Validitas butir Daya Pembeda Tingkat Kesukaran

3.7.1.1 Validitas butir

Validitas butir dapat dihitung menggunakan rumus korelasi product moment yaitu sebagai berikut: = ∑ − ∑ ∑ ∑ 2 − ∑ 2 ∑ 2 −  2 Keterangan: r xy = koefisien korelasi antara variabel dan variabel N = jumlah siswa X = skor butir soal item Y = skor total butir soal Kriteria untuk melihat valid atau tidaknya dibandingkan dengan harga r pada tabel product moment dengan taraf signifikan 5, suatu butir dikatakan valid jika harga r xy r tabel Arikunto, 2013: 87. Hasil analisis validitas butir soal disajikan pada Tabel 4.3

3.7.1.2 Daya Pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu butir soal dapat membedakan antara siswa yang telah menguasai materi yang ditanyakan dan siswa yang tidakkurangbelum menguasai materi yang ditanyakan. Untuk mengetahui besar kecilnya angka indeks diskriminasi item daya beda dapat digunakan rumus sebagai berikut : = − Keterangan : DB = daya pembeda soal B A = banyaknya siswa kelas atas yang menjawab benar B B = banyaknya siswa kelas bawah yang menjawab benar J A = banyaknya siswa pada kelas atas J B = banyaknya siswa pada kelas bawah Klasifikasi daya pembeda disajikan dalam tabel berikut. Tabel 3.3 Kriteria Daya Pembeda Soal Interval Kriteria 0,00 DP ≤ 0,20 Jelek 0,20 DP ≤ 0,40 Cukup 0,40 DP ≤ 0,70 Baik 0,70 DP ≤ 1,00 Sangat baik Arikunto, 2013: 228 Hasil analisis daya beda butir soal disajikan pada Tabel 4.4

3.7.1.3 Tingkat Kesukaran

Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sulit. Untuk mengetahui tingkat kesukaran dari suatu soal dapat menggunakan rumus sebagai berikut : = Keterangan : IK = indeks kesukaran B = banyak siswa yang menjawab soal dengan benar Js = jumlah seluruh siswa peserta tes Tabel 3.4 Kriteria Tingkat Kesukaran Soal Interval Kriteria IK = 0,00 Sangat sukar 0,00 IK ≤ 0,30 Sukar 0,30 IK ≤ 0,70 Sedang 0,70 IK 1,00 Mudah IK = 1,00 Sangat mudah Arikunto, 2013: 223 Hasil analisis indeks kesukaran butir soal disajikan pada Tabel 4.5

3.7.1.4 Reliabilitas

Dokumen yang terkait

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray(Dua Tinggal Dua Tamu) Dengan Pendekatan Nilai Untuk meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Cahaya

0 6 192

Perbedaan hasil belajar ips siswa dengan menggunakan pembelajaran kooperatif teknik inside outside circle dan two stay two stray

0 12 0

Perbedaan Hasil Belajar Antara Siswa yang Menggunakan Metode Pembelajaran Two Stay Two Stray dan Jigsaw Pada Konsep Pencernaan

2 14 198

perbedaan hasil belajar peserta didik menggunakan pendekatan sts, sets, dan stem pada pembelajaran konsep virus

3 22 77

PERBEDAAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSITED INDIVIDUALIZATION DENGAN TWO STAY TWO STRAY PADA MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN.

0 5 24

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY(TS-TS) DAN SNOWBALL THROWINGTERHADAP HASIL BELAJAR Pengaruh Strategi Pembelajaran Two Stay Two Stray (Ts-Ts) dan Snowball Throwing Terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau dari Motivasi Belajar Siswa Ke

0 2 19

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY (TS-TS) DAN SNOWBALL THROWING TERHADAP HASIL Pengaruh Strategi Pembelajaran Two Stay Two Stray (Ts-Ts) dan Snowball Throwing Terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau dari Motivasi Belajar S

0 4 16

PERBEDAAN HASIL BELAJAR BIOLOGI DENGAN MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN TWO STAY-TWO STRAY (TS-TS) DAN TEAM Perbedaan Hasil Belajar Biologi Dengan Menggunakan Pembelajaran Two Stay-Two Stray (Ts-Ts) Dan Team Assisted Individualitation (Tai) Siswa Kelas Viii Smp

0 2 15

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TWO STAY TWO STRAY (TS-TS) DALAM MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA Penerapan Pembelajaran Kooperatif Two Stay Two Stray (Ts-Ts) Dalam Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa (PTK Pembelajaran Matematika Kelas VII B SMP N

0 0 14

HASIL WAWANCARA DENGAN GURU KELAS IV SEBELUM MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TWO STAY TWO STRAY (TS-TS)

0 0 156