Kualitas pembelajaran KAJIAN TEORI

2.1.3 Kualitas pembelajaran

Kualitas dapat dimaknai dengan istilah mutu atau keefektifan Etzioni dalam Hamdani, 2011:194. Secara definitive, efektifitas dapat dinyatakan sebagai tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan atau sasarannya. Efektifitas merupakan suatu konsep yang lebih luas mencakup beberapa faktor di dalam maupun diluar seseorang. Efektifitas tidak hanya dapat dilihat dari sisi produktivitas, tetapi juga dapat dilihat dari sisi persepsi atau sikap orangnya Robbins dalam Hamdani, 2011: 194 . Disamping itu efektivitas juga dapat dilihat dari tingkat kepuasan yang dicapai oleh orang. Bahwa belajar dikatakan sebagai komunikasi terencana yang menghasilkan sikap, keterampilan, dan pengetahuan dalam hubungan dengan sasaran khusus yang berkaitan dengan pola perilaku individu untuk mewujudkan tugas atau pekerjaan tertentu Bramley dalam Hamdani, 2011:194 . Menurut Depdiknas 2004: 7 kualitas pembelajaran adalah keterkaitan sistemik dan sinergis antara guru, siswa, kurikulum dan bahan belajar, media, fasilitas, dan sistem pembelajaran dalam menghasilkan proses dan hasil belajar yang optimal sesuai dengan tuntutan kurikuler. Indikator kualitas pembelajaran dapat dilihat antara lain dari perilaku pembelajaran pendidik, perilaku dan dampak belajar siswa, hasil belajar, iklim pembelajaran, materi pembelajaran, kualitas media pembelajaran. Kualitas pembelajaran terdiri dari berbagai komponen yaitu : a. Perilaku pembelajaran pendidik, dapat dilihat dari kinerjanya sebagai berikut:  Membangun persepsi dan sikap positif siswa terhadap belajar.  Menguasai disiplin ilmu berkaitan dengan keluasan dan kedalaman jangkauan substansi dan metodologi dasar keilmuan, serta mampu memilih, menata, mengemas, dan merepresentasikan materi sesuai kebutuhan siswa agar dapat memberikan layanan pendidikan yang berorientasi pada kebutuhan siswa.  Menguasai pengelolaan pembelajaran yang mendidik yang berorientasi pada siswa tercermin dalam kegiatan merencanakan, melaksanakan, serta mengevaluasi dan memanfaatkan hasil evaluasi pembelajaran secara dinamis untuk membentuk kompetensi yang dikehendaki.  Mengembangkan kepribadiandan keprofesionalan sebagai kemampuan untuk dapat mengetahui, mengukur, dan mengembang-mutakhirkan kemampuannya secara mandiri. b. Perilaku dan dampak belajar siswa dapat dilihat dari kompetensinya berikut ini:  Memiliki persepsi dan sikap positif terhadap belajar.  Mau dan mampu mendapatkan dan mengintegrasikan pengetahuan dan keterampilan serta membangun sikapnya.  Mau dan mampu memperluas serta memperdalam pengetahuan dan ketrampilan serta memantapkan sikapnya.  Mau dan mampu menerapkan pengetahuan, ketrampilan, dan sikapnya secara bermakna.  Mau dan mampu membangun kebiasaan berpikir, bersikap dan bekerja produktif.  Mampu menguasai materi ajar mata pelajaran dalam kurikulum sekolahsatuan pendidikan sesuai dengan bidang studinya. c. Iklim pembelajaran mencakup :  Suasana kelas yang kondusif bagi tumbuh dan berkembangnya kegiatan pembelajaran yang menarik, menantang, menyenangkan dan bermakna bagi pembentukan profesionalitas kependidikan.  Perwujudan nilai dan semangat ketauladanan, prakarsa, dan kreatifitas guru. d. Materi pembelajaran yang berkualitas tampak dari:  Kesesuaiannya dengan tujuan pembelajaran dan kompetensi yang harus dikuasai siswa.  Ada keseimbangan antara keluasan dan kedalaman materi dengan waktu yang tersedia.  Materi pembelajaran sistematis dan kontekstual.  Dapat mengakomodasikan partisipasi aktif siswa dalam belajar semaksimal mungkin.  Dapat menarik manfaat yang optimal dari perkembangan dan kemajuan bidang ilmu, teknologi, dan seni.  