Pengaruh Masa Kerja terhadap Job Insecurity Responden Penelitian

koefisien korelasi sebesar -0,88. Hasil penelitian-penelitian di atas, mendukung temuan penelitian ini dimana semakin tinggi faktor internal locus of control responden penelitian maka akan menurunkan job insecurity. Berkurangnya atau rendahnya level insecure yang dirasakan oleh seseorang dengan internal locus of control dikarenakan ciri yang mereka miliki dimana mereka akan lebih aktif mencari informasi dan solusi dari ancaman kehilangan pekerjaan Anderson dalam Ashford, Lee Bobko, 1989:807. Hal ini sesuai dengan apa yang diungkapkan oleh Bosman, Buitendach dan Rothman 2005:18 yang menyatakan bahwa seseorang dengan orientasi internal yang kuat meyakini bahwa mereka mampu mempengaruhi lingkungan kerjanya. Mereka akan mengambil aksi untuk melindungi pekerjaan mereka seperti menambah nilai mereka bagi perusahaan Ito Brotheridge 2007:45. Karyawan dengan internal locus of control akan menunjukkan performa kerja yang lebih baik di lingkungan kerja karena mereka mempunyai kepercayaan lebih terhadap kemampuan mereka untuk menghasilkan reinforecement yang positif, dalam hal ini terhindar dari kemungkinan tidak diperpanjang masa kerjanya Spector dalam Bosman, Buitendach Rothman, 2005:18.

4.8.4 Pengaruh Masa Kerja terhadap Job Insecurity Responden Penelitian

Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda pada Tabel 4.40 dapat dilihat bahwa nilai t hitung variabel masa kerja adalah sebesar 2.039 dengan signifikansi 0.044 lebih kecil dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa variabel masa kerja berpengaruh signifikan terhadap variabel job insecurity. Hal ini juga berarti bahwa variable masa kerja memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap variabel job insecurity, dimana semakin tinggi masa kerja responden penelitian maka akan meningkatkan job insecurity. Meskipun dari analisis linier berganda ditemukan bahwa variabel masa kerja berpengaruh secara signifikan terhadap variabel job insecurity, namun hal ini tidak mendukung hipotesis dalam penelitian ini. Hipotesis penelitian ini menyatakan bahwa terdapat pengaruh negatif masa kerja terhadap job insecurity pada responden penelitian, dimana semakin tinggi masa kerja responden penelitian maka akan menurunkan job insecurity. Hasil penelitian ini berbeda dengan pendapat yang dilontarkan oleh Mincer dalam Erlinghagen, 2007:5 yang menyatakan bahwa semakin lama karyawan bekerja pada suatu perusahaan, maka semakin aman mereka dari kemungkinan diberhentikan, karena „investasi’ yang telah mereka berikan kepada perusahaan terutama dalam bidang human capital dapat memberikan perlindungan kepada mereka. Temuan penelitian ini juga berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Tilakdharee, Ramidial dan Parumasur 2010:266 yang menyatakan lamanya bekerja di perusahaan berpengaruh pada aspek afektif dari job insecurity, dimana responden yang telah bekerja antara 1-5 tahun mengalami job insecurity pada aspek afektif dengan kategori tinggi, sedangkan responden yang bekerja lebih dari 26 tahun mengalami job insecurity pada aspek afektif dengan kategori rendah. Penelitian di atas menunjukkan hubungan yang negatif antara masa kerja dan job insecurity, dimana semakin lama seseorang bekerja di suatu perusahaan maka semakin rendah job insecurity yang dirasakannya. Hasil penelitian ini juga berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Erlinghagen 2007:20 dimana level job insecurity menurun seiring dengan semakin bertambahnya masa kerja. Hasil analisis regresi linier berganda pada penelitian ini menunjukkan bahwa variabel masa kerja berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap variabel job insecurity dan menolak hipotesis dua pada penelitian ini. Adapun hasil penelitian yang mendukung temuan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Ugboro dan Obeng 2001:29 menunjukkan bahwa terdapat korelasi negatif antara masa kerja dengan kekuatan untuk mengendalikan situasi power. Hal ini berarti bahwa sesorang yang lama menduduki suatu jabatan di suatu organisasi mengalami perasaan tak berdaya powerless. Mereka mungkin merupakan orang yang dilewatkan untuk kesempatan promosi, merasa frustrasi, dan merasa tak lagi memiliki kendali atas lingkungan pekerjaan mereka Ugboro Obeng, 2001:33.

4.8.5 Pengaruh Faktor Internal Locus of Control terhadap Job Insecurity