Pendekatan Penelitian METODE PENELITIAN

51 pengaruh bersama dan terhadap pola-pola nilai yang dihadapi Moleong, 2005:7. Menurut Norman K. Denzin dan Yvonna S.Loncoln sebagaimana dijelaskan dalam Moleong 2005:5 mendefinisikan metode penelitian kualitatif berikut ini “qualitative research is a field in its own right. It crosscut disciplines,field, and subject matter”. Mengandung sebuah pengertian bahwa metode kualitatif mempelajari sesuatu dalam setting apa adanya natural setting, berusaha untuk membuat deskripsi objektif, fenomena sesuai dengan apa yang dipersepsikan oleh subjek. Penelitian ini merupakan penelitian dasar karena bertujuan untuk memahami suatu masalah yang mengarah pada manfaat teoritik, tidak pada manfaat praktis Sutopo, 2006: 135-136. Adapun strategi yang peneliti gunakan adalah studi kasus tunggal terpancang. Dimana peneliti harus mengumpulkan data setepat-tepatnya dan selengkap-lengkapnya dari kasus tersebut untuk lebih mengetahui segala sesuatu yang kurang dari masalah yang diteliti. Setiap fakta dipelajari fungsi dan peranan dalam kehidupan kasus. Dapat disimpulkan juga bahwa kedalaman kasus dapat diukur dengan berbagai macam data yang dikumpulkan. Dijelaskan lebih lanjut oleh Sutopo 2006: 141 bahwa suatu penelitian disebut studi kasus tunggal bilamana penelitian tersebut terarah pada satu karakteristik. Artinya penelitian hanya dilakukan pada satu sasaran, satu lokasi atau satu subjek. Mengingat permasalahan dan fokus penelitian sudah ditentukan dalam proposal sebelum penelitian kasus ini secara lebih khusus disebut studi kasus terpancang. 52

B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Atas SMA Negeri 01 Kedungwuni Kab. Pekalongan. SMA dijadikan lokasi penelitian karena pada jenjang ini peserta didik sudah dapat berfikir kritis dan penanaman nilai karakter pada jenjang ini perlu dilakukan karena peserta didik akan menuju kedewasaan sehingga karakter yang dikembangkan dapat dijadikan moral dikehidupannya. Pemilihan di SMA Negeri 01 Kedungwuni disebabkan pembelajaran di SMA Negeri 01 Kedungwuni sudah menerapkan pendidikan karakter dalam pembelajaran sejarah dan menerapkan kurikulim 2013 yang mana pada kurikulum 2013 materi pelajaran merupakan suatu tantangan bagi guru sejarah dalam mengembangkan materi ajar sejarah. Pada kurikulum 2013 prosedur pengelolaan materi ajar sejarah meliputi: pertama, Peraturan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor: 81A Tahun 2013 tetang Pelaksanaan Kurikulum 2013. Kedua, SKL disusun berdasarkan kebutuhan peserta didik. Ketiga, SI merupakan dasar dalam menentukan isi mata pelajaran sehingga SI dapat berfungsi sebagai parameter dalam mengukur efektivitas pengelolaan materi pelajaran. Keempat, KI merupakan penjabaran lebih rinci dari SI. Oleh karena itu, KI dapat dimanfaatka sebagai dasar dalam pengelolaan materi pelajaran atau pengembangan bahan ajar sejarah. Kelima, KD sebagai rincian dari masing-masing KI dapat dijadikan dasar dan tolak ukur efektivitas pengelolaan materi pelajaran atau pengembangan bahan ajar sejarah. Keenam, tujuan pembelajaran merupakan pedoman pengelolaan materi pelajaran dan arah pengembangan bahan ajar sejarah yang paling realistis. 53 Sehubungan dengan hal tersebut maka penelitian ini hanya memfokuskan pada SMA Negeri 01 Kedungwuni di Kec. Kedungwuni Kab. Pekalongan.

C. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah Kepala Sekolah yang bernama Sugeng M.Pd, Wakil Kepala Sekolah bidang Kurikulum yang bernama Zaenuri, S.Pd , guru sejarah yang bernama Sunardi, S.Pd, Zaenal Mustaqim, S.Pd, Nining Sugiharti, S.Pd dan Faeruliyah, S.Pd, dan siswa SMA Negeri 01 Kedungwuni.

D. Sumber Data Penelitian

Sumber data penelitian yang bersifat kualitatif ini terbagi atas sumber data primer dan sumber data sekunder. 1. Sumber data primer Sumber data primer yaitu sumber data yang didapat atau diperoleh dari orang yang dapat memberi informasi informan untuk mendapatkan keterangan atau data. Informan dalam penelitian ini adalah guru sejarah di SMA Negeri 01 Kedungwuni Kab. Pekalongan serta beberapa peserta didik yang mengikuti pembelajaran Sejarah Indonesia untuk mengetahui pandangan mereka mengenai kegiatan belajar mengajar pada mata pelajaran sejarah yang memuat materi pendidikan karakter pada mata pelajaran sejarah, serta evaluasi yang dilakukan guru dalam pembelajaran sejarah yang memuat materi pendidikan karakter. 2. Sumber data sekunder Sumber data sekunder yaitu sumber data yang didapat atau diperoleh dengan cara tidak langsung, seperti peristiwa dan dokumen. Peristiwa yang dimaksud adalah kegiatan pembelajaran sejarah untuk mendapatkan informasi