2.1.7.5 Evaluasi Pembelajaran IPS
Keberhasilan suatu pembelajaran ditentukan oleh beberapa komponen. Untuk mengetahuinya, maka perlu diadakan evaluasi. Menurut Guba dan Lincoln
dalam Arifin, 2011: 5 evaluasi adalah suatu proses untuk menggambarkan siswa dan menimbangnya dari segi nilai dan arti. Suamaatmadja 2008: 1.45
menyebutkan bahwa evaluasi dalam proses pembelajaran IPS dilakukan melalui tiga tahapan yaitu: 1 pra pembelajaran, dilakukan untuk mengetahui kemampuan
awal siswa 2 proses pembelajaran, dilakukan untuk mengetahui perkembangan siswa selama pembelajaran IPS; 3 pasca pembelajaran, dilakukan untuk
mengetahui perubahan perilakukemampuan siswa setelah pembelajaran IPS berakhir.
Evaluasi pembelajaran IPS secara menyeluruh, meliputi bentuk tes dan non tes. Bentuk penilaian tes mencakup tes objektif, tes esai, dan tes lisan
sedangkan, bentuk non tes meliputi tugas dan penampilan Sumaatmadja, 2008: 1.42. Penelitian ini menggunakan bentuk penilaian tes yaitu tes objektif yang
meliputi pilihan ganda, isian, dan jawaban singkat. Tes tersebut berupa soal evaluasi yang diberikan setiap akhir pembelajaran untuk mengukur tingkat
pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari.
2.1.8 Pembelajaran IPS SD
Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk tingkat SDMI menyebutkan bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial IPS merupakan salah satu
mata pelajaran yang mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SDMI mata pelajaran
IPS memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi. Pembelajaran IPS di sekolah dasar mencakup hal-hal yang ada disekitar lingkungan peserta didik.
IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SDMI mata pelajaran IPS memuat
materi Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang
demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai. Mata pelajaran IPS disusun secara sistematis, komprehensif, dan terpadu dalam proses
pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan di masyarakat KTSP, 2007 :175.
Pelajaran IPS di SD harus memperhatikan kebutuhan anak yang berusia antara 6-12 tahun. Anak dalam kelompok usia 7-11 tahun menurut Piaget berada
dalam perkembangan kemampuan intelektual kognitifnya pada tingkatan kongkrit operasional. Mereka memandang dunia dalam keseluruhan yang utuh,
dan menganggap tahun yang akan sebagai waktu yang masih jauh. Yang mereka pedulikan adalah sekarang konkrit, dan bukan masa depan yang belum mereka
pahami abstrak. Itulah sebabnya pembelajaran IPS di SD bergerak dari yang konkrit ke yang abstrak dengan mengikuti pola pendekatan lingkungan yang
semakin meluas expanding environment approach dan pendekatan spiral dengan memulai dari yang mudah ke yang sukar, dari yang sempit menjadi lebih luas,
dari yang dekat ke yang jauh dan seterusnya. Gunawan, 2013: 50. Pengajaran IPS di Sekolah Dasar merupakan dasar untuk mempelajari IPS
di tingkat pendidikan selanjutnya dengan tujuan untuk membekali anak didik
dengan pengetahuan
sosial, pemecahan
masalah sosial,
kemampuan mengembangkan pengetahuan yang sesuai dengan perkembangan kehidupan
masyarakat dan IPTEK serta meningkatkan kesadaran anak didik untuk memahami nilai-nilai sosial yang terkandung dalam kehidupan masyarakat.
Materi IPS untuk sekolah dasar tidak terlihat aspek disiplin ilmu karena yang lebih dipentingkan adalah dimensi pedagogik dan psikologis serta
karakteristik kemampuan berpikir siswa yang bersifat holistik Sapriya, 2012: 20. Bentuk materi IPS di Sekolah Dasar ada tiga yaitu:
a. Konsep dan generalisasi
Konsep adalah suatu pengertian abstrak yang diasosiasikan dengan simbol sekelompok benda, peristiwa atau ide. Sedangkan generalisasi adalah suatu
pengertian berupa pernyataan yang dibentuk oleh sejumlah konsep yang saling berkaitan dan kebenarannya masih perlu diuji. Konsep dan generalisasi diperoleh
dari disiplin ilmu-ilmu sosial seperti Geografi, Ekonomi, Ilmu Politik dan Hukum, Sosiologi dan Antropologi, Sejarah dan Tata Negara. Beberapa konsep yang dapat
diperoleh dari geografi, ekonomi atau hukum diantaranya adalah: kebutuhan manusia tidak terbatas, ketersediaan sumber daya yang terbatas, dan mengolah
dan memanfaatkan sumber daya alam secara bertanggungjawab. Konsep-konsep tersebut berasal dari ketiga disiplin ilmu diatas. Agar memberikan pengertian
secara komprehensif dan diterapkan pada situasi yang lebih luas maka dapat disusun dalam bentuk generalisai seperti berikut: kebutuhan manusia yang
terbatas, menuntut manusia untuk mengolah dan memanfaatkan sumber daya alam secara bertanggungjawab Sapriya, 2012:59.
b. Tema dan topik
Tema dan topik juga dapat diangkat dari buku-buku paket program studi ilmu-ilmu sosial atau buku teks ilmu-ilmu sosial. Tema dapat dibahas di sekitar
tema pembangunan manusia menjadi warga negara yang baik, dengan tema, dengan topik upaya-upaya yang ditempuh pemerintah dalam meningkatkan
kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual siswa-siswa sekolah dasar. c.
Masalah Sebagaimana halnya dengan konsep, generalisasi, tema dan topik maka
masalah dapat pula di angkat dari disiplin ilmu-ilmu sosial yang ada yang dapat dijadikan sebagai pokok pembahasan dalam pengajaran IPS di sekolah. Hal itu
sesuai dengan fungsi IPS yang berupaya menekankan pada proses pembuatan keputusan bagi siswa. Dengan bertitik tolak dari masalah, misalnya masalah
kebersihan lingkungan, masalah banjir, atau masalah penyebaran penyakit di musim hujan.
Mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam
memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis. Selain itu mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan
kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial Sapriya, 2012:194
2.1.9 Model Learning Cycle