Materi pembelajaran memenuhi kriteria filosofis, profesional, psiko- pedagogis, dan praktis. e. Kualitas media pembelajaran tampak dari:  Dapat menciptakan pengalaman belajar yang bermakna.  Mampu memfasilitasi proses interaksi antara siswa dan guru, siswa dan siswa, serta siswa dengan ahli bidang ilmu yang relevan.  Melalui media pembelajaran, mampu mengubah suasana belajar dari siswa pasif dan guru sebagai sumber ilmu satu-satunya, menjadi siswa aktif berdiskusi dan mencari informasi melalui berbagai sumber belajar yang ada. f. Sistem pembelajaran mampu menunjukkan kualitas jika:  Memiliki penekanan dan kekhususan lulusannya, responsif terhadap berbagai tantangan secara internal maupun eksternal.  Memiliki perencanaan yang matang dalam bentuk rencana strategis dan rencana operasional .  Ada semangat perubahan yang dicanangkan dalam pembelajaran yang mampu membangkitkan upaya kreatif dan inovatif dari semua civitas akademika melalui berbagai aktivitas pengembangan. Aspek-aspek efektivitas belajar yaitu: 1 peningkatan pengetahuan;2 peningkatan keterampilan; 3 perubahan sikap; 4 perilaku; 5 kemampuan adaptasi; 6 peningkatan integrasi; 7 peningkatan partisipasi; 8 peningkatan interaksi kultural. Indikator kualitas pembelajaran dilihat dari aktivitas siswa, aktivitas guru, iklim pembelajaran, materi pembelajaran, media pembelajaran dan hasil belajar. Dalam penelitian ini indikator kualitas pembelajaran tersebut akan dikaji dalan 3 variabel penelitian yaitu keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar. 2.1.3.1 Keterampilan guru Dalam mewujudkan pembelajaran yang efektif diperlukan keterampilan guru yang memadai antara lain keterampilan mengajar. Keterampilan mengajar sangat diperlukan dalam pembelajaran karena konstruksi belajar mengajar berpusat pada guru, guru mengajari peserta didik, guru menyampaikan pengetahuan kepada peserta didik dan peserta didik sebagai pihak penerima. Guru bertindak sebagai “panglima”, guru dianggap paling dominan, dan guru dipandang sebagai orang yang paling mengetahui Agus Suprijono, 2012:12. Ada 8 delapan keterampilan mengajar atau membelajarkan yang sangat berperan dan menentukan kualitas pembelajaran, diantaranya: 1 Keterampilan bertanya Dalam proses belajar mengajar, bertanya memainkan peranan penting sebab pertanyaan yang tersusun dengan baik dan teknik pelontaran yang tepat akan memberikan dampak positif terhadap siswa. Keterampilan bertanya menurut Turney dalam Mulyasa, 2009:70 sangat perlu dikuasai guru untuk menciptakan pembelajaran yang efektif dan menyenangkan, karena hampir dalam setiap tahap pembelajaran guru dituntut untuk mengajukan pertanyaan, dan kualitas pertanyaan yang diajukan guru akan menentukan kualitas jawaban peserta didik. Kegiatan tanya jawab harus dilakukan secara tepat, berkenaan dengan memberikan pertanyaan yang baik ada beberapa ciri, yaitu: jelas dan mudah dimengerti siswa; berisi informasi yang cukup agar siswa bisa menjawab pertanyaan; difokuskan pada suatu masalah atau tugas tertentu; berikan waktu yang cukup kepada siswa untuk berfikir sebelum menjawab pertanyaan; berikan pertanyaan kepada siswa secara merata; berikan respon yang ramah dan menyenangkan sehingga timbul keberanian siswa untuk menjawab dan bertanya Rusman, 2014:82 2 Keterampilan memberi penguatan Penguatan reinforcement adalah segala bentuk respons, apakah bersifat verbal ataupun non verbal, yang merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa, yang bertujuan memberikan informasi atau umpan balik feed back bagi si penerima atas perbuatannya sebagai suatu dorongan atau koreksi. Penguatan juga merupakan respon terhadap suatu tingkah laku yang dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku tersebut. Ada empat cara dalam memberikan penguatan yaitu: Penguatan kepada pribadi