Karakteristik siswa berbeda antara satu dengan yang lain. Karakteristik tersebut dapat dilihat baik secara fisik maupun nonfisik. Secara fisik dapat
dilihat melalui perbedaan jenis kelamin, postur tubuh, kesehatan jasmani, berat dan tinggi badan. Perbedaan tingkat intelektual, minat, bakat, dan motivasi
belajar adalah contoh karakteristik siswa secara nonfisik psikologis. Kedua karakteristik tersebut dapat secara khusus diperhatikan guru. Misalnya, dalam
pembelajaran seni rupa siswa laki-laki lebih unggul dari pada siswa perempuan, maka guru perlu mengadakan pengayaan khusus pada siswa
perempuan atau siswa yang memiliki bakat tertentu perlu mendapatkan pengelolaan pembelajaran yang khusus dibandingkan siswa yang kurang
berbakat. Selain karakteristik yang dikemukakan di atas, lingkungan asal siswa
juga perlu dipahami oleh guru pendidikan seni rupa. Karakteristik ini meliputi kondisi lingkungan keluarga dan masyarakat sekitar seperti tingkat pendidikan,
ekonomi, agama, dan status orang tua siswa dalam masyarakat. Pendapat di atas memberikan gambaran lebih jelas bahwa semua
karakteristik yang ada pada diri siswa dapat menentukan kebehasilan proses dan hasil pembelajaran seni rupa. Pada dasarnya guru pendidikan seni rupa
penting memperhatikan
dan memahami
karakteristik siswa
dalam pembelajaran seni rupa.
2.2.2 Karakteristik Guru dalam Pembelajaran Seni Rupa
Karakteristik guru dalam pembelajaran seni rupa mempunyai peran yang sangat penting. Walaupun aktivitas pembelajaran lebih fokus pada siswa,
tetapi faktor yang mengendalikan berlangsungnya kegiatan pembelajaran di sekolah banyak tergantung dari guru dan guru berperan dalam menentukan
arah pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik. Guru berperan sebagai pembimbing pengaruh, untuk menumbuhkan
aktivitas siswa dan sekaligus sebagai pemegang tanggung jawab terhadap pelaksanaan pendidikan. Menurut Uno 2008: 27 peranan guru dalam
pembelajaran, guru harus menempatkan diri sebagai: a.
Pemimpin belajar, dalam arti guru sebagai perencana, pengorganisasi, pelaksana, dan pengontrol kegiatan belajar siswa.
b. Fasilitator belajar, guru sebagi pemberi kemmudahan siswa dalam
melakukan kegiatan belajarnya melalui upaya berbagai bentuk. c.
Moderator belajar, guru sebagi pengatur arus kegiatan belajar siswa. d.
Motivator belajar, guru sebagai pendorong siswa agar mau melakukan kegiatan belajar.
e. Evaluator belajar, guru sebagai penilai yang objektif dan komprehensif.
Peran yang disebutkan di atas merupakan peran guru secara umum. Peran guru seni rupa hendaknya memiliki karakteristik yang lebih khusus antara
lain mengenal cara-cara untuk mengembangkan kegiatan kreatif, berpikir imajinatif, eksploratif, dan improvisasi, serta memungkinkan juga membantu
anak meningkatkan kemampuan untuk menentukan jawaban atas masalah yang dihadapinya Conrad dalam Syafi‟i 2006: 24.
Pendidikan seni rupa merupakan pendidikan kreatif, selain peran di atas guru seni rupa dituntut untuk kreatif. Sebagaimana dinyatakan oleh Yochim
dalam Syafi‟i 2006: 24 guru seni rupa harus memiliki beberapa syarat diantarannya 1 memahami latar belakang keluarga dan masyarakat sebagai
lingkungan yang membentuk siswa; 2 tahapan perkembangan fisik, mental, dan kreatifitas anak; 3 jenis dan keluasaan pengalaman murid yang diperoleh
sebelumnya; 4 kelayakan harapan untuk mencapai prestasi kreatif pada setiap usia dan kelas tertentu; 5 peranan pendidikan seni rupa dalam keseluruhan
kerangka kurikulum; 6 kriteria sebagai dasar penilaian estetik; 7 keragaman proses seni, metode, dan materi yang digunakan sebagai pengalaman kreatif; 8
organisasi kelas dalam aktivitas seni rupa dua atau tiga dimensi dengan meminimalisir kekacauan atau kekurangan; 9 penggunaan jenis-jenis metode
dan alat bantu audio orisinal, dan 10 pengelolaan pameran karya seni rupa yang dihasilkan oleh siswa.
Berdasarkan pendapat di atas dinyatakan bahwa selain harus menguasai pembelajaran secara umum, guru seni rupa harus mampu menguasai
pengetahuan tentang kesenirupaan karena guru seni rupa memiliki karakteristik yang khusus dibandingkan dengan guru mata pelajaran lain.
2.2.3 Karakteristik Lingkungan dalam Pembelajaran Seni Rupa