resmi karyawan outsourcing adalah karyawan dari perusahaan vendor. Gaji dari karyawan outsourcing pun dibayarkan oleh perusahaan vendor setelah pihaknya
memperoleh pembayaran dari perusahaan user. Perintah kerja walaupun sejatinya diberikan oleh perusahaan user akan tetapi resminya juga diberikan oleh
perusahaan vendor dan biasanya perintah itu diberikan dalam bentuk paket. Berdasarkan pada paparan di atas dapat disimpulkan bahwa karyawan
outsourcing merupakan karyawan yang berasal dari perusahaan penyedia jasa tenaga kerja vendor yang dipekerjakan pada perusahaan pemberi kerja user.
Karyawan outsourcing pada perusahaan user bertugas untuk mengerjakan pekerjaan yang sifatnya tidak berhubungan langsung dengan kegiatan produksi
dan akan berakhir pada rentang waktu tertentu.
2.5 Pengaruh Locus of Control terhadap Job Insecurity pada
Karyawan Outsourcing
Job Insecurity yang dialami oleh karyawan outsourcing dikarenankan perjanjian kerja yang digunakan adalah Perjanjian Kerja Waktu Tertentu PKWT,
dimana lamanya masa kerja karyawan bersifat sementara dan telah ditetapkan di awal hubungan kerja. Hal ini mengakibatkan adanya dua kemungkinan situasi
yang terjadi menjelang kontrak berakhir, yaitu perpanjangan kontrak atau pemutusan hubungan kerja.
Perjanjian Kerja Waktu Tertentu PKWT merupakan sistem yang dianggap mengancam keberlangsungan pekerjaan bagi karyawan outsourcing. Hal
ini membuat mereka berpikir akan keberlangsungan masa depan mereka di
perusahaan. Sebagian akan merasa cemas dan sebagian lagi tidak akan terganggu dengan hal tersebut. Mereka yang tidak
terganggu oleh „ancaman’ tersebut dikarenakan mereka yakin kemampuan atau usaha yang mereka lakukan akan
membuat mereka tetap bertahan di perusahaan. Sebaliknya mereka yang merasa cemas dikarenakan mereka merasa kemampuan yang mereka usahakan tidak
berpengaruh banyak untuk dapat mempertahankan posisinya di perusahaan ketika kontrak berakhir dan akibatnya mereka mengalami apa yang dinamakan job
insecurity. Respon yang berbeda yang diberikan oleh karyawan outsourcing dalam
menanggapi „ancaman nyata’ tersebut dikarenakan job insecurity merupakan persepsi yang bersifat subjektif dan oleh karena sifatnya yang subjektif, faktor
kepribadian yang berbeda-beda pada tiap individu dapat mempengaruhi tingkat job insecurity yang dialami oleh masing-masing orang, salah satunya adalah
faktor personal yang berhubungan langsung dengan dimensi perasaan ketidakberdayaan dari job insecurity, yaitu locus of control Mitcheell, Smyser
Weed dalam Ashford, Lee Bobko, 1989:807. Seperti telah disebutkan sebelumnya bahwa terdapat dua jenis locus of
control, yaitu internal locus of control dan external locus of control. Orang dengan internal locus of control memiliki ciri suka bekerja keras dan selalu
berusaha untuk menemukan pemecahan masalah, sedangkan orang dengan external locus of control memiliki ciri kurang suka berusaha karena mereka
percaya bahwa faktor luarlah yang mengontrol dan kurang mencari informasi untuk memecahkan masalah Crider dalam Ghufron Risnawita, 2011:68.
Karyawan outsourcing dihadapkan pada ancaman terhadap pekerjaan mereka berupa kemungkinan tidak diperpanjang masa kerja menjelang kontrak
berakhir dan hal ini menimbulkan perasaan insecure pada diri mereka. Ancaman tersebut akan ditanggapi secara berbeda oleh orang yang memiliki orientasi locus
of control yang berbeda. Mitcheell, Smyser dan Weed dalam Ashford, Lee Bobko, 1989:807 lebih lanjut menjelaskan bahwa orang dengan internal locus of
control melihat kejadian di lingkungannya tidak berdampak banyak pada dirinya dan meyakini bahwa dirinya memiliki kekuatan untuk melawan ancaman apapun
yang diberikan oleh lingkungannya. Hal ini sesuai dengan apa yang diungkapkan oleh Bosman, Buitendach
dan Rothman 2005:18 yang menyatakan bahwa seseorang dengan orientasi internal yang kuat meyakini bahwa mereka mampu mempengaruhi lingkungan
kerjanya, sedangkan orang dengan orientasi eksternal yang kuat meyakini bahwa faktor di luar dirinya mengontrol kejadian yang terjadi pada dirinya. Hal ini
mengakibatkan orang
dengan orientasi
eksternal akan
merasa atau
mempersepsikan bahwa pekerjaannya lebih terancam dibandingkan dengan orang dengan orientasi internal.
Paparan di atas sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh De Witte 2005:2 yang menyatakan bahwa seseorang dengan internal locus of control
memiliki keyakinan bahwa mereka dapat mengontrol hidup dalam hal ini situasi pekerjaan mereka sehingga hal tersebut dapat mengurangi perasaan insecure atas
pekerjaan mereka. Hal ini terjadi karena seseorang dengan internal locus of control merasa lebih mampu untuk menanggulangi atau mengatasi masalah yang
mungkin timbul akibat dari perubahan pada pekerjaan mereka bila dibandingkan dengan orang dengan external locus of control Latack dalam Ito Brotheridge
2007:45. Berkurangnya atau rendahnya level insecure yang dirasakan oleh
seseorang dengan internal locus of control dikarenakan ciri yang mereka miliki dimana mereka akan lebih aktif mencari informasi dan solusi dari ancaman
kehilangan pekerjaan dibandingkan dengan orang dengan external locus of control Anderson dalam Ashford, Lee Bobko, 1989:807. Mereka akan
mengambil aksi untuk melindungi pekerjaan mereka seperti menambah nilai mereka bagi perusahaan Ito Brotheridge 2007:45. Karyawan dengan internal
locus of control akan menunjukkan performa kerja yang lebih baik di lingkungan kerja karena mereka mempunyai kepercayaan lebih terhadap kemampuan mereka
untuk menghasilkan reinforecement yang positif, dalam hal ini terhindar dari kemungkinan tidak diperpanjang masa kerjanya Spector dalam Bosman,
Buitendach Rothman, 2005:18. Berdasarkan paparan di atas, penulis menyimpulkan bahwa terdapat
pengaruh yang tidak searah dari locus of control terhadap job insecurity yang dialami oleh karyawan outsourcing, dimana seseorang dengan skor tinggi pada
pengukuran locus of control memiliki tingkat job insecurity yang rendah, begitu juga sebaliknya seseorang dengan skor rendah pada pengukuran locus of control
memiliki tingkat job insecurity yang tinggi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada bagan di bawah ini yang menunjukkan gambaran pemikiran penulis
mengenai pengaruh locus of control tehadap job insecurity pada karyawan outsourcing.
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir Pengaruh Locus of Control terhadap Job Insecurity pada Karyawan Outsourcing
Locus of Control
Internal Locus of Control
Karyawan Outsourcing
Sistem PKWT
Ada kemungkinan tidak diperpanjang kontrak menjelang
kontrak kerja berakhir
Job Insecurity
Job Insecurity Rendah Job Insecurity Tinggi
External Locus of Control
Powerful Others Chance
2.6 Pengaruh Masa Kerja terhadap Job Insecurity pada