Pengaruh Masa Kerja terhadap Job Insecurity pada

2.6 Pengaruh Masa Kerja terhadap Job Insecurity pada

Karyawan Outsourcing Hubungan kerja yang terjadi antara karyawan outsourcing dengan perusahaan penyedia tenaga kerja vendor dituangkan dalam perjanjian kerja tertulis. Bentuk perjanjian kerja yang biasanya digunakan adalah PKWT Perjanjian Kerja Waktu Tertentu. Lama masa kerja karyawan dalam PKWT bersifat sementara dan telah ditetapkan di awal hubungan kerja. Hal ini mengakibatkan adanya dua kemungkinan situasi yang terjadi menjelang kontrak berakhir, yaitu perpanjangan kontrak atau pemutusan hubungan kerja. Selain ketidakpastian mengenai status kepegawaian di masa depan, karyawan outsourcing juga merasa tidak mempunyai ikatan dengan perusahaan dimana dia ditempatkan. Hal ini dikarenakan bahwa secara legal tidak ada hubungan organisatoris antara perusahaan user dengan karyawan outsourcing karena secara resmi karyawan outsourcing adalah karyawan dari perusahaan vendor Suhardi, 2006:5. Hal tersebut sesuai dengan apa yang dirasakan oleh S, salah satu karyawan outsourcing yang bekerja di PT. Pos Indonesia Kantor MPC Semarang yang diwawancarai oleh penulis. S mengatakan bahwa dirinya merasa seperti tidak punya ikatan dengan perusahaan dimana dia ditempatkan dan seperti karyawan lepas, sehingga ada kemungkinan bagi dirinya untuk tidak diperpanjang kontrak dengan perusahaan. Adanya kemungkinan tidak diperpanjang kontrak dan hubungan kerja yang terjadi antara karyawan outsourcing dan perusahaan dimana mereka ditempatkan seperti karyawan lepas, membuat status kepegawaian karyawan outsourcing di masa yang akan datang tidak pasti dan hal ini yang pada akhirnya menimbulkan job insecurity pada diri mereka. Karyawan outsourcing akan terus mengalami job insecurity walaupun ketika pada akhir masa kontrak, perjanjian kerja mereka diperpanjang. Hal ini dikarenakan mereka mencemaskan status mereka di akhir masa kontrak yang kedua. Keadaan ini akan terus berlangsung selama status kepegawaian mereka masih outsourcing. Job insecurity yang dialami oleh karyawan outsourcing dipengaruhi salah satunya oleh masa kerja. Karyawan dengan masa kerja yang relatif lama dengan perjanjian kerja yang terus diperbaharui akan mengalami job insecurity yang lebih rendah bila dibandingkan dengan karyawan dengan masa kerja yang relatif baru belum diperpanjang masa kerja atau baru satu kali diperpanjang masa kerja. Hal ini dikarenakan karyawan dengan masa kerja yang relatif lama lebih banyak „menginvestasikan’ resources yang mereka miliki untuk perusahaan bila dibandingkan dengan karyawan dengan masa kerja yang relatif baru. Hal tersebut sesuai pendapat Mincer dalam Erlinghagen, 2007:5 yang menyatakan bahwa semakin lama karyawan bekerja pada suatu perusahaan, maka semakin aman mereka dari kemungkinan diberhentikan, karena „investasi’ yang telah mereka berikan kepada perusahaan terutama dalam bidang human capital dapat memberikan perlindungan kepada mereka. Selain itu, karayawan dengan masa kerja yang relatif lebih lama mendapatkan mendapatkan beberapa hak seperti perlakuan yang menguntungkan Bender Sloane, 1999: 125. Contoh dari perlakuan yang menguntungkan tersebut adalah kesempatan promosi. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Doeringer and Piore dalam Erlinghagen, 2007:4 yang menyatakan bahwa karyawan dengan masa kerja yang panjang pada suatu perusahaan masuk di dalam golongan utama dalam bursa tenaga kerja, yang memberikan mereka jalur karir yang lebih baik di internal perusahaan, dimana ketika ada lowongan di perusahaan dan perusahaan mencari kandidat dari dalam maka karyawan dengan masa kerja yang panjang lebih diutamakan dibanding dengan karyawan baru. Beberapa pendapat di atas sesuai dengan apa yang terjadi di PT. Pos Indeonesia Kantor MPC Semarang, dimana PT. Pos Indonesia memberikan kesempatan bagi karayawan outsourcing yang telah bekerja minimal selama dua tahun untuk mengikuti tes seleksi untuk menjadi pegawai tetap PT. Pos Indonesia yang diadakan tiap tahunnya. Kesempatan untuk mengikuti tes ini merupakan salah satu „tiket’ bagi karyawan outsourcing untuk terhindar dari kemungkinan diberhentikan dan hal ini dapat mengurangi rasa cemas yang mereka alami atau rasakan. Berdasarkan paparan di atas, penulis menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang tidak searah dari masa kerja terhadap job insecurity yang dialami oleh karyawan outsourcing. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada bagan di bawah ini yang menunjukkan gambaran pemikiran penulis mengenai pengaruh masa kerja tehadap job insecurity pada karyawan outsourcing. Gambar 2.2 Kerangka Berpikir Pengaruh Masa Kerja terhadap Job Insecurity pada Karyawan Outsourcing Karyawan Outsourcing Sistem PKWT Tidak diperpanjang Diperpanjang Masa Kerja Panjang Masa Kerja Pendek Kurang merasa terlindungi karena: 1. Belum mendapatkan kesempatan tes seleksi untuk menjadi karyawan tetap 2. „Investasi’ yang diberikan kepada perusahaan belum banyak Merasa terlindungi karena: 1. Mendapatkan perlakuan khusus seperti kesempatan tes seleksi untuk menjadi karyawan tetap 2. „Investasi’ yang diberikan kepada perusahaan relatif banyak Job Insecurity Job Insecurity Rendah Job Insecurity Tinggi

2.7 Pengaruh Locus of Control terhadap Job Insecurity dengan