupa lain.

4.4 Hasil Belajar Kognitif

Hasil belajar kognitif didapatkan melalui tes tertulis. Tes tertulis dilaksanakan sebelum dan sesudah melakukan pembelajaran menggunakan LKS berbasis inkuiri terintegrasi pendidikan karakter. Hasil belajar kognitif dianalisis menggunakan uji n-gain dan uji-t. Rata-rata nilai pre-test dan post-test siswa adalah 43,40 dan 76,70. Berdasarkan analisis data menggunakan uji n-gain diperoleh peningkatan hasil belajar kognitif sebesar 0,59 dengan kategori peningkatan sedang. Perbandingan hasil belajar kognitif siswa sebelum dan sesudah menggunakan LKS berbasis inkuiri terintegrasi pendidikan karakter disajikan pada Gambar 4.8. Gambar 4.8 Perbandingan hasil belajar kognitif pre-test dan post-test Berdasarkan analisis data menggunakan uji-t diperoleh t hitung = -74,46 harga t tabel untuk α=5 dan dk=n 1 +n 2 –2=60-2=58 adalah 2,01. Karena harga t hitung tidak memenuhi -t tabel t hitung t tabel , maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai pre-test dan post-test. Peningkatan hasil belajar kogntitif yang signifikan ini menunjukkan bahwa LKS berbasis inkuiri terintegrasi pendidikan karakter terbukti efektif meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini sesuai penelitian Yildirim et al. 2011 bahwa siswa kelas eksperimen berbantuan LKS berbasis inkuiri memiliki hasil belajar signifikan antara pre-test dan post-test dibandingkan kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran konvensional. 27 60 43.4 50 97 76.7 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Nilai Terendah Nilai Tertinggi Nilai Rata-Rata pre-test post-test Peningkatan hasil belajar dikarenakan siswa melakukan pembelajaran menggunakan LKS yang didesain berdasarkan strategi inkuiri. Alur inkuiri pada LKS memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan sendiri konsep yang dipelajari sehingga lebih mudah ingat dan hasil belajar meningkat. Hal ini sesuai dengan pernyataan Yulianti Wiyanto 2009: 1-3 bahwa siswa akan lebih mudah menerima pelajaran jika materi disampaikan melalui pengalaman langsung karena lebih mudah ingat dan bermakna.

4.5 Perkembangan Karakter Siswa