Reliabilitas Analisis Lembar Observasi Analisis Lembar Angket

Klasifikasi daya pembeda disajikan dalam tabel berikut. Tabel 3.3 Kriteria Daya Pembeda Soal Interval Kriteria 0,00 DP ≤ 0,20 Jelek 0,20 DP ≤ 0,40 Cukup 0,40 DP ≤ 0,70 Baik 0,70 DP ≤ 1,00 Sangat baik Arikunto, 2013: 228 Hasil analisis daya beda butir soal disajikan pada Tabel 4.4

3.7.1.3 Tingkat Kesukaran

Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sulit. Untuk mengetahui tingkat kesukaran dari suatu soal dapat menggunakan rumus sebagai berikut : = Keterangan : IK = indeks kesukaran B = banyak siswa yang menjawab soal dengan benar Js = jumlah seluruh siswa peserta tes Tabel 3.4 Kriteria Tingkat Kesukaran Soal Interval Kriteria IK = 0,00 Sangat sukar 0,00 IK ≤ 0,30 Sukar 0,30 IK ≤ 0,70 Sedang 0,70 IK 1,00 Mudah IK = 1,00 Sangat mudah Arikunto, 2013: 223 Hasil analisis indeks kesukaran butir soal disajikan pada Tabel 4.5

3.7.1.4 Reliabilitas

Reliabilitas merupakan suatu ketetapan hasil tes. Instrumen dapat dikatakan reliabel apabila instrumen dengan ajeg memberikan data yang sesuai dengan kenyataan Arikunto, 2013: 100. Reliabilitas soal bentuk obyektif dihitung menggunakan rumus Kuder Richardson, yaitu KR-21. 11 = − 1 1 − − � 2 Keterangan : r 11 = reliabilitas tes secara keseluruhan M = mean atau rerata skor k = jumlah butir soal St 2 = varian skor total Setelah 11 r yang dihasilkan dikonsultasikan dengan aturan penetapan reliabel yang disajikan pada tabel berikut: Tabel 3.5 Kriteria Soal Uji Coba Interval Kriteria r ≤ 0,20 Sangat rendah 0,20 r ≤ 0,40 Rendah 0,40 r ≤ 0,70 Sedang 0,70 r ≤ 0,90 Tinggi 0,90 r ≤ 1,00 Sangat tinggi Arikunto, 2013: 117 Hasil reliabilitas soal diperoleh harga r 11 = 0,81. Nilai tersebut berada pada interval 0,70 r ≤ 0,90 yaitu dalam kategori tinggi. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 13.

3.7.1.5 Analisis Lembar Observasi

3.7.1.5.1 Validitas lembar observasi Instrumen lembar observasi meliputi lembar observasi penilaian afektif dan psikomotorik. Isi dari instrumen penilaian disesuaikan dengan indikator pencapaian kompetensinya. Validitas instrumen penilaian lembar observasi dilakukan oleh ahli yaitu dosen dan guru. 3.7.1.5.2 Reliabilitas lembar observasi Untuk mencari reliabilitas lembar observasi, digunakan rumus inter raters reliability yaitu : r 11 = Vp −Ve Vp + K−1 Ve Keterangan : 11 = reliabilitas instrumen Vp = varian person Ve = varian error K = jumlah observer Instrumen lembar observasi reliabel apabila r11 ≥ 0,7 Mardapi, 2012: 88 – 89. Berdasarkan perhitungan reliabilitas lembar observasi afektif yang di muat pada Lampiran 25 diperoleh harga r 11 = 0,89. Sedangkan reliabilitas lembar observasi psikomotorik pada Lampiran 28 diperoleh harga 0,70. Karena r11 ≥ 0,7 maka instrumen lembar observasi tersebut reliabel.

3.7.1.6 Analisis Lembar Angket

3.7.1.6.1 Validitas Lembar Angket Lembar angket diuji validitas isi dengan menggunakan expert validity yaitu validitas yang disesuaikan dengan kondisi siswa dan dikonsultasikan dan disetujui oleh ahli yaitu dosen dan guru. 3.7.1.6.2 Reliabilitas Angket Reliabilitas angket dapat dihitung menggunakan rumus α-Cronbach yaitu: 11 = − 1 1 − Σ 2 2 Keterangan: r 11 = reliabilitas instrumen k = banyak butir pertanyaan atau butir soal ∑Sb 2 = jumlah varian skor butir St 2 = varian total Instrumen angket tanggapan siswa dikatakan reliabel jika r 11 ≥ 0,7 Arikunto, 2013: 122. Berdasarkan hasil perhitungan yang di maut pada Lampiran 31 diperoleh harga r 11 = 0,89. Karena r11 ≥ 0,7 maka instrumen lembar angket tersebut reliabel.

3.7.2 Analisis Data Awal

Dokumen yang terkait

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray(Dua Tinggal Dua Tamu) Dengan Pendekatan Nilai Untuk meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Cahaya

0 6 192

Perbedaan hasil belajar ips siswa dengan menggunakan pembelajaran kooperatif teknik inside outside circle dan two stay two stray

0 12 0

Perbedaan Hasil Belajar Antara Siswa yang Menggunakan Metode Pembelajaran Two Stay Two Stray dan Jigsaw Pada Konsep Pencernaan

2 14 198

perbedaan hasil belajar peserta didik menggunakan pendekatan sts, sets, dan stem pada pembelajaran konsep virus

3 22 77

PERBEDAAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSITED INDIVIDUALIZATION DENGAN TWO STAY TWO STRAY PADA MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN.

0 5 24

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY(TS-TS) DAN SNOWBALL THROWINGTERHADAP HASIL BELAJAR Pengaruh Strategi Pembelajaran Two Stay Two Stray (Ts-Ts) dan Snowball Throwing Terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau dari Motivasi Belajar Siswa Ke

0 2 19

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY (TS-TS) DAN SNOWBALL THROWING TERHADAP HASIL Pengaruh Strategi Pembelajaran Two Stay Two Stray (Ts-Ts) dan Snowball Throwing Terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau dari Motivasi Belajar S

0 4 16

PERBEDAAN HASIL BELAJAR BIOLOGI DENGAN MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN TWO STAY-TWO STRAY (TS-TS) DAN TEAM Perbedaan Hasil Belajar Biologi Dengan Menggunakan Pembelajaran Two Stay-Two Stray (Ts-Ts) Dan Team Assisted Individualitation (Tai) Siswa Kelas Viii Smp

0 2 15

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TWO STAY TWO STRAY (TS-TS) DALAM MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA Penerapan Pembelajaran Kooperatif Two Stay Two Stray (Ts-Ts) Dalam Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa (PTK Pembelajaran Matematika Kelas VII B SMP N

0 0 14

HASIL WAWANCARA DENGAN GURU KELAS IV SEBELUM MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TWO STAY TWO STRAY (TS-TS)

0 0 156