3.2.3.3 Observasi a.
Melakukan pengamatan aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS pada siklus
III.
b. Melakukan pengamatan ketrampilan guru dalam pembelajaran IPS pada
siklus III.
c.
Memantau diskusi dan kerja sama antar siswa pada siklus III.
3.2.3.4 Refleksi a.
Mengkaji pelaksanaan pembelajaran pada siklus II.
b.
Mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran pada siklus II.
c.
Menemukan dan menyusun daftar permasalahan yang terjadi pada siklus II.
d.
Membuat perencanaan tindak lanjut untuk siklus III. 3.3
SUBJEK PENELITIAN
Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VB sebanyak 37 siswa yang terdiri dari 16 siswa perempuan dan 21 siswa laki-laki.
3.4 TEMPAT PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di SDN Bendan Ngisor, Kecamatan Gajah Mungkur , Kota Semarang.
3.5 VARIABEL PENELITIAN
3.5.1 Variabel Masalah
3.5.1.1 Keterampilan Guru Keterampilan guru dalam pembelajaran IPS dengan model Two Stay Two
Stray dengan media powerpoint, indikatornya meliputi: 1.Menyiapkan
pembelajaran dan mengkondisikan siswa Keterampilan mengelola kelas;
2. Membuka pelajaran dan melaksanakan apersepsi Keterampilan membuka dan
menutup pelajaran; 3.Menyampaikan dan menjelaskan materi menggunakan
media powerpoint Keterampilan menjelaskan; 4.Melakukan tanya jawab
dengan siswa. keterampilan bertanya; 5.Membimbing siswa dalam
pembentukan kelompok.Keterampilan mengadakan variasi, Keterampilan
mengelola kelas;
6.Memberikan lembar
kerja kepada
kelompok diskusi.keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil; 7.Membimbing
diskusi kelompok siswa sebagai tamu dan tuan rumah dengan model two stay two stray.Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil; 8.Memberikan
penjelasan dan penguatan tentang hasil kerja kelompok.Keterampilan memberi
penguatan; 9.Menutup pelajaran dengan memberi kesimpulan Keterampilan membuka dan menutup pelajaran.
3.5.1.2 Aktivitas Siswa
Aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS dengan model Two Stay Two Stray dengan media powerpoint, indikatornya meliputi: 1.Kesiapan siswa dalam belajar
emotional activities; 2.Memperhatikan penjelasan dari guru. visual activities; 3.Menjawab pertanyaan dari guru Oral activities; 4.Siswa aktif dalam kegiatan
pembelajaran oral, mental activities; 5.Siswa aktif dalam diskusi kelompok emotional activities, mental activities; 6.Siswa berbagi informasi sebagai tamu
dan tuan rumah oral activities; 7.Siswa berperan aktif dalam mempresentasikan hasil kerja kelompoknyaoral, emotional activities; 8.Menyimpulkan materi
yang sedang dipelajari writing, dan oral activities; 9.Mengerjakan soal evaluasi writing dan emotional activities.
3.5.1.3 Hasil Belajar
Hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS dengan model Two Stay Two Stray dengan media powerpoint, indikatornya meliputi; 1.Menyebutkan
pergerakan nasional yang ada di indonesia pada saat menjelang kemerdekaan; 2.Menjelaskan pergerakan nasional yang ada di indonesia pada saat menjelang
kemerdekaan; 3.Menjelaskan proses terbentuknya BPUPKI; 4.Menjelaskan proses terbentuknya PPKI; 5.Menyebutkan peristiwa yang terjadi menjelang
proklamasi kemerdekaan; 6.Menjelaskan peristiwa yang terjadi menjelang proklamasi kemerdekaan; 7.Menjelaskan proses detik-detik proklamasi
kemerdekaan; 8.Menyebutkan 4 tokoh perjuangan dalam mempersiapkan kemerdekaan; 9.Menjelaskan peranan 4 tokoh perjuangan dalam mempersiapkan
kemerdekaan; 10.Menjelaskan cara menghormati jasa-jasa para pahlawan kemerdekaan.
