Pengelolaan Materi Pembelajaran Materi Pembelajaran

16 atau pemanfaatannya. Pendek kata, materi yang disusun dapat disesuaikan dengan minat, kebutuhan, dan potensi peserta didik, sekaligus tidak terkesan padat materi. Apabila dianalisis, pengelolaan materi pelajaran merupakan kegiatan rutin yang harus dilaksanakan oleh seorang guru, terlepas dari kurikulum yang digunakan. Namun, persoalan ini semakin urgen apabila dikaitkan dengan implementasi kurikulum 2013. Menurut Pramono 2013: 5 Ada beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan dalam pengelolaan materi pelajaran, di antaranya: 1. Perubahan struktur materi pelajaran dari pengetahuan, keterampilan dan sikap menjadi sikap, pengatahuan dan keterampilan. Perubahan ini membawa implikasi, di mana pengembangan atau pembentukan sikap mejadi prioritas utama. Artinya, pengelolaan materi pelajaran harus berorientasi pada pengembangan atau pembentukan sikap dan kepribadian akan semakin mantap apabila didukung dengan penguasaan pengetahuan dan keterampilan yang mantap. 2. Tuntutan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor: 81A Tahun 2013 tentang Pelaksanaan Kurikulum 2013. Dalam peraturan ini disebutkan bahwa untuk mencapai kualitas sebagaimaa dirancang dalam dokumen kurikulum 2013, pembelajaran harus dilaksanakan berdasarkan prinsip- prinsip sebagai berikut: a. Berpusat pada peserta didik. b. Berorientasi pada pengembangan kreativitas peserta didik. c. Terciptanya kondisi yang menyenangkan dan menantang. 17 d. Bermuatan nilai, etika, estetika, logika dan kenestetika, serta. e. Penyediaan pengalaman belajar yang beragam melalui penerapa berbagai pendekatan dan metode pembelajaran yang meyenangkan, kontekstual, efektif, efisien dan bermakna. Di samping prinsip-prinsip di atas, pembelajaran harus berorientasi pada kondisi objek, di mana peserta didik adalah subjek yang memiliki kemampuan untuk secara aktif mencari, mengolah, mengontruksi, dan menggunakan pengetahuan. Untuk itu, pembelajaran harus memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengkontruksi pengetahuan dalam proses kognitifnya. Ada beberapa langkah yang harus diperhatikan dalam pengelolaan materi pelajaran. Pertama, Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor. 81A Tahun 2013 tentang Pelaksanaan Kurikulum 2013. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pengelolaan materi pelajaran, seperti prisip-prinsip pembelajaran, posisi peserta didik, pengorganisasi materi, pergeseran proses pembelajaran, dan sebagainya. Kedua, SKL disusun berdasarkan kebutuhan peserta didik. Artinya, pengelolaan materi atau pengembangan bahan ajar tidak harus didasarkan pada seluruh materi yang guru ketahui. Pendek kata, seorang guru harus dapat memilah dan memilih materi yang tepat dan relevan dengan kebutuhan peserta didik. Di samping itu, pengelolaan materi pelajaran tidak boleh mengabaikan masalah metode, media, dan alat evaluasi pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran. 18 Ketiga, SI merupakan dasar dalam menentukan isi mata pelajara sehingga SI dapat berfungsi sebagai parameter dalam mengukur efektifitas pengelolaan materi pelajaran. Mengingat SI dirumuskan berdasarkan SKL, maka muatan isi materi yang diatur dalam SI pada dasarnya merupakan pilihan materi yang releven dengan SKL. Keempat, KI merupakan penjabaran lebih rinci dari SI. Oleh karena itu, KI dapat dimanfaatkan sebagai dasar dalam pengelolaan materi pelajaran atau pengembangan bahan ajar. Bahkan, dengan memperhatikan KI yang dirumuskan, maka pengelolaan materi pelajaran atau bahan ajar dapat dilaksanakan secara terarah sehingga akan lebih fokus dalam mencapai SKL. Kelima, KD sebagai rincian dari masing-masing KI dapat dijadikan dasar dan tolak ukur efektifitas pengelolaan materi pelajaran atau pengembangan bahan ajar. Lebih-lebih, apabila dikaitkan dengan indikator capaian, maka penyusunan KD dan indikator capaian yang tepat dalam membantu dan mempermudah para guru dalam pengelolaan materi pelajaran atau pengembangan bahan ajar. Dengan demikian, KI dan KD maupun indikator capaian merupakan alat ukur efektifitas pengelolaan materi pelajaran atau pengembangan bahan ajar. Keenam, tujuan pembelajaran merupakan pedoman pemgelolaan materi pelajaran dan arah pengembangan bahan ajar yang paling realistis. Di samping keenam aspek di atas, pengelolaan materi pelajaran harus mempertimbangkan pendekatan pemilihan metode, media dan penilaian pembelajaran juga harus dipertimbangkan. Materi pelajaran yang disusun secara tepat akan menjadi sia-sia apabila tidak dapat diimplementasikan dalam pembelajaran karena tidak relevan 19 dengan pendekatan yang digunakan. Sehingga, kondisi tersebut akan berdampak pada pelaksanaan penilaian autentik yang tidak tepat. Gambar 2.1. Diagram Alur Pengelolaan Materi Pelajaran Pramono, 2013: 8

2. Pendidikan Karakter

a. Pengertian Pendidikan Karakter

Pendidikan menurut John Dewey dalam Muslich, 2013 : 67 adalah “Proses pembentukan kecakapan fundamental secara intelektual dan emosional kearah alam dan sesama manusia”. Tujuan pendidikan dalam hal ini agar generasi muda sebagai penerus bangsa dapat menghayati, memahami, mengamalkan nilai- nilai atau norma-norma tersebut dengan cara mewariskan segala pengalaman, Kebutuhan Peserta Didik Permendikbud No. 81A Tahun 2013 Standar Kompetensi Lulusan Kompetensi Inti Pendekatan Pembelajaran Kompetensi Dasar Metode Pembelajaran Indikator Capaian Pembelajaran efektif Media Pembelajaran Tujuan Pembelajaran Penilaian Autentik Pengembangan Materi Ajar 20 pengetahuan, kemampuan dan keterampilan yang melatarbelakangi nilai-nilai dan norma-norma hidup dan kehidupan. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dijelaskan bahwa, “Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan memberikan watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlakul mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab ”. Mencermati fungsi pendidikan nasional, yakni mengembangkan kemampuan dan membentuk watak dan peradaban bangsa seharusnya memberikan pencerahan yang memadai bahwa pendidikan harus berdampak pada watak manusiabangsa Indonesia. Fungsi pendidikan nasional yaitu: pertama ,“mengembangkan kemampuan” dapat dipahami bahwa pendidikan nasional menganut aliran konstruktivisme, yang mempercayai bahwa peserta didik adalah manusia yang potensial dan dapat dikembangkan secara optimal melalui proses pendidikan untuk mengembangkan potensinya. Fungsi kedua, “membentuk watak” mengandung makna bahwa pendidikan nasional harus diarahkan pada pembentukan watak. Jika dilihat dari perspektif pedagogik, lebih memandang bahwa pendidikan itu mengembangkan menguatkanmemfasilitasi watak, bukan membentuk watak. Jika watak dibentuk, maka tidak ada proses pedagogikpendidikan yang terjadi adalah pengajaran.