sebaliknya. Upaya-upaya tersebut dirumuskan dan disesuaikan dengan karakteristik tiap-tiap mata pelajaran di sekolah.
Sebagaimana mata pelajaran lain, pembelajaran seni rupa di sekolah diberikan dalam upaya memberikan pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai
yang berkembang dalam masyarakat dengan bidang kajian yang amat luas. Di dalam penyelegaraannya, mencakupi kegiatan pemahaman atau pengetahuan seni
rupa, apresiasi seni, dan pengalaman kreatif.
2.1.1. Pengetahuan Kesenirupaan
Pengalaman belajar yang bersifat pengetahuan kesenirupaan adalah berke
naan dengan telaah kritis terhadap substansi seni Syafi‟i 2006: 13. Pengetahuan kesenirupaan berkenaan dengan sejarah seni rupa yang digunakan
untuk memahami, mengkaji, dan menganalisis corak karya pada tiap masa. Selanjutnya berkenaan dengan definisi konsep tentang jenis-jenis karya seni
rupa, unsur, dan prinsip desain seni rupa, pemanfaatan bahan, alat, dan teknik, aliran-aliran dalam seni rupa, teknik penciptaan karya seni rupa, seniman dan
karya yang dihasilkan. Pemberian pemahaman tentang aspek kesenirupaan dilakukan secara sistematis dan berjenjang.
2.1.2. Apresiasi Seni Rupa
Pengalaman apresiasi dalam seni rupa yaitu berupa kegiatan yang melibatkan perasaan dan emosi dalam proses penilaian suatu karya seni, baik
karya seniman, teman-teman sekelas ataupun satu sekolahan. Pendekatan apresiasi dimaksudkan untuk menumbuhkan minat dan apresiasi siswa dalam
menghargai dan menikmati seni, merangsang kemampuan berkreasi, dan
memanfaatkan pengalaman estetik dalam kehidupan sehari-hari. Proses mengapresiasi melalui beberapa tahapan, yaitu mengamati, memahami melalui
analisis, penilaian dan penghargaan. Kegiatan apresiasi ini dimulai dengan melakukan pameran kelas,
membuat kliping tentang karya-karya seni rupa, kunjungan-kunjungan ke galeri, studio seni, museum, candi, ataupun industri kerajinan di masyarakat.
Kegiatan mengapresiasi melalui kunjungan ke tempat-tempat yang berhubungan dengan seni rupa, akan memberikan kesempatan siswa untuk
mengapresiasi secara langsung.
2.1.3. Pengalaman Kreatif
Lingkup pengalaman kreatif berkenaan dengan pembelajaran penciptaan atau karya seni rupa berlangsung. Pada proses atau pengalaman
kreatif ini berkaitan dengan penuangan gagasan, pemanfaatan ,dan penguasaan media, serta penguasaan teknik Syafi‟i 2006: 14. Pengalaman yang didapat
saat proses penciptaan karya seni seperti penguasaan media dan teknik berkarya, akan mendorong perkembangan kreativitas siswa, sehingga siswa
akan terus mencoba beragam kemungkinan menggabungkan unsur-unsur yang ada, namun menghasilkan karya seni yang baru. Siswa akan merasa bebas
untuk menyalurkan ekspresinnya, bereksplorasi dan bereksperimen sesuai dengan keinginan.
Pembelajaran seni
rupa bukan
hanya berisi
pengembangan keterampilan saja, tetapi dapat berupa terapan pengetahuan dan melatih
kepekaan siswa untuk berupaya mewariskan nilai-nilai budaya yang hidup
dalam masyarakat. Kegiatan seni rupa tidak hanya meliputi kegiatan menggambar atau melukis semata-mata, tetapi meliputi kegiatan membatik,
membuat keramik, mematung, menganyam sampai pada kegiatan mengukir semuanya dikenalkan kepada siswa.
Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP yang berlaku mulai tahun 2006, seni rupa merupakan salah satu Submata Pelajaran Seni
Budaya yang meliputi seni rupa, seni drama, seni tari, seni musik, dan seni teater. Dalam pelaksanaanya, tidak semua sekolah menyelenggarakan semua
submata pelajaran tersebut, tetapi dipilih dan disesuaikan dengan sarana dan prasarana di sekolah tersebut.
Pada tingkat sekolah menengah umum, pembelajaran seni rupa diberikan dengan pendekatan pendidikan melalui seni. Pendidikan seni rupa di
sekolah umum tidak mengharapkan anak didik menjadi seniman, melainkan sebagai wahana berekspresi dan berimajinasi, berkreasi sekaligus berekreasi
Syafi‟i 2006: 8. Lebih lanjut Syafi‟i 2006: 8 menjelaskan bahwa pendekatan pendidikan melalui seni dalam implementasi pembelajarannya menekankan
pada eksplorasi dan eksperimentasi, merangsang keingintahuan dan sekaligus menyenangkan bagi anak.
Seiring dengan pendekatan pendidikan melalui seni, maka proses pembelajaran seyogyanya menekankan pada kegiatan eksplorasi dan
eksperimentasi, proses penemuan, merangsang keingintahuan, dan sekaligus juga menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan bagi anak didik
Sobandi 2008: 47.
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran seni rupa yang diberikan di sekolah umum, pelaksanaanya lebih menekankan pada aspek
proses, dari pada hasil. Maka dari itu pemanfatan media pembelajaran seni rupa dan sumber belajar sangat penting. Pemanfaatan media pembelajaran seni
rupa yang baik oleh guru dapat menarik perhatian siswa, sehingga menciptakan suasana pembelajaran yang lebih menyenangkan. Begitu pula pemanfaatan
sumber belajar, bagi guru dapat menambah informasi sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung dengan baik.
2.2 Pendidikan Seni Rupa