Mind Mapping Tinjauan Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan

3. Dua siswa yang tinggal dalam kelompok bertugas membagikan hasil kerja dan informasi mereka ke tamu mereka. 4. Tamu mohon diri dan kembali ke kelompok mereka sendiri dan melaporkan temuan mereka dari kelompok lain. 5. Kelompok mencocokkan dan membahas hasil-hasil kerja mereka .

2.1.4 Mind Mapping

Mind mapping atau peta pikiran adalah suatu teknik yang memanfaatkan keseluruhan otak dengan menggunakan citra visual dan prasarana grafis lainnya untuk membentuk kesan DePorter Hernacki, 2008: 153. Sedangkan menurut Buzan 2014: 5, mind mapping merupakan grafis representasi data atau pikiran. Mind mapping seperti diagram, sehingga cenderung untuk mengingat diagram lebih mudah daripada mengingat panjang teks. Mind mapping juga merupakan metode mencatat kreatif yang memudahkan kita untuk mengingat banyak informasi. Menurut Windura, sebagaimana dikutip oleh Imaduddin Utomo 2012: 66, mind mapping adalah suatu teknis grafis yang dapat menyelaraskan proses belajar dengan cara kerja alami otak. Mind mapping melibatkan otak kanan sehingga proses pembuatannya menyenangkan. Mind mapping merupakan cara paling efektif dan efisien untuk memasukkan, menyimpan, dan mengeluarkan data dari otak kita. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa mind mapping merupakan cara kreatif bagi peserta didik untuk mencatat pelajaran dan menghasilkan ide-ide. Ide-ide yang dihasilkan akan dituangkan dalam bentuk peta pemikiran memungkinkan peserta didik lebih mudah mengingat materi. Alamsyah 2009: 36, menyebutkan beberapa manfaat dari penggunaan mind mapping, antara lain: 1. Dapat melihat gambaran secara menyeluruh dengan jelas 2. Dapat melihat detail tanpa kehilangan benang merahnya antar topik 3. Terdapat pengelompok informasi 4. Menarik perhatian mata dan tidak membosankan 5. Memudahkan berkonsentrasi 6. Proses pembuatannya menyenangkan karena melibatkan warna, gambar-gambar dan lain-lain 7. Mudah mengingatnya karena ada penanda-penanda visualnya

