113
kredibilitas narasumber. Ini terlihat dari cara Noor menyandingkan nama narasumber dengan profesi maupun jabatan yang menunjukkan kredibilitasnya.
Noor menutup 3 dari 4 artikel dengan harapan bahwa busana muslim dan jilbab haruslah kembali pada asalnya yaitu perintah agama untuk menutup aurat. Pada
artikel kedua, ketiga dan keempat terlihat jelas bagaimana kekhawatiran Noor melihat fenomena berbusana muslimah yang lebih banyak dipahami sebagai tren
dibandingkan sebagai perintah agama. Hal itu menjadi penyebab Noor selalu menutup artikel dengan harapan agar penggunaan busana muslimah dan jilbab
kembali kepada asal hukumnya. Dari penjelasan di atas, peneliti melihat bahwa Noor masih menempatkan jilbab
sebagai perintah agama yang harus dijaga selalu niatannya. Ini sesuai dengan tagline Noor yaitu Yakin – Cerdas – Bergaya. Noor menempatkan jilbab sebagai
keyakinan atas perintah agama.
4.6.2 Rangkuman Skrip
Artikel pada majalah Noor memiliki kelengkapan unsur berita yang baik. Hanya ada satu artikel yang tidak memiliki unsur Where. Ketiga artikel lainnya memiliki
kelengkapan unsur yang mencakup 5W+1H. Unsur Who adalah yang paling dominan digunakan oleh Noor. Who dalam setiap artikelnya merujuk kepada
muslimah sebagai subjek maupun objek. Muslimah sebagai subjek merujuk kepada keputusan dan pilihan muslimah dalam mengenakan busana muslim dan
jilbab. Baik itu untuk menutup aurat maupun untuk mengikuti mode. Muslimah juga pelaku tidak terpisahkan dari perubahan model dan nilai jilbab. Muslimah
sebagai objek adalah korban mode yang seringkali menjadikan muslimah terikut arus fashion dan meninggalkan asal hukum berjilbab yaitu sebagai kewajiban.
What adalah unsur terbanyak kedua yang digunakan dalam majalah Noor. What digunakan untuk menjelaskan jenis busana muslim dan jilbab yang beragam.
Mulai dari model, jenis, bahan, warna hingga nilai historis dari jilbab itu sendiri.
Universitas Sumatera Utara
114
Dari penjelasan di atas, peneliti melihat Noor sudah cukup baik dalam mengisahkan fakta. Ini didasari atas kelengkapan unsur berita pada artikelnya.
Walaupun artikel pada majalah berjenis feature namun Noor tidak mengenyampingkan unsur berita dalam artikelnya.
4.6.3 Rangkuman Tematik
Secara Tematik, Noor memiliki penjelasan detail yang baik dalam setiap artikelnya. Secara spesifik, Noor mampu mendeksripsikan dengan jelas seperti
bentuk dan model busana muslim dan jilbab, nilai perjuangan jilbab beserta posisi politisnya, serta sejarah jilbab sebelum kedatangan Islam. Detail tersembut
digambarkan dengan baik oleh Noor dalam bentuk narasi yang berhasil membuat pembaca membayangkan detail yang dimaksud oleh Noor.
Untuk koherensi paragraf, Noor cukup rapi dalam mengatur paragraf dan menuturkannya dengan runut. Namun seringkali dalam beberapa artikel terdapat
ketidaksinambungan lead dengan isi. Seperti pada artikel pertama yang mengajak pembaca untuk menilik gaya berbusana namun di dalam teks terdapat lonjakan-
lonjakan kata yang diulang-ulang secara tidak beraturan. Ini menyebabkan lead terlihat tidak berhubungan dengan isi.
Artikel didominasi dengan bentuk tulisan deduktif yang menjelaskan dari umum ke khusus. Bentuk artikel seperti ini memudahkan pembaca untuk berpikir runut
dan menyimpulkan hal yang paling penting ada di bagian akhir. Sedangkan di closing sendiri, Noor selalu menyelipkan harapan agar jilbab kembali kepada asal
hukumnya bukan hanya tuntutan mode dan fashion semata. Dilihat dari kata ganti yang digunakan, Noor selalu menggunakan kata muslimah
sebagai pengganti untuk kata wnaita atau perempuan. Muslimah berarti wanita muslim yang dalam hal ini menjadi subjek dan objek yang berkaitan dengan
busana muslim dan jilbab. Dari penjelasan di atas, peneliti melihat Noor memiliki usaha yang baik dalam
memaparkan detail dalam tulisannya. Noor hanya masih kurang dalam menyambungkan lead dengan isi. Namun dilihat dari bentuk tulisannya yang
Universitas Sumatera Utara
115
bersifat deduktif, Noor selalu ingin pembaca membaca artikel sampai selesai karena kesimpulannya diletakkan pada bagian akhir. Dalam hal ini, Noor masih
mengkonstruksi jilbab sebagai perintah agama dan bukan hanya tren.
4.6.4 Rangkuman Retoris