3.5.2 Variabel Tindakan
Variabel tindakan pada penelitian ini adalah penerapan model Two Stay Two Stray dengan media Powerpoint dalam pembelajaran IPS kelas VB SDN
Bendan Ngisor.
3.6 DATA DAN TEKNIK PENGUMPULAN DATA
3.6.1 Sumber Data
3.6.1.1 Siswa Sumber data siswa kelas VB SDN Bendan Ngisor Semarang yang
diperoleh dari hasil observasi yang dilaksanakan secara sistematis selama
pelaksanaan siklus pertama, siklus kedua, dan siklus ketiga. Data tersebut berupa lembar aktivitas siswa dan hasil evaluasi
3.6.1.2 Guru Sumber data guru kelas VB SDN Bendan Ngisor Semarang yang diperoleh
dari hasil observasi yang dilaksanakan secara sistematis selama pelaksanaan siklus pertama, siklus kedua, dan siklus ketiga. Data tersebut berupa lembar
observasi keterampilan dalam pembelajaran IPS melalui model Two Stay Two Stray dengan media powerpoint.
3.6.1.3 Data dokumen
Data dokumen bersumber dari data awal nilai, hasil tes setelah dilakukan tindakan yaitu setelah pembelajaran menggunakan model Two Stay Two Stray
dengan media powerpoint, absensi kelas VB SDN Bendan Ngisor Semarang pada saat proses kegiatan pembelajaran, serta foto aktivitas siswa dan guru dalam
pembelajaran. Tujuannya adalah untuk memperkuat data-data yang diperoleh selama pelaksanaan observasi
3.6.1.4 Catatan lapangan Sumber data yang berupa catatan lapangan diperoleh dari catatan selama
proses pembelajaran pada siklus pertama, siklus kedua, dan siklus selanjutnya. Berupa data keterampilan guru dan data aktivitas siswa pada pembelajaran IPS.
3.6.2 Jenis Data
3.6.2.1 Data Kuantitatif Data kuantitatif dapat dianalisis dengan statistik deskriptif. Statistik
deskriptif adalah usaha untuk melihat gambaran data rerata, mean, median, dan
standar deviasi. Dari data tersebut dapat disajikan dalam bentuk-bentuk penyajian data yang lebih menarikdan mudah dimengerti atau dipahami, yaitu dengan
menggunakan tabel, grafik, chart Widhihastrini, 2012:51. Dalam penelitian ini data kuantitatif berupa peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS
melalui model Two Stay Two Stray dengan media Powerpoint. 3.6.2.2 Data Kualitatif
Data kualitatif merupakan data yang tidak bisa diukur dengan angka. Data kualitatif dapat berupa: berbagai isi jurnal, hasil transkrip wawancara, hasil angket
terbuka, hasil lembar observasi, dan lain-lain Widhihastirini, 2012:52. Dalam penelitian ini data kualitatif diambil dari hasil observasi dengan menggunakan
lembar pengamatan aktivitas siswa dan keterampilan guru.