tertentu, peguatan harus jelas kepada siapa ditunjukkan, yaitu dengan cara menyebutkan namanya, sebab jika tidak jelas akan tidak efektif; Penguatan kepada kelompok siswa. Caranya dengan memberikan penghargaan kepada kelompok siswa yang dapat menyelesaikan tugas dengan baik; Pemberian penguatan dengan cara segera. Penguatan seharusnya diberikan sesegera mingkin setelah munculnya tingkah laku atau respon siswa yang diharapkan. Penguatan yang ditunda cenderung kurang efektif; Variasi dalam penggunaan. Jenis penguatan yang diberikan hendaknya bervariasi, tidak terbatas pada satu jenis saja karena akan menimbulkan kebosanan, dan lama kelamaan akan kurang efektif Rusman, 2014:84 3 Keterampilan mengadakan variasi Variasi stimulus adalah suatu kegiatan guru dalam konteks proses interaksi belajar mengajar yang ditujukan untuk mengtatasi kebosanan siswa sehingga, dalam situasi belajar mengajar, siswa senantiasa menunjukkan ketekunan, antusiasme, serta penuh partisipasi. Ada tiga komponen variasi stimulus yang dapat dilakukan guru menurut pendapat Sanjaya 2011: 39 yaitu : 1 Variasi pada waktu melaksanakan proses pembelajaran Ada beberapa teknik yang dapat dilakukan guru untuk menjaga agar proses pembelajaran tetap kondusif yaitu : a. Penggunaan variasi suara Guru harus terampil untuk mengatur volume suaranya, sehingga siswa mudah menangkap dan memahami pesan. Selain itu guru juga harus dapat mengatur irama suara sesuai dengan isi pesan yang akan disampaikan. Melalui intonasi dan pengaturan suara yang baik dapat memberikan semangat belajar siswa dan proses pembelajaran yang berlangsung tidak membosankan. b. Pemusatan perhatian Memusatkan perhatian siswa pada hal-hal yag dianggap penting dapat dilakukan oleh guru untuk memfokuskan perhatian siswa. c. Kebisuan guru Maksud kebisuan guru yaitu ada kalanya guru tidak berkata apa-apa untuk menarik perhatian siswa. Hal ini dilakukan manakala siswa dalam keadaan gaduh, kemudian guru diam sambil menatap siswa satu per satu, pasti mereka akan diam. Teknik ini dapat digunakan sebagai alat menstimulus ketenangan dalam belajar. d. Mengadakan kontak pandang Ada kalanya guru memandang setiap mata siswa dengan penuh perhatian sebagai tanda bahwa guru memperhatikan siswa dan untuk meyakinkan kepada siswa bahwa apa yang dikatakan guru akan sangat bermanfaat bagi siswa. 2 Variasi dalam penggunaan media dan alat pembelajaran Media dan alat pembelajaran merupakan sarana dan prasarana yang digunakan guru untuk mempermudah penyampaian materi kepada siswa. Guru dituntut untuk terampil menggunakan variasi dalam penggunaan media dan alat pembelajaran. Secara umum ada tiga bentuk media, yaitu media yang dapat didengar, dapat dilihat, dan dapat diraba. Untuk penggunaanya harus disesuaikan dengan kebutuhan. 3 Variasi dalam berinteraksi Pembelajaran merupakan proses interaksi antara siswa dengan lingkungannya. Guru perlu mengadakan interaksi secara penuh dengan memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk berinteraksi dengan lingkungannya. Dalam berinteraksi guru perlu menggunakan variasi dua arah, yaitu pola interaksi siswa-guru-siswa, bahkan pola interaksi yang multiarah. 4 Keterampilan menjelaskan Keterampilan menjelaskan adalah penyajian informasi secara lisan yang diorganisasikan secara sistematik untuk menunjukkan adanya hubungan yang satu dengan yang lainnya. Penyampaian informasi yang terencana dengan baik dan disajikan dengan urutan yang cocok merupakan ciri utama kegiatan menjelaskan Uzer Usman, 2010:74. Prinsip-prinsip yang harus dikuasai guru agar siswa memperoleh pemahaman yang utuh dan jelas tentang materi yang disampaikan oleh guru antara lain: 1 keterkaitan dengan tujuan; 2 relevan antara penjelasan dengan materi dan karakteristik siswa; 3 kebermaknaan; 4 dinamis, dan; 5 penjelasan dilakukan dalam kegiatan pendahuluan, inti, dan kegiatan penutup Rusman, 2013:88. 