Dari  pendapat  di  atas  dapat  disimpulkan  bahwa  sumber  belajar dalam pembelajaran antara lain:
1. Sumber belajar tercetak: buku, majalah, koran, ensiklopedi, kamus, dan
lain- lain. 2.
Sumber belajar noncetak: film, slide, video, model, transparasi, objek, dan lain-lain.
3. Sumber  belajar  berbentuk  fasilitas:  perpustakaan,  ruang  belajarkelas,
studio, lapangan olahraga, dan lain-lain. 4.
Sumber  belajar  yang  berupa  kegiatan:  wawancara,  kerja  kelompok, observasi, simulasi, permaianan da lain-lain.
5. Sumber  belajar  berupa  lingkungan:  museum,  pabrik,  galeri,  pasar,
terminal, toko dan lain-lain.
2.4 Pendidikan Seni Rupa dalam Konteks Kurikulum Sekolah
Membahas ruang lingkup pendidikan seni rupa tentunya tidak terlepas dari perangkat  kurikulum.  Kurikulum  sebagai  alat  untuk  mencapai  tujuan  yang
memegang  peranan  penting  dalam  sistem  pendidikan.  Tujuan  pendidikan  adalah membentuk manusia yang sesuai dengan falsafah hidup bangsa, maka kurikulum
sebagai  alat  untuk  mencapai  tujuan  harus  mampu  mengantarkan  anak  didik melalui berbagai kegiatan untuk menjadi manusia yang sesuai harapan.
Kurikulum  adalah  rancangan  pendidikan  atau  pembelajaran  yang mencakupi  komponen-komponen  tujuan,  bahan  ajar,  dan  evaluasi;  baik  disusun
kembangkan  oleh  pemerintah  pusat,  sekolahguru,  atau  lembaga  lainnya,  dalam
rangka membelajarkan
peserta didik
dengan mempertimbangkan
dan menyesuaikan  terhadap  perubahan,  tuntutan,  dan  kebutuhan  masyarakat  serta
perkembangan  IPTEK  Ismiyanto    2006:  3.  Kurikulum  adalah  sejumlah  mata ajaran yang harus ditempuh dan dipelajari oleh siswa untuk memperoleh sejumlah
pengetahuan memuat isi dan materi pembelajaran Hamalik 2008: 16. Dalam  kurikulum  baru  2006  yang  dikenal  dengan  sebutan  kurikulum
tingkat  satuan  pendidikan  KTSP  dikeluarkan  oleh  suatu  lembaga  baru  yaitu Badan  Standarisasi  Nasional  Pendidikan  BSNP.  Nama  mata  pelajaran
pendidikan  seni  pun  berubah  menjadi  mata  pelajaran  Seni  Budaya  dan Keterampilan  untuk  jenjang  sekolah  dasar,  sedangkan  untuk  sekolah-sekolah
menengah pertama dan atas, nama mata pelajaran ini disebut dengan Seni Budaya Sobandi 2008: 40.
Pembelajaran seni rupa yang kini menjadi bagian dari mata pelajaran seni budaya  merupakan  salah  satu  kelompok  mata  pelajaran  estetika  pada  kurikulum
tingkat satuan pendidikan KTSP ditingkat SMA. Berbeda dengan mata pelajaran lain,  Seni  Rupa  memiliki  karakteristik  membekali  peserta  didik  dalam
pemahaman  konsep,  pengembangan  kemampuan  berapresiasi  dan  kemampuan berekspresi  melalui  kegiatan  berkarya.  Semua  ini  diperoleh  melalui  upaya
eksplorasi  elemen,  prinsip,  proses,  dan  teknik  berkarya  dalam  konteks  budaya masyarakat yang beragam.
Ruang  lingkup  materi  pembelajaran  Seni  Budaya,  khususnya  seni  rupa untuk  siswa  SMA  kelas  X,  XI,  dan  kelas  XII  sesuai  dengan  kurikulum  saat  ini
yaitu mencakup aspek pengetahuan, keterampilan atau apresiasi dan berkreasi.