3.6.3 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini antara lain: teknik tes, teknik non tes:
3.6.3.1 Teknik Tes Tes adalah seperangkat tugas yang harus dikerjakan atau sejumlah
pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa untuk mengukur tingkat pemahaman dan penguasaannya terhadap cakupan materi yang dipersyaratkan dan sesuai
dengan tujuan pengajaran tertentu Poerwanti, 2008: 1.5 Teknik tes dalam evaluasi pendidikan terdapat tiga macam tes, antara lain:
1 tes diagnostik, 2 tes formatif, 3 tes sumatif Hamdani, 2011:313. Teknik tes dalam peneilitian ini digunakan untuk mengukur kemampuan
dasar dan prestasi belajar siswa. Tes diberikan kepada siswa secara individu untuk
mengetahui kemampuan kognitif siswa. Tes ini digunakan untuk mengukur penguasaan siswa terhadap matei yang diberikan oleh guru yang dilaksanakan
pada saat siklus pertama, siklus kedua, dan siklus selanjutnya. 3.6.3.2 Teknik Non Tes
3.6.3.2.1 Observasi Observasi merupakan teknik pengumpulan data dimana peneliti
mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis trhadap objek yang diteliti, baik dalam situasi buatan yang secara khusus diadakan maupun dalam
situasi alamiah atau sebenarnya. Observasi terdiri atas tiga macam, yaitu 1 observasi partisipan, yaitu pengamat terlibat dalam kegiatan kelompok yang
diamati, 2 observasi sistematik, yaitu pngamat tidak terlibat dalam kelompok yang diamati Hamdani, 2011:312. Pengamatan ini bertujuan untuk mengetahui
keterlaksanaan RPP dan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. Hasil pengamatan ini dituangkan dalam lembar pengamatan keterlaksanaan RPP dan
aktivitas siswa selama pembelajaran Trianto, 2012:62. Pada penelitian ini observasi berisi catatan aktivitas siswa dalam
pembelajaran IPS melalui model pembelajaran Two Stay Two Stray dengan media Powerpoint dan keterampilan guru pada saat pelaksanaan pembelajaran IPS
melalui model pembelajaran Two Stay Two Stray dengan media Powerpoint. 3.6.3.2.2 Catatan lapangan
Catatan lapangan berisi rangkuman seluruh data lapangan yang terkumpul selama sehari atau periode tertentu, yang disusun berdasarkan catatan pendek,
catatan harian, log lapangan, dan juga mencangkup data terkait yang berasal dari
dokumen, rekaman, dan catatan telaah dan pemahan terhadap situasi sosial yang bersangkutan. Catatan ini disusun sesegera mungkin setelah observasi pada hari
yang bersangkutan selesai, sehingga berupa data segar dan tidak menganggu pengumpulan data selanjutnya Trianto, 2012:57.
Pada penelitian ini catatan lapangan berisi rangkuman seluruh data lapangan aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS melalui model pembelajaran
Two Stay Two Stray dengan media Powerpoint dan keterampilan guru pada saat pelaksanaan pembelajaran IPS melalui model pembelajaran Two Stay Two Stray
dengan media Powerpoint.
3.7 TEKNIK ANALISIS DATA
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
3.7.1 Kuantitatif
Data kuantitatif berupa hasil belajar kognitif, dapat dianalisis dengan tenik analisis statistik deskriptif dengan menentukan nilai siswa, mean, nilai
tertinggi, nilai terendah, dan ketuntasan belajar secara individual dan klasikal yang ditampilkan dalam bentuk persentase. Adapun langkah-langkahnya sebagai
berikut: a.
Menentukan nilai Nilai siswa =
� � �
x 100 Suwandi, 2011:155
b. Menghitung mean atau rerata kelas
Rerata merupakan jumlah dari seluruh nilaidata dibagi dengan banyaknya data.Adapun rumus untuk menghitung mean atau rerata adalah sebagai berikut:
X =
Dengan: X
= nilai rata-rata ∑X
= jumlah semua nilai siswa N
= jumlah siswa Aqib, 2011:40
c. Menghitung persentase ketuntasan belajar
Ada dua ketuntasan belajar, yaitu secara perseorangan dan secara klasikal. Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar, digunakan rumus sebagai
berikut :
Adapun kriteria untuk menentukan taraf keberhasilan tindakan dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut:
3.7.1.1 Menentukan batas minimal nilai ketuntasan
Nilai ketuntasan adalah nilai yang menggambarkan proporsi dan kualifikasi penguasaan peserta didik terhadap kompotensi yang telah dikontrakkan
dalam pembelajaran. Untuk menentukan batas minimal nilai ketuntasan peserta tes dapat menggunakan pedoman yang ada Poerwanti, 2008:6-15.