2.1.5 Tinjauan Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan

Kelarutan zat dalam air sangat beragam. Ada zat yang mudah larut dan ada pula zat yang sukar larut. Misalnya, zat yang memiliki kelarutan lebih besar dari 0,02 mol L -1 dianggap mudah larut, sedangkan yang lebih kecil dari nilai itu dianggap sukar larut. Pada umumnya kelarutan bertambah dengan kenaikan suhu, hal ini berlaku untuk zat padat. Kelarutan dari berbagai jenis zat juga dipengaruhi pH larutan. 1. Kelarutan Kelarutan solubility adalah jumlah maksimum suatu zat yang dapat larut dalam sejumlah tertentu pelarutlarutan pada suhu tertentu. Satuan kelarutan umumnya dinyatakan dalam gram L -1 atau mol L -1 . Kelarutan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu : 1 Jenis Pelarut Terdapat dua jenis pelarut, yaitu; polar dan non-polar. Pelarut polar mempunyai kutub muatan, misalnya air kutub H + dan OH - . Sedangkan pelarut non-polar tidak mempunyai kutub muatan, misalnya benzena, minyak, dan eter. Senyawa polar mudah larut dalam pelarut polar, demikian pula senyawa non-polar lebih mudah larut dalam pelarut non-polar. 2 Suhu Kelarutan zat padat dalam air akan semakin tinggi jika suhunya dinaikkan. Adanya panas mengakibatkan makin renggangnya jarak antarmolekul zat padat tersebut. Merengganggnya jarak antarmolekul pada molekul-molekul zat padat menjadikan kekuatan gaya antarmolekul menjadi lemah seningga mudah terlepas oleh adanya pengaruh gaya tarik molekul-molekul air. Berbeda dengan zat padat, kenaikan suhu akan menyebabkan kelarutasn gas dalam air berkurang. Hal ini disebabkan suhu yang meningkat mengakibatkan gas yang terlarut di dalam air akan terlepas meninggalkan air. Purba, 2006: 138 2. Tetapan Hasil Kali Kelarutan Ksp Pada suatu larutan elektrolit, zat-zat yang terlarut akan terionisasi dan menghasilkan kation dan anion. Elektrolit sukar larut, ion-ion terlarutnya berada dalam larutan jenuh dan membentuk kesetimbangan heterogen dengan padatannya. Tetapan kesetimbangan yang baru disebut tetapan hasil kali kelarutan. Tetapan hasil kali kelarutan Ksp dinyatakan sebagai hasil kali ion-ion satuan Molar dalam larutan jenuhnya, dengan masing-masing konsentrasi berpangkatkan bilangan koefisiennya. Secara umum persamaan keseimbangan larutan garam AxBy dengan kelarutan s adalah : AxBy s x A y+ aq + y B x- aq Ksp AxBy = [ A y+ ] x [ B x+ ] y Contoh 1 AgI s Ag + aq + I - aq …… Ksp Agr = [Ag + ] [I - ] 2 PbCl 2s Pb 2+ aq + 2 Cl - aq …. Ksp PbCl 2 = [Pb 2+ ] [Cl - ] 2 3. Hubungan Kelarutan s dengan Tetapan Hasil Kali Kelarutan Ksp Kelarutan zat-zat yang sukar larut dapat ditentukan berdasarkan harga Ksp zat tersebut. Demikian pula harga Ksp dapat ditentukan jika konsentrasi ion-ion zat terlarut diketahui. Pada larutan jenuh senyawa ion AxBy, jumlah zat di dalam larutan sama dengan harga kelarutannya dalam satuan mol Lˉ 1 . Senyawa yang terlarut akan mengalami ionisasi dalam sistem kesetimbangan. Jika kelarutan PbCl 2 = s mol Lˉ 1 , maka di dalam larutan terdapat s mol Lˉ 1 Pb 2+ dan 2s mol Lˉ 1 Cl - seperti proses berikut : PbCl 2s Pb 2+ aq + 2 Cl - aq Kelarutan s s 2s y x x y x y y x ] [B ] [A Ksp aq yB aq A x s B A        Maka : Ksp PbCl 2 = [Pb 2+ ] [Cl - ] 2 = s 2s 2 = 4 s 3 Contoh lain : AgBr s Ag + aq + Br - aq Kelarutan s s s Ksp AgBr = [Ag + ][Br - ] = s s = s 2 Maka : Secara umum : AxBy s x A y+ aq + y B x- aq Kelarutan s x.s y.s Maka : Ksp AxBy = [A y+ ] x [B x- ] y = x.s  y.s y = x x . y y s x+y x dan y adalah koefisien dari ion-ion. 4. Pengaruh Ion Senama dalam Kelarutan Pengaruh penambahan ion senama mengakibatkan kelarutan zat akan berkurang. Makin besar jumlah ion senama, makin kecil kelarutan senyawa tersebut. Kelarutan CaC 2 O 4 dalam air = 4,8.10 -5 mol L -1 , sedangkan kelarutan 3 4 , Ksp s sehingga  Ksp s  y x y x y x Ksp s   CaC 2 O 4 dalam CaCl 2 0,15 M = 1,5.10 -8 mol L -1 . Kelarutan CaC 2 O 4 dalam CaCl 2 lebih kecil dibandingkan kelarutannya dalam air, sebab di dalam larutan terdapat ion Ca 2+ yang berasal dari CaCl 2 . Reaksi yang terjadi pada larutan CaCl 2 adalah: CaC 2 O 4s Ca 2+ aq + C 2 O 4 2- aq CaCl 2aq Ca 2+ aq + 2Cl - aq Berdasarkan azas Le Chatelier, jika konsentrasi zat pada kesetimbangan diubah maka akan terjadi pergeseran kesetimbangan. Dalam hal ini adanya ion Ca 2+ dari CaCl 2 akan menyebabkan pergeseran kesetimbangan ke kiri atau ke arah CaC 2 O 4 s, maka kelarutan CaC 2 O 4 berkurang. Adanya ion Cl – tidak mempengaruhi berarti hanya ion yang sama saja yang mempengaruhi. Jadi dapat disimpulkan, bahwa ion senama akan memperkecil kelarutan. Akan tetapi, sebagaimana halnya kesetimbangan pada umumnya, ion senama tidak mempengaruhi harga tetapan hasil kali kelarutan selama suhu tidak berubah. 5. Hubungan Kelarutan dengan pH Kelarutan senyawa elektrolit dapat diperbesar atau diperkecil dengan mengatur pH. Tingkat keasaman larutan pH dapat mempengaruhi kelarutan berbagai jenis zat. Suatu basa umumnya lebih larut dalam larutan yang bersifat asam, sebaliknya lebih sukar larut dalam larutan yang bersifat basa. Garam-garam yang berasal dari asam lemah akan lebih mudah larut dalam larutan yang bersifat asam kuat. Kelarutan suatu zat dapat ditentukan dari harga Ksp zat tersebut. Sebaliknya, harga Ksp suatu zat dapat diperoleh dari kelarutan zat tersebut. Jika kelarutan suatu zat diketahui, maka sususna konsentrasi ion-ion zat tersebut dalam larutan jenuhnya dapat ditentukan. Berarti, dengan mengetahui harga Ksp dari suatu zat, susunan konsentrasi ion-ion zat tersebut dalam larutan jenuhnya dapat ditentukan. Dengan demikian, pH larutan jenuhnya dapat ditentukan. Demikian juga sebaliknya, dengan mengetahui pH larutan jenuh suatu zat maka harga Ksp zat tersebut dapat ditentukan. 6. Reaksi Pengendapan K sp dapat digunakan sebagai tolak ukur memprediksi pengendapan zat dalam larutan. Percampuran dua jenis larutan elektrolit ada yang dapat membentuk endapan dan ada juga yang tidak membentuk endapan, tergantung pada konsentrasi ion-ion dipangkatkan koefisiennya. Hal ini bisa dilakukan dengan cara membandingan K sp dengan Qc hasil kali konsentrasi awal ion-ion dalam larutan. Dalam proses yang kemungkinan membentuk endapan A x B y , dapat terjadi tiga kemungkinan, yaitu : a. Jika Qc A x B y K sp A x B y , percampuran menghasilkan endapan larutan lewat jenuh b. Jika Qc A x B y = K sp A x B y , percampuran belum menghasilkan endapan larutan tepat jenuh atau akan mulai mengendap c. Jika Qc A x B y K sp A x B y , percampuran belum menghasilkan endapan larutan belum jenuh Sutresna, 2004: 274-281