5 Keterampilan membuka dan menutup pelajaran Membuka pelajaran set induction ialah usaha atau kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar untuk menciptakan prokondusi bagi siswa agar mental maupun perhatian terpusat pada apa yang akan dipelajarinya sehingga usaha tersebut akan memberikan efek yang positif terhadap kegiatan belajar. Sedangkan menutup pelajaran closure ialah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk mengakhiri pelajaran atau kegiatan belajar mengajar. Usaha menutup pelajaran itu dimaksudkan untuk memberi gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari oleh siswa, mengetahui tingkat pencapaian siswa dan tingkat keberhasilan guru dalam proses belajar-mengajar Rusman, 2014:84. Komponen keterampilan membuka pelajaran meliputi: 1 menarik perhatian; 2 memberikan motivasi; 3 memberi acuan; dan 4 mengaitkan materi pelajaran. Sedangkan keterampilan menutup pelajaran merupakan keterampilan yang dilakukan guru ketika akan mengakhiri kegiatan pembelajaran. Dalam kegiatan ini guru harus mampu memotivasi siswa untuk mengutarakan simpulan tentang pembelajaran pada pertemuan tersebut dan mengetahui tingkat pemahaman siswa Djamarah, 2010:142. Tujuan kegiatan membuka pelajaran, yaitu: 1 untuk menarik perhatian siswa; 2 menumbuhkan motivasi bela-jar siswa, dan; 3 memberikan acuan atau rambu-rambu tentang pembelajaran yang akan dilakukan. Sedangkan keterampilan menutup pelajaran dapat diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan guru untuk mengakhiri pelajaran dengan maksud untuk memberikan gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari siswa serta keterkaitannya dengan pengalaman sebelumnya, mengetahui tingkat keberhasilan siswa, serta keberhasilan guru dalam pelaksanaan proses pembelajaran menurut Sanjaya, 2013:43. 6 Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil Menurur Rusman 2014: 89 diskusi kelompok adalah suatu proses yang teratur dan melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka untuk mengambil kesimpulan dan memecahkan masalah. Diskusi kelompok adalah suatu proses yang teratur yang melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka yang informal dengan berbagai pengalaman atau informasi, pengambilan kesimpulan, atau pemecahan masalah. Diskusi kelompok merupakan strategi yang memungkinkan siswa menguasai suatu konsep atau memecahkan suatu masalah melalui satu proses yang memberi kesempatan untuk berpikir, berinteraksi sosial, serta berlatih bersikap positif. Dengan demikian diskusi kelompok dapat meningkatkan kreativitas siswa, serta membina kemampuan berkomunikasi termasuk di dalamnya keterampilan berbahasa. Komponen-komponen yang harus diperhatikan guru dalam membimbing diskusi kelompok kecil menurut Rusman 2014: 89 yaitu : a. Memusatkan perhatian siswa pada tujuan dan topik diskusi Cara yang digunakan dalam memusatkan siswa pada tujuan dan topik yaitu merumuskan tujuan dan topik yang akan dibahas pada awal diskusi, mengemukakan masalah-masalah khusus, dan mencatat rangkunman hasil diskusi. b. Memperluas masalah atau urunan pendapat Tugas guru dalam memimpin diskusi untuk memperjelas masalah yaitu mengurai kembali masalah tersebut hingga menjadi jelas, meminta komentar siswa dengan mengajukan beberapa pertanyaan, dan menguraikan gagasan siswa dengan memberikan informasi tambahan. c. Menganalisis pandangan siswa Apabila didalam diskusi terdapat perbedaan pendapat maka guru hendaknya mampu menganalisis alasan perbedaan dengan cara meneliti apakah alasan tersebut mempunyai dasar yang kuat dan memperjelas hal-hal yang disepakati dan yang tidak