Skrip Artikel 2 Analisis Framing Artikel 2

77 Artikel ditutup dengan harapan kepada para muslimah untuk memilih jilbab dan busana muslimah karena cinta. Jika berjilbab dipilih karena cinta maka pakaian itu akan membimbing muslimah menuju pakaian “luar-dalam” yang meliputi jiwa dan raga yaitu sebaik-baik pakaian adalah pakaian takwa. Ini merujuk kepada surat Al-A’raf ayat 26 dalam Al-Qur’an yang berbunyi, “Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang paling baik.” Jilbab seyogyanya digunakan sebagai tanda ketakwaan atas perintah menutup aurat. Itulah sebaik-baik pakaian. “...Biarkanlah jilbab dan busana muslimah dipilih karena cinta. Biarlah jilbab menjadi pakaian luar muslimah penanda takwa, yang dengannya muslimah terbimbing menuju pakaian “luar-dalam” yang sejati dan terindah, yaitu takwa QS Al-A’raf7 : 26. Amin.”

4.3.2 Skrip Artikel 2

Artikel ini memiliki unsur berita yang lengkap. Unsur Who dan When merupakan unsur yang paling banyak digunakan. Unsur Who digunakan untuk menjelaskan tentang evolusi para pengguna jilbab. Pada mulanya jilbab hanya dikenakan oleh kalangan santri seperti kelompok usroh dan tarbiyah atau yang sekarang populer dengan sebutan kelompok mentoring. Sedangkan siswi SMP dan SMA Negeri mengalami kesulitan dalam mengenakan jilbab. PNS perempuan yang berjilbab juga sering mendapatkan perlakuan tidak adil. Pada pertengahan 1980-an, seiring dengan kebangkitan Islam secara massif maka guru madrasah pun mengganti kerudungnya dengan jilbab yang menutup rambut, leher dan dada. Mahasiswi muslim di kampus-kampus Islam juga sudah mengenakan jilbab. Setelah reformasi 1998, muslimah lebih bebas lagi mengenakan jilbab. Pada masa ini jilbab mulai populer dengan bentuk yang kreatif serta dilabeli nama artis. Saat ini jilbab sudah tidak lagi sulit digunakan. Penggunanya kian bertambah dan memunculkan komunitas-komunitas pengguna jilbab seperti Hijaber Community. Sedangkan unsur When digunakan untuk menjelaskan evolusi jilbab ke dalam beberapa fase. Dimulai dari tahun 1980, pertengahan 1980-an, pasca reformasi 1998, awal 2010-an sampai tahun 2014. Wartawan membaginya dalam beberapa Universitas Sumatera Utara 78 fase besar yang menunjukkan evolusi jilbab itu sendiri, dimana jilbab mengalami perubahan secara perlahan-lahan. Unsur Who dan When juga kerap disandingkan bersamaan. Ini menunjukkan bahwa ada pelaku khas di setiap zaman. Evolusi jilbab ditandai dengan pengguna jilbabnya. Penyandingan ini terdapat dalam beberapa paragraf, seperti : “...Awal era 1980-an, jilbab belum banyak dikenakan muslimah. Jilbab identik dengan kalangan santri, kelompok usroh dan tarbiyah.” “...Pada era ini 1980-an, penggunaan jilbab di sekolah negeri memerlukan perjuangan dan pengorbanan, Siswi SMP dan SMA negeri yang berjilbab dianggap melanggar aturan berseragam yang secara nasional ditentukan berupa rok pendek dan kemeja lengan pendek.” “...Akhir 1980-an, seluruh mahasiswi di kampus-kampus Islam sudah tidak ada lagi yang mengikuti kegiatan kuliah di kampus tanpa mengenakan jilbab.” “...Awal 2010-an, istilah hijab dalam arti busana muslimah mulai populer. Adanya komunitas Hijabers Setiap paragraf dibuka dengan dominasi unsur When yang ditandai dengan adanya penjelas waktu seperti tahun dan momen. Wartawan sangat menyesuaikan dengan headline dimana perubahan jilbab yang terjadi perlahan-lahan berkaitan dengan waktu pula. Perubahan jilbab bisa ditandai dari momen-momen yang ada sejak tahun 1980 hingga saat ini dan waktu-waktu tersebut juga ikut mendorong perubahan jilbab. di Jakarta dan berbagai daerah yang eksis di dunia nyata, maya, maupun media, memberikan andil besar dalam dakwah penggunaan busana muslimah di kalangan remaja dan ibu-ibu muda karena Hijabers mampu memberikan citra busana muslimah sebagai pakaian yang indah.”

4.3.3 Tematik Artikel 2