2.2 KAJIAN HASIL PENELITIAN YANG RELEVAN

Dokumen yang terkait

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray(Dua Tinggal Dua Tamu) Dengan Pendekatan Nilai Untuk meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Cahaya

0 6 192

Perbedaan hasil belajar ips siswa dengan menggunakan pembelajaran kooperatif teknik inside outside circle dan two stay two stray

0 12 0

Perbedaan Hasil Belajar Antara Siswa yang Menggunakan Metode Pembelajaran Two Stay Two Stray dan Jigsaw Pada Konsep Pencernaan

2 14 198

perbedaan hasil belajar peserta didik menggunakan pendekatan sts, sets, dan stem pada pembelajaran konsep virus

3 22 77

PERBEDAAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSITED INDIVIDUALIZATION DENGAN TWO STAY TWO STRAY PADA MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN.

0 5 24

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY(TS-TS) DAN SNOWBALL THROWINGTERHADAP HASIL BELAJAR Pengaruh Strategi Pembelajaran Two Stay Two Stray (Ts-Ts) dan Snowball Throwing Terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau dari Motivasi Belajar Siswa Ke

0 2 19

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY (TS-TS) DAN SNOWBALL THROWING TERHADAP HASIL Pengaruh Strategi Pembelajaran Two Stay Two Stray (Ts-Ts) dan Snowball Throwing Terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau dari Motivasi Belajar S

0 4 16

PERBEDAAN HASIL BELAJAR BIOLOGI DENGAN MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN TWO STAY-TWO STRAY (TS-TS) DAN TEAM Perbedaan Hasil Belajar Biologi Dengan Menggunakan Pembelajaran Two Stay-Two Stray (Ts-Ts) Dan Team Assisted Individualitation (Tai) Siswa Kelas Viii Smp

0 2 15

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TWO STAY TWO STRAY (TS-TS) DALAM MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA Penerapan Pembelajaran Kooperatif Two Stay Two Stray (Ts-Ts) Dalam Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa (PTK Pembelajaran Matematika Kelas VII B SMP N

0 0 14

HASIL WAWANCARA DENGAN GURU KELAS IV SEBELUM MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TWO STAY TWO STRAY (TS-TS)

0 0 156