desepakati. d. Meningkatkan urunan siswa Cara untuk meningkatkan urunan siswa yaitu mengajukan beberapa pertanyan yang menantang, memberikan beberapa contoh verbal atau nonverbal yang sesuai, memberi waktu untuk berpikir, dan memberikan dukunga terhadap pendapat siswa dengan penuh perhatian. e. Menyebarkan kesempatan berpartisipasi Penyebaran kesempatan berpartisipasi dapat dilakukan dengan cara memancing pertanyaan kepada siswa yang enggan berpartisipasi, mencegah terjadinya pembicaraan serentak dengan memberikan kesempatan kepada siswa yang pendiam, mencegah dengan bijaksana siswa yang sering memonopoli pembicaraan, dan mendorong siswa untuk berkomentar terhadap pertanyaan temannya. f. Menutup diskusi Hal-hal yang dapat dikuasai guru dalam menutup diskusi adalah membuat rangkuman hasil diskusi dengan bantuan para siswa, memberi gambaran tentang tindak lanjut hasil diskusi, dan mengajak siswa untuk menilai proses maupun hasil diskusi. 7 Keterampilan mengelola kelas Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses belajar mengajar. Dengan kata lain kegiatan-kegiatan untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar mengajar, misalnya penghentian tingkah laku siswa yang menyelewengkan perhatian kelas, pemberian ganjaran bagi ketepatan waktu penyelesaian tugas oleh siswa, atau penetapan norma kelompok yang produktif. Komponen-komponen dalam mengelola kelas adalah sebagai berikut : a. Keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal, seperti menunjukan sikap tanggap, membagi perhatian, memusatkan perhatian kelompok, memberikan petunjuk- petunjuk yang jelas, menegur, memberi penguatan b. Keterampilan yang berhubungan dengan pengembalian kondisi belajar yang optimal, Keterampilan ini berkaitan dengan respon guru terhadap gangguan siswa yang berkelanjutan dengan maksud agar guru dapat mengadakan tindakan remidial untuk mengembalikan kondisi belajar yang optimal. c. Menemukan dan memecahkan tingkah laku yang menimbulkan masalah Rusman, 2014:90. Menghindari perilaku-perilaku yang dapat mengganggu dalam pengelolaan kelas dapat dilakukan dengan teknik-teknik berikut: 1 penciptaan kondisi belajar yang opti-mal; 2 menunjukkan sikap tanggap; 3 memusatkan perhatian; 4 memberikan petunjuk dan tujuan yang jelas, serta; 5 memberi teguran dan penguatan Sanjaya, 2013:45. 8 Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perseorangan Secara fisik bentuk pengajaran ini ialah berjumlah terbatas, yaitu berkisar antara 3- 8 orang untuk kelompok kecil, dan seorang untuk perseorangan. Pengajaran kelompok kecil dan perseorangan memungkinkan guru memberikan perhatian terhadap setiap siswa serta terjadinya hubungan yang lebih akrab antara guru dan siswa maupun antara siswa dengan siswa Uzer Usman, 2010:74. Keterampilan mengajar yang akan diamati dalam pembelajaran IPS melalui model Two Stay Two Stray dengan media powerpoint meliputi 9 indikator, antara lain: 1. Menyiapkan pembelajaran dan mengkondisikan siswa Keterampilan mengelola kelas. 2. Membuka pembelajaran Keterampilan membuka dan menutup pelajaran. 3. Menyampaikan dan menjelaskan materi menggunakan media powerpoint Keterampilan menjelaskan. 4. Melakukan tanya jawab dengan siswa. keterampilan bertanya 5. Membimbing siswa dalam pembentukan kelompok. Keterampilan mengadakan variasi, Keterampilan mengelola kelas 6. Memberikan lembar kerja kepada kelompok diskusi.keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil 7. Membimbing diskusi kelompok siswa sebagai tamu dan tuan rumah dengan model two stay two stray.Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil. 8. Memberikan penjelasan dan penguatan tentang hasil kerja kelompok.Keterampilan memberi penguatan 9. Menutup pembelajaran Keterampilan membuka dan menutup pelajaran. 