Skrip Artikel 1 Tematik Artikel 1

64 syal di leher. Selain menambah indah penampilan, syal juga bisa memberikan kenyamanan saat dikenakan.”

4.2.2 Skrip Artikel 1

Artikel ini memiliki kelengkapan unsur berita yang mencakup 5W+1H. Unsur What adalah unsur yang paling menonjol dalam artikel ini. Unsur What menggambarkan jenis dan bentuk busana muslim yang masih disukai sampai saat ini. Busana tersebut berbentuk model two pieces atasan dan bawahan yang bisa dipadupadankan dan tidak hanya sekali pakai. Busana muslim juga dipilih terkait dengan karakter penggunanya. Setiap orang memiliki karakter yang berbeda sehingga akan memilih busana yang berbeda pula. Pada artikel bagian kedua, unsur How adalah unsur yang sangat dominan digunakan karena tulisan ini berjenis tips. Artikel bagian kedua ini memaparkan cara berbusana yang diseusaikan dengan negara tropis yang memiliki dua musim, yakni musim kemarau dan musim hujan. Paragraf dibuka dengan dominasi unsur What. Wartawan banyak memaparkan bentuk-bentuk busana muslim dalam setiap paragrafnya. Ini menunjukkan bahwa busana muslim memiliki bentuk yang sangat beragam dan dipengaruhi pula oleh banyak faktor sehingga menimbulkan variasi busana.

4.2.3 Tematik Artikel 1

Detail artikel ini sangat baik pada bagian kedua yang menjelaskan tips memilih busana muslim berdasarkan cuaca di negara tropis, yaitu musim kemarau dan musim hujan. Wartawan memaparkan detail yang baik dalam menggambarkan model, bahan, warna hingga cara pemakaian jilbab, baju, bawahan, sepatu hingga aksesoris yang bisa dikenakan. Koherensi paragraf dalam artikel ini kurang tersusun rapi. Wartawan tidak menulisnya secara runut sehingga cukup membingungkan pembaca. Hal ini dapat dilihat pada : - Penyebutan narasumber yang tidak runut. Tulisan dibuka dengan pendapat Restu Anggraini, selanjutnya pernyataan Irna Mutiara digabung dengan pendapat Universitas Sumatera Utara 65 Jenahara dalam paragraf yang sama. Setelah itu muncul pernyataan dari Jenahara, namun setelahnya dimunculkan lagi pendapat Irna Mutiara. Di akhir tulisan wartawan menggunakan lagi pendapat Jenahara yang diakuinya didapatkan pada kesempatan terpisah. Dengan pola seperti ini, wartawan menyulitkan pembaca untuk berpikir secara runut. - Penyebutan konsep busana muslimah yang juga tidak teratur. Awalnya, wartawan menyebutkan konsep busana muslimah yang sesuai dengan cuaca sekitar. Kemudian dipaparkan pendapat Restu Anggraini tentang busana muslimah yang sesuai dengan karakter personalnya. Konsep ini sebenarnya sudah diperkuat dengan pernyataan Irna Mutiara yang juga memiliki pendapat sejenis. Namun pada paragraf yang sama, wartawan menambahkan pendapat Jenahara tentang konsep padu-padan. Setelah itu wartawan menambahkan pendapat Jenahara yang justru menyebut model two pieces. Tidak hanya bicara model, Jenahara juga bicara tentang pemilihan warna sesuai daerah. Pembahasan ini dilanjutkan dengan pendapat Irna Mutiara tentang memilih bahan baju sesuai iklim negara tropis. Setelah dibawa jauh kepada pemilihan warna dan bahan, wartawan ternyata mengembalikan pembaca kepada konsep busana yang telah dibahas di awal yaitu busana yang menonjolkan karakter personalnya. Setelah itu wartawan menyebut kembali busana padu padan yang juga telah disebut sebelumnya. Akhirnya wartawan menutup tulisan dengan paparan mengenai memilih busana muslim yang sesuai dengan cuaca. Hal ini sudah disebutkan pada lead sebelumnya. Pola tidak runut seperti ini akan menyulitkan pembaca untuk berpikir dan mencerna pesan secara teratur. Namun pada artikel bagian kedua, koherensi paragraf justru tersusun rapi. Ini terlihat dari cara wartawan memaparkan tips berbusana yang dimulai dari pemilihan jilbab, pakaian, bawahan, sepatu lalu aksesoris. Urutan ini bisa dinilai dari posisi anggota tubuh yaitu dimulai dari yang paling atas sampai ke bawah. Di sisi lain, urutan ini juga disusun berdasarkan nilai kepentingannya. Jilbab masih dimunculkan sebagai yang utama kemudian diakhiri dengan aksesoris sebagai item yang tidak terlalu penting.

4.2.4 Retoris Artikel 1