48
merefleksi cara penggunaan ilmu dalam kehidupan nyata dan sistem pembelajaran yang berkolaboratif akan sangat berpengaruh pada peserta didik dalam
kesehariannya. Pendidikan karakter adalah pengajaran atau arahan kepada peserta didik
agar menyadari kebenaran, kebaikan dan keindahan melalui proses pertimbangan karakter yang tepat dan pembiasaan bertindak yang konsisten. Pendidikan
karakter ditujukan untuk: 1 Menerapkan pembentukan karakter kepada anak; 2 Menghasilkan sikap yang mencerminkan karakter atau nilai yang diinginkan; 3
Membimbing perilaku yang konsisten dengan karakter tersebut. Pembelajaran sejarah merupakan komponen yang penting dalam upaya
membentuk karakter peserta didik. Di dalam bahan pembelajaran sejarah pun terkandung materi-materi pendidikan karakter yang memberikan bimbingan
kepada peserta didik untuk bersikap terhadap hal-hal yang baik dan buruk serta hal yang benar dan salah. Sebagai pendidikan yang memuat nilai karakter,
pengembangan nilai-nilai pendidikan karakter diintegrasikan dalam setiap pokok bahasan yang dicantumkan dalam silabus dan RPP.
Pada proses kegiatan belajar mengajar secara garis besar didalam komponen pembelajaran itu terdapat tujuan, media, strategi, evaluasi, pendidik
dan peserta didik. Pembelajaran merupakan suatu bentuk interaksi yang terjadi antara peserta didik dengan pendidik. Dalam perkembangannya proses
pembelajaran tidak hanya suatu bentuk interaksi dari guru dan murid namun pembelajaran juga dilakukan dengan menyampaikan sumber
– sumber informasi atau materi kepada peserta didik dengan menerapkan beberapa strategi yang
49
maksimal sehingga mampu menghasilkan kualitas murid dengan prestasi baik. Pembelajaran menjadi sebuah sistem yang terdiri dari beberapa komponen dan
berinterpedensi antara satu dengan lainnya untuk mencapai tujuan pembelajaran. Secara singkat kerangka pikir dalam penelitian ini dapat digambarkan
dalam bagan berikut ini:
Gambar 2.3 Karangka Pikir Muatan Materi Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Sejarah Indonesia pada Kurikulum 2013
Kurikulum 2013
Muatan Materi Pendidikan
Karakter KBM
sejarah Permendikbud
no 81 A Tahun 2013
Silabus Penilaian
RPP
50
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Metode penelitian akan memberikan petunjuk terhadap pelaksanaan penelitian atau petunjuk bagaimana suatu penelitian dilaksanakan. Berdasarkan
rumusan masalah dan tujuan penelitian, maka penelitian ini mendeskripsikan secara terperinci dan mendalam tentang muatan pendidikan karakter dalam
pembelajaran sejarah Indonesia wajib Kurikulum 2013. Oleh karena itu penelitian menggunakan pendekatan metode penelitian deskriptif kualitatif.
Menurut Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2005:4 Penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif yang berupa kata-kata
tertulis ataupun lisan dari orang-orang atau perilaku yang dapat diamati. Pendapat Kirl Milter juga mendifinisikan metode kualitatif sebagai tradisi tertentu dalam
ilmu pengetahuan sosial secara fundamental tergantung pada pengamatan pada manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut
dalam bahasannya dan peristilahannya. Metode kualitatif berusaha mengungkap berbagai keunikan yang terdapat dalam individu, kelompok, masyarakat atau
organisasi dalam kehidupan sehari-hari secara menyeluruh, rinci, dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah Miles Hubermen, 2009: 6-7.
Metode kualitatif digunakan karena adanya beberapa pertimbangan. Pertama, menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah apabila berhadapan dengan
kenyataan-kenyataan yang dihadapi peneliti dilapangan. Kedua, metode kualitatif ini menyajikan secara langsung hubungan antara peneliti dan informan. Ketiga,
metode ini lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan dengan banyak penajaman
51
pengaruh bersama dan terhadap pola-pola nilai yang dihadapi Moleong, 2005:7. Menurut Norman K. Denzin dan Yvonna S.Loncoln sebagaimana dijelaskan
dalam Moleong 2005:5 mendefinisikan metode penelitian kualitatif berikut ini “qualitative research is a field in its own right. It crosscut disciplines,field, and
subject matter”. Mengandung sebuah pengertian bahwa metode kualitatif mempelajari sesuatu dalam setting apa adanya natural setting, berusaha untuk
membuat deskripsi objektif, fenomena sesuai dengan apa yang dipersepsikan oleh subjek. Penelitian ini merupakan penelitian dasar karena bertujuan untuk
memahami suatu masalah yang mengarah pada manfaat teoritik, tidak pada manfaat praktis Sutopo, 2006: 135-136.
Adapun strategi yang peneliti gunakan adalah studi kasus tunggal terpancang. Dimana peneliti harus mengumpulkan data setepat-tepatnya dan
selengkap-lengkapnya dari kasus tersebut untuk lebih mengetahui segala sesuatu yang kurang dari masalah yang diteliti. Setiap fakta dipelajari fungsi dan peranan
dalam kehidupan kasus. Dapat disimpulkan juga bahwa kedalaman kasus dapat diukur dengan berbagai macam data yang dikumpulkan. Dijelaskan lebih lanjut
oleh Sutopo 2006: 141 bahwa suatu penelitian disebut studi kasus tunggal bilamana penelitian tersebut terarah pada satu karakteristik. Artinya penelitian
hanya dilakukan pada satu sasaran, satu lokasi atau satu subjek. Mengingat permasalahan dan fokus penelitian sudah ditentukan dalam proposal sebelum
penelitian kasus ini secara lebih khusus disebut studi kasus terpancang.