2.1.3.2 Aktivitas siswa Aktivitas belajar terdiri dari beberapa prinsip yang berorientasi pada pandangan ilmu jiwa, yakni menurut pandangan ilmu jiwa lama dan pandangan ilmu jiwa modern. Menurut pandangan ilmu jiwa lama aktivitas didominasi oleh guru sedangkan pandangan ilmu jiwa modern, aktivitas didominasi oleh siswa Menurut Sardiman, 2011:103. Aktivitas siswa antara lain: 1 memperhatikan situasi belajar, 2 menetapkan tujuan, 3 mengadakan percobaan usaha dalam bidang:kognitif, psikomotorik, 4 latihanpraktek, 5 menilai tingkah laku sendiri, 6 mencapai tujuan, 7 memperoleh kepuasan Slameto, 2013:18. Karena aktivitas belajar itu banyak sekali macamnya maka para ahli mengadakan klasifikasi atas macam-macam aktivitas tersebut. Paul D. Diedrich membagi kegiatan belajar dalam 8 kelompok, ialah: 1 Visual activities Yang termasuk di dalamnya misalnya, membaca, memperhatikan gambar demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain. 2 Oral activities Seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, interupsi. 3 Listening activities Sebagai contoh mendengarkan: uraian, percakapan, diskusi, musik, pidato. 4 Writing activities Seperti misalnya menulis cerita, karangan, laporan, angket, menyalin. 5 Drawing activities Misalnya menggambar, membuat grafik, peta, diagram. 6 Motor activities Yang termasuk di dalamnya antara lain: melakukan percobaan, membuat konstruksi, model mereparasi, bermain, berkebun, beternak. 7 Mental activities Sebagai contoh misalnya: menanggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan. 8 Emotional activities Seperti misalnya menaruh minat, merasa bosan, gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup. Oemar Hamalik, 2014 :173 Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan aktivitas siswa merupakan segala kegiatan peserta didik yang terjadi selama kegiatan belajar mengajar. Aktivitas siswa yang diamati dalam pembelajaran IPS melalui model Two Stay Two Stray dengan media Powerpoint dengan mengkombinasikan pendekatan saintifik berdasar pandapat Paul D. Diedrich dalam membagi kegiatan belajar, maka indikator yang akan diamati meliputi; visual activity, oral activity, listening activity, writing activity, mental dan emotional activity. Adapun indikator aktivitas siswa yang akan diamati sebagai berikut: 1. Kesiapan siswa dalam belajar emotional activities. 2. Memperhatikan penjelasan dari guru. visual activities. 3. Menjawab pertanyaan dari guru oral activities 4. Siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran oral, mental activities. 5. Siswa aktif dalam diskusi kelompok mental activities, oral activities 6. Siswa berbagi informasi sebagai tamu dan tuan rumah listening activities, writing activities, oral activities. 7. Siswa berperan aktif dalam mempresentasikan hasil kerja kelompoknyaoral activities. 8. Menyimpulkan materi yang sedang dipelajari writing, dan oral activities. 9. Mengerjakan soal evaluasiwriting dan emotional activities. 2.1.3.3 Hasil Belajar Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, abilitas dan keterampilan. Hasil belajar diterima oleh murid apabila memberi kepuasan pada kebutuhanya dan berguna serta bermakna baginya. Hasil-hasil belajar itu lambat laun dipersatukan menjadi kepribadian dengan kecepatan yang berbeda-beda Oemar Hamalik, 2014:31. Benyamin S.Bloom dalam Rifa’i, 2011:86 menjelaskan pengukuran hasil belajar dalam tiga taksonomi pembelajaran yaitu ranah kognitif, afektif, dan ranah psikomotorik. Ranah kognitif merupakan ranah yang berkaitan dengan hasil kemahiran intelektual yang meliputi enam kriteria yaitu: pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan penilaian. Berdasarkan taksonomi Bloom 1956 yang terbaru direvisi oleh Anderson L.W. dan Krathwohl, D.R tahun 2001 aspek kognitif meliputi : 1 Mengingat C1: kemampuan menyebutkan kembali informasipengetahuan yang tersimpan dalam ingatan. 