Pengertian Pembelajaran Pembelajaran Sejarah Indonesia

38 mereka belajar, bukan apa yang harus dilakukan pendidik untuk mengerjakan materi pembelajaran melainkan apa yang akan dilakukan peserta didik untuk mempelajarinya; 3 Situasi belajar, situasi belajar adalah lingkungan tempat terjadinyaproses belajar dan semua faktor yang mempengaruhi peserta didik atau proses belajar seperti pendidik, kelas dan interaksi di dalamnya. Dari berbagai pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan guru untuk membelajarkan siswa secara aktif yang menekankan pada penyediaan sumber belajar. Pembelajaran yang efektif adalah yang berpusat pada siswa yaitu, siswa sebagai subjek pembelajaran yang harus aktif, kraetif dan mampu berfikir kritis, dalam hal ini peran guru sebagai pembimbing dan fasilitator. Guru memiliki peranan penting artinya selain sebagai pembimbing dan fasilitator bagi siswa, guru juga harus bertindak secara professional. Guru yang professional adalah guru yang memiliki kemampuan dasar kompetensi antara lain sebagai beikut: menguasai bahan, mengelola program belajar-mengajar, mengelola kelas, menggunakan media atau sumber, menguasai ladasan-landasan kependidikan, mampu mengelola interaksi belajar mengajar, mampu menilai prestasi untuk kepentingan pengajaran, mengenal fungsi dan program pelayanan bimbingan dan penyuluhan, mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah, memahami dan menafsirkan hasil-hasil penelitian guru untuk keperluan pengajaran Gulo, 2002: 37. Ada tiga ciri khas yang terkandung dalam sistem pembelajaran, yaitu : 1 Rencana, ialah penataan ketenagaan, material dan prosedur yang merupakan 39 unsur-unsur sistem pembelajaran, dalam suatu rencana khusus; 2 Kesalingtergantungan interdependence, antara unsur-unsur sistem pembelajaran yang serasi dalam suatu keseluruhan. Tiap unsur bersifat esensial, dan masing- masing memberikan sumbangannya kepada sistem pembelajaran; 3 Tujuan, sistem pembelajaran mempunyai tujuan tertentu yang hendak dicapai.

b. Pengertian Sejarah

Sejarah merupakan cabang ilmu pengetahuan yang menelaah tentang asal- usul dan perkembangan serta peranan masyarakat di masa lampau berdasarkan metode dan metodologi tertentu. Pengetahuan masa lampau tersebut mengadung nilai-nilai kearifan yang dapat digunakan untuk melatih kecerdasan, membentuk sikap, watak, dan kepribadian peserta didik. Pada mata pelajaran Sejarah memiliki arti strategis dalam pembangunan watak dan peradaban bangsa yang bermartabat serta dalam pembentukan manusia Indonesia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air. Secara substantif, materi sejarah : 1. Mengandung nilai-nilai kepahlawanan, keteladanan, kepeloporan, patriotism dan semangat pantang menyerah yang mendasari proses pembentukan watak dan kepribadian peserta didik. 2. Memuat khasanah mengenai peradaban bangsa-bangsa, termasuk peradaban bangsa Indonesia. Materi tersebut merupakan bahan pendidikan yang mendasar bagi proses pembentukan dan penciptaan peradaban bangsa Indonesia di masa depan. 3. Menanamkan kesadaran persatuan dan persaudaraan serta solidaritas untuk menjadi perekat bangsa dalam menghadapi ancaman disintegrasi bangsa. 40 4. Sarat dengan ajaran moral dan kearifan yang berguna dalam mengatasi krisis multidimensi yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. 5. Berguna untuk menanamkan dan mengembangkan sikap bertanggung jawab dalam memelihara keseimbangan dan kelestarian lingkungan hidup Aman, 2011: 57. Menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013 tentang materi sejarah bertujuan : 1. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman mengenai kehidupan masyarakat dan bangsa Indonesia serta dunia melalui pengalaman sejarah bangsa Indonesia dan bangsa lain. 2. Mengembangkan rasa kebangsaan, cinta tanah air, dan penghargaan kritis terhadap hasil dan prestasi bangsa Indonesia dan ummat manusia di masa lalu. 3. Membangun kesadaran tentang konsep waktu dan ruang dalam berfikir kesejarahan. 4. Mengembangkan kemampuan berfikir sejarah historical thinking, keterampilan sejarah historical skills, dan wawasan terhadap isu sejarah historical issues, serta menerapkan kemampuan, keterampilan dan wawasan tersebut dalam kehidupan masa kini. 5. Mengembangkan perilaku yang didasarkan pada nilai dan moral yang mencerminkan karakter diri, masyarakat dan bangsa. 6. Menanamkan sikap berorientasi kepada kehidupan masa kini dan masa depan berdasarkan pengalaman masa lalu.