Aqib, 2010 :41
Hasil yang diperoleh dibandingkan dengan kriteria ketuntasan belajar siswa KKM SDN Bendan Ngisor Semarang yang dikelompokan ke dalam
kategori tuntas dan tidak tuntas, kriterianya yaitu: Tabel 3.4 Kriteria ketuntasan belajar
Kriteria ketuntasan Kualifikasi
≥ 67 Tuntas
67 Belum tuntas
Sumber: KKM SDN Bendan Ngisor Semarang Menurut Djamarah 2013: 108 apabila 75 dari jumlah siswa yang
mengikuti proses pembelajaran mencapai taraf keberhasilan minimal, maka proses belajar mengajar berikutnya dapat membahas pokok bahasan baru.
Berdasarkan pendapat diatas, dalam penelitian ini peneliti menentukan batas ketuntasan klasikal juga 75 .
Dalam pembelajaran ini ketuntasan belajar siswa dilihat dari tiga aspek, antara lain: sikap, pengetahuan dan keterampilan. Sesuai dengan permendikbud
nomor 104 kategori penilaiannya sebagai berikut: Tabel 3.5 Konversi Sikap, Pengetahuan, dan Keterampilan
Sikap Pengetahuan
Keterampilan Modus Predikat
Rentang angka
Huruf Rentang angka
Huruf 4
SB 3,85- 4,00
A 3,85- 4,00
A 3,51-3,84
A- 3,51-3,84
A- 3
B 3,18-3,50
B+ 3,18-3,50
B+ 2,85-3,17
B 2,85-3,17
B 2,51-2,84
B- 2,51-2,84
B- 2
C 2,18-2,50
C+ 2,18-2,50
C+ 1,85-2,17
C 1,85-2,17
C 1,51-1,84
C- 1,51-1,84
C- 1
K 1,18-1,50
D+ 1,18-1,50
D+ 1,00-1,17
D 1,00-1,17
D Permendikbud Nomor 104 2014: 11
3.7.2 Kualitatif
Data kualitatif berupa data hasil observasi dalam proses pembelajaran dengan model pembelajaran Two Stay Two Stray dengan media powerpoint
berupa keterampilan guru dan aktivitas siswa, serta hasil catatan lapangan dianalisis dengan analisis deskriptif kualitatif. Data kualitatif ini berasal dari
pengolahan data instrumen pengamatan guru dan aktivitas siswa. Instrumen untuk mengukur minat peserta didik yang telah berhasil dibuat
ada 10 butir. Jika rentangan yang dipakai adalah 1 sampai 5, maka skor terendah seorang peserta didik adalah 10, yakni dari 10 x 1 dan skor tertinggi sebesar 50,
yakni dari 10 x 5. Poerwanti, 2008:6-9. Maka dari contoh tersebut untuk menentukan skor dalam 4 kategori,
langkah-langkah yang ditempuh yaitu: 1.
Menentukan skor tertinggi 2.
Menentukan skor terendah 3.
Menentukkan jarak interval, Jika:
m = skor maksimal k = skor minimal
t = jumlah kelas interval i = jarak interval
maka: i =
Widiyoko, 2013: 110 4.