2 Memahami C2: kemampuan memahami instruksi dan menegaskan pengertianmakna ide atau konsep yang telah diajarkan baik dalam bentuk lisan, tertulis, maupun grafikdiagram. 3 Menerapkan C3: kemampuan melakukan sesuatu dan mengaplikasikan konsep dalam situasi tetentu. 4 Menganalisis C4: kemampuan memisahkan konsep kedalam beberapa komponen dan mnghubungkan satu sama lain untuk memperoleh pemahaman atas konsep tersebut secara utuh. 5 Mengevaluasi C5: kemampuan menetapkan derajat sesuatu berdasarkan norma, kriteria atau patokan tertentu. 6 Mencipta C6: kemampuan memadukan unsur-unsur menjadi sesuatu bentuk baru yang utuh dan koheren, atau membuat sesuatu yang orisinil Hasil belajar IPS ranah kognitif dalam penelitian ini terdiri dari 10 indikator, antara lain: 1.Menyebutkan pergerakan nasional yang ada di indonesia pada saat menjelang kemerdekaan; 2.Menjelaskan pergerakan nasional yang ada di indonesia pada saat menjelang kemerdekaan; 3.Menjelaskan proses terbentuknya BPUPKI; 4.Menjelaskan proses terbentuknya PPKI; 5.Menyebutkan peristiwa yang terjadi menjelang proklamasi kemerdekaan; 6.Menjelaskan peristiwa yang terjadi menjelang proklamasi kemerdekaan; 7.Menjelaskan proses detik-detik proklamasi kemerdekaan; 8.Menyebutkan 4 tokoh perjuangan dalam mempersiapkan kemerdekaan; 9.Menjelaskan peranan 4 tokoh perjuangan dalam mempersiapkan kemerdekaan; 10.Menjelaskan cara menghormati jasa-jasa para pahlawan kemerdekaan. Penilaian ranah afektif berkaitan dengan penanaman sikap untuk mengukur karakter yang terbentuk dalam diri peserta didik melalui proses pembelajaran yang diikutinya. Dalam kurikulum 2013, domain afektif sikap dibagi menjadi dua, yaitu sikap spiritual atau kompetensi inti 1 KI 1 dan sikap sosial atau kompetensi inti 2 KI2. Masing-masing nilai dalam sikap afektif mempunyai indikator yang terukur. Indikator dimaksud sebagimana dalam tabel berikut. Tabel 2.1 Materi nilai dan indikatornya yang dibelajarkan Jenis karakter Indikator Perilaku Cinta dan kasih sayang  Ungkapan hati, pikiran, dan perbuatan untuk menunjukkan kasih sayang yang tinggi pada seseorang, baik dalam bentuk fisik maupun nonfisik  Sikap memahami dan memerhatikan oranglain secara sungguh-sungguh Kepedulian dan empati  Menanggaoi perasaan pikiran, dan pengalaman orang lain karena merasakan kepedulian pada sesama  Berupaya mengenali pribadi orang lain dan ingin membantu orang lain yang sedang dalam keadaan susah  Mengenali rasa kemanusiaan sendiri terhadap orang lain Kerjasama  Menggabungkan tenaga diri pribadi dengan orang lain untuk bekerja demi mencapai suatu tujuan  Membagi pekerjaan dengan orang lain untuk suatu tujuan Berani  Kemampuan menghadapi kesulitan, bahaya, atau sakit dengan cara dapat mengendalikan sesuatu  Mengenali sesuatu yang menakutkan atau menantang dan kemudian memikirkan strategi untuk menghadapinya Keteguhan hati dan komitmen  Bertahan dalam mencapai cita-cita, pekerjaan, dan segala urusan  Janji yang dipegang teguh terhadap keyakinan Adil  Memperlakukan orang lain dengan sikap tidak memihak dan wajar  Mempunyai pandangan yang jujur dalam kehidupan sehari- hari dan didalam situasi khusus, tanpa pengaruh dari manapun dan siapapun Suka menolong  Kebiasaan membantu orang lain  Selalu siap mengulurkan tangan dan dengan aktif mencari cara untuk menyumbang Kejujuran dan intregitas  Berbicara tidak bohong dan memperlakukan orang lain secara adil  Jujur terhadap diri sendiri dan berpegang teguh pada nilai- nilai moral sendiri Humor  Kemampuan untuk merasakan dan menanggapi kelucuan diluar dan didalam diri sendiri  Menciptakan kecerahan dalam kehidupan