Pada mata pelajaran seni rupa di SMA, yang berpedoman pada Kurikulum Tingkat  Satuan  Pendidikan  KTSP  tahun  2006,  yaitu  pada  tahun  ajaran
20102011  saat  ini  mengacu  dari  Standar  KompetensiKompetensi  Dasar SKKD.
Dalam  mata  pelajaran  seni  rupa  mencakup  dua  macam  Standar Kompetensi  SK  yaitu  1  Mengapresiasi  karya  seni  rupa  dan  2
Mengekspresikan  diri  melalui  karya  seni  rupa.  Mengapresiasi  karya  seni  rupa meliputi Kompetensi Dasar KD: mengidentifikasi keunikan gagasan dan teknik
dalam  karya  seni  rupa  terapan  daerah  setempat,  di  wilayah  Nusantara  maupun Mancanegara,  menampilkan  sikap  apresiatif  terhadap  keunikan  gagasan  dan
teknik  dalam  karya  seni  rupa  terapan  daerah  setempat,  di  wilayah  Nusantara maupun  Mancanegara,  menjelaskan  keunikan  gagasan  dan  teknik  dalam  karya
seni  rupa  modernkontemporer  Indonesia  dan  Mancanegara.  Menjelaskan perkembangan seni rupa modernkontemporer Indonesia dan Mancanegara.
Standar  Kompetensi  SK  mengekspresikan  diri  melalui  karya  seni  rupa meliputi  Standar  Kompetensi  SK:  merancang  karya  seni  rupa  terapan  dengan
memanfaatkan  teknik  dan  corak  daerah  setempat,  di  wilayah  Nusantara  maupun Mancanegara, membuat karya seni rupa terapan dengan memanfaatkan teknik dan
corak daerah setempat, di wilayah Nusantara maupun Mancanegara, menyiapkan karya seni rupa buatan sendiri untuk pameran di sekolah atau luar sekolah, menata
karya seni rupa buatan sendiri dalam bentuk pameran sekolah atau luar sekolah. Rangkuman Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar SKKD di atas,
pembelajaran  seni  rupa  di  SMA  meliputi  berbagai  kegiatan  antara  lain
menggambar,  atau  seni  lukis,  seni  patung,  dan  pameran,  di  mana  dalam pembelajaran, guru memanfaatkan media dan sumber belajar harus sesuai dengan
materi yang akan disampaikan.
39
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Pendekatan Penelitian
Penelitian  ini  mengkaji  pemanfaatan  media  pembelajaran  seni  rupa  dan sumber  belajar  pada  SMA  Negeri  di  Kabupaten  Tegal  dengan  fokus  penelitian
kajian  pada  pemanfaatan  media  pembelajaran  seni  rupa  dan  sumber  belajar  oleh objek  penelitian  guru  seni  rupa  yang  bersangkutan.  Sesuai  dengan  pokok
permasalahan  yang  dikaji,  penelitian  ini  menggunakan  pendekatan  deskriptif kualitatif,  yaitu mendeskripsikan data,  gambar, dan perilaku orang  yang  diamati.
Dengan  kata  lain,  penelitian  ini  memaparkan  tentang  kemampuan  pemanfaatan media pembelajaran seni rupa dan sumber belajar oleh guru dalam mengajar mata
pelajaran seni rupa pada SMA Negeri di Kabupaten Tegal. Metode  penelitian  kualitatif  digunakan  dalam  penelitian  ini  dengan
beberapa  pertimbangan.  Pertama  menyesuaikan  metode  kualitatif  lebih  mudah apabila  berhadapan  dengan  kenyataan  jamak.  Kedua,  metode  ini  menyajikan
secara langsung hakekat hubungan antara peneliti dan responden. Ketiga, metode ini  lebih  peka  dan  lebih  dapat  menyesuaikan  diri  dengan  banyak  penajaman
pengaruh bersama terhadap pola-pola nilai yang dihadapi Moleong 2009: 9-10. Penelitian kualitatif ditujukan untuk memahami fenomena-fenomena sosial
dari  sudut  atau  perspektif  partisipan.  Partisipan  adalah  orang-orang  yang  diajak wawancara,  diobservasi,  diminta  memberikan  data,  pendapat,  pemikiran,
persepsinnya  Sukmadinata  2009:  94.  Dengan  demikian  dalam  pemikiran