Membagi rentang skor menjadi 4 kategori sangat baik, baik, cukup, kurang
Maka dapat dikategorikan menjadi: Tabel 3.6 Kategori kriteria ketuntasan
Jumlah Skor Kualifikasi
Tingkat Keberhasilan
k+3i sd m Sangat Baik
Berhasil k+2i sd k+3i
Baik Berhasil
k+i sd k+2i Cukup
Tidak Berhasil k sd k+i
Kurang Tidak Berhasil
Dalam penelitian ini peneliti menentukan kriteria penilaian yang digunakan untuk menentukan klasifikasi nilai keterampilan guru dan
aktivitas siswa yaitu sebagai berikut: 1
Keterampilan guru Dalam penelitian ini terdapat 9 indikator keterampilan guru dalam
pelaksanaan pembelajaran IPS dengan menggunakan model Two Stay Two Stray dengan media powerpoint. Setiap indikator keterampilan guru dalam
pembelajaran IPS menggunakan model Two Stay Two Stray dengan media powerpoint terdiri atas 4 deskriptor, sehingga:
m = 9 x 4 = 36 k = 9 x 1 = 9
t = 4 i =
, sehingga i = = 6,75
Jadi, i = 6,75
Tabel 3.7 Kriteria Ketuntasan Keterampilan Guru
Jumlah Skor Kualifikasi
Tingkat Keberhasilan
29,25 sd 36 Sangat Baik
Berhasil 22,5 sd 29,25
Baik Berhasil
15,75 sd 22,5 Cukup
Tidak Berhasil 9 sd 15,75
Kurang Tidak Berhasil
2 Aktivitas siswa
Dalam penelitian ini terdapat 9 indikator aktivitas siswa dalam pelaksanaan pembelajaran IPS dengan menggunakan model Two Stay Two
Stray dengan media powerpoint.Setiap indikator aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS menggunakan model Two Stay Two Stray dengan media
powerpoint terdiri atas 4 deskriptor, sehingga: m = 9 x 4 = 36
k = 9 x 1 = 9 t = 4
i = , sehingga i =
= 6,75 Jadi, i = 6,75
Tabel 3.8 Kriteria Ketuntasan Aktivitas Siswa
Jumlah Skor Kualifikasi
Tingkat Keberhasilan
29,25 sd 36 Sangat Baik
Berhasil 22,5 sd 29,25
Baik Berhasil
15,75 sd 22,5 Cukup
Tidak Berhasil 9 sd 15,75
Kurang Tidak Berhasil
3.8 INDIKATOR KEBERHASILAN
Pembelajaran IPS melalui model pembelajaran Two Stay Two Stray berbantuan media gambar seri dapat meningkatkan hasil belajar IPS pada siswa
kelas VB SD Negeri Bendan Ngisor, indikatornya antara lain: a.
Keterampilan guru dalam pembelajaran IPS melalui model Two Stay Two Stray dengan media powerpoint meningkat dengan kriteria sekurang-
kurangnya baik 22,5 sd 29,25. b.
Aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS melalui model Two Stay Two Stray dengan media powerpoint meningkat dengan kriteria sekurang-kurangnya
baik 22,5 sd 29,25. c.
Ketuntasan hasil belajar klasikal ranah pengetahuan ≥75 dan individual ≥
65, capaian optimum ≥ 2,67 untuk ranah ketrampilan, modus ≥ 3 dengan
predikat B untuk ranah sikap.
BAB V PENUTUP
5.1 SIMPULAN
Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian tindakan kelas tentang peningkatan kualitas pembelajaran IPS melalui model Two Stay Two Stray
dengan media Powerpoint di kelas VB SDN Bendan Ngisor Kota Semarang, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut.
5.1.1 Keterampilan guru kelas VB SDN Bendan Ngisor pada pembelajaran IPS
melalui model Two Stay Two Stray dengan media Powerpoint mengalami peningkatan setiap siklusnya. Keterampilan guru pada siklus I mendapatkan
skor 29 termasuk kategori baik, pada siklus II mendapatkan skor 30 termasuk kategori sangat baik, dan pada siklus III mendapatkan skor 32
termasuk kategori sangat baik. 5.1.2
Aktivitas siswa kelas VB SDN Bendan Ngisor pada pembelajaran IPS melalui model Two Stay Two Stray dengan media Powerpoint mengalami
peningkatan setiap siklusnya. Aktivitas siswa pada siklus I mendapatkan rata-rata skor 22,2 termasuk kategori cukup, pada siklus II mendapatkan
rata-rata skor 27 termasuk kategori baik, dan pada siklus III mendapatkan rata-rata skor 29,9 termasuk kategori sangat baik.
5.1.3 Hasil belajar siswa kelas VB SDN Bendan Ngisor pada pembelajaran IPS
melalui model Two Stay Two Stray dengan media Powerpoint mengalami peningkatan pada setiap siklus. Hasil belajar tersebut meliputi hasil belajar
pada ranah pengetahuan, sikap spiritual, sikap sosial dan keterampilan.
195