sehari-hari dengan tersenyum pada situasi senang dan tertawa pada situasi yang menggelikan Mandiri dan percaya diri  Kebebasan melakukan kebutuhan diri sendiri  Mempertimbangkan pilihan dan membuat keputusan sendiri Disiplin diri  Membiasakan diri mematuhi peraturan atau kesepakatan yang telah dibuat  Melakukan suatu perbuatan yang baik secara ajeg Loyalitas  Tetap setia terhadap komitmen dengan orang lain atau dengan kelompok tertentu  Tetap berkomitmen dalam keadaan sulit maupun adanya rintangan Sabar  Mampu mengendalikan diri dari kelambatan mencapai cita- cita  Menunggu segala kebutuhan dan kepentingan dengan tenang  Mampu mengendalikan diri dari gangguan orang lain  Menunda keinginan yang dapat merugikan dirinya Rasa bangga  Menghargai diri sendiri  Merasa senang ketika dapat menyelesaikan suatu tugas yang menantang Banyak akal  Mampu berpikir secara kreatif dalam upaya menanggulani situasi yang baru atau sulit  Mampu membuat pertimbangan menggunakan imajinasi dan semua pilihan terbaik dalam pemecahan masalah Sikap hormat  Menghormati orang lain  Sopan pada orag lain dan memperlakukan dengan baik Tanggung jawab  Dapat dipercaya dan diandalkan  Dapat mempertanggungjawabkan perbuatannya Toleransi  Saling menghormati antar sesama  Saling membantu dalam kebaikan Fitri, 2012:107-109 Indikator ranah afektif dalam pembelajaran IPS dengan menerapkan model Two Stay Two Stray dengan media Powerpoint adalah: 1 Sikap spiritual meliputi: berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan, toleransi dalam beribadah, dan perilaku syukur. 2 Sikap sosial meliputi : a. Disiplin dengan deskriptor: mematuhi peraturan bermain peran dalam berkelompok, mengerjakan lembar kerja kelompok dengan baik, bersikap mandiri dalam mengerjakan tugas, menyelesaikan tugas tepat waktu b. Kerjasama dengan deskriptor: saling membantu dalam mengerjakan tugas, membagi tugas dengan anggota kelompok yang lain, mengerjakan tugas kelompok bersama anggota lain dengan sunguh-sungguh, berpartisipasi aktif dalam setiap kegiatan c. Teliti dengan deskriptor: mengerjakan soal dengan cermat, mengecek kembali soal yang diangap sulit, meneliti kembali pekerjaan yang sudah dilakukan, dan melakukan sesuatu dengan penuh ketelitian d. Rasa ingin tahu dengan diskriptor: Menanyakan sesuatu karena belum faham pada sustu materi, sering bertanya tentang hal baru, selalu antusias dalam penjelasan materi, selalu aktif dalam setiap kegiatan. Ranah psikomotorik berkaitan dengan kemampuan fisik siswa seperti keterampilan motorik dan syaraf, manipulasi objek, dan koordinasi syaraf. Kategori jenis perilaku untuk ranah psikomotorik adalah persepsi perception, kesiapan set, gerakan terbimbing guided response, gerakan terbiasa mechanism, gerakan kompleks complex overt response, penyesuaian adaptation, dan kreativitas originality. Dalam kurikulum 2013, ranah psikomotorik dimasukkan dalam kompetensi inti 4 KI 4. Berdasarkan Permendikbud nomor 65 tahun 2013 tentang Standar Proses dijelaskan bahwa aspek keterampilan diperoleh siswa melalui aktivitas mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan menciptakan. Sedangkan keterampilan yang harus dimiliki siswa SD seperti yang dijelaskan dalam Permendikbud Nomor 54 Tahun 2013 tentang SKL adalah memiliki kemampuan pikir dan tindak yang produktif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret sesuai dengan yang ditugaskan kepadanya. Indikator ranah psikomotorikketerampilan dalam pembelajaran pembelajaran IPS dengan menerapkan model Two Stay Two Stray dengan media Powerpoint diantaranya: 1 Merencanakan pemecahan masalah; 2 Mengerjakan soal dalam lembar kerja; 3 Melaksanakan diskusi sebagai tuan rumah dan tamu; 4 Ketrampilan menyajikan hasil diskusi.

2.1.4 Hakikat IPS