kurang suka berusaha karena mereka percaya bahwa faktor luarlah yang mengontrol, dan kurang mencari informasi untuk memecahkan masalah.
Berdasarkan paparan di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat dua jenis locus of control, yaitu internal locus of control dan external locus of control.
Seseorang dengan internal locus of control memiliki karakteristik high-achiver, optimis, inisiatif dan aktif mencari informasi untuk memecahkan masalah.
Sedangkan seseorang dengan external locus of control memiliki karakteristik kurang independen, pesimis, kurang inisiatif dan kurang aktif dalam mencari
informasi untuk menemukan solusi permasalahan.
2.2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Locus of Control
Monks, Knoers, dan Haditono 2006:77 mengungkapkan bahwa lingkungan keluarga sangat mempengaruhi perkembangan locus of control
seseorang. Memberikan respon atau reaksi pada saat-saat yang tepat terhadap tingkah laku anak dapat memberikan pengaruh yang penting terhadap rasa diri
anak. Anak akan merasa bahwa tingkah lakunya dapat mengakibatkan sesuatu dalam lingkungan apabila anak mendapatkan respon dari orangtua terhadap
tingkah lakunya tersebut. Anak merasa dapat menjadi sebab dari suatu akibat. Hal ini dapat menimbulkan motif yang dipelajari dan dapat membentuk internal locus
of control. Sebaliknya, apabila anaktidak selalu mendapatkan respon atau reaksi terhadap tingkah lakunya, anak akan merasa bahwa tingkah lakunya tidak
mempunyai akibat atau pengaruh apapun terhadap lingkungan, anak tidak memiliki kuasa menentukan akibat dari tingkah lakunya, dan bahwa keadaan di
luar dirinyalah yang menentukan akibat dari tingkah lakunya. Hal ini dapat membentuk kecenderungan external locus of control.
Pernyataan tersebut didukung oleh penelitian Katkovsky yang dikutip oleh Solomon dan Oberlanders dalam Ghufron Risnawita, 2011:70-71 yang
menyatakan bahwa ainteraksi antara orangtua dan anak yang hangat, membesarkan hati, fleksibel, menerima, dan memberikan kesempatan untuk
berdiri sendiri sewaktu masih kecil akan menghasilkan anak dengan orientasi internal locus of control, bila dibandingkan dengan orangtua yang menolak,
memusuhi, dan mendominasi dalam segala hal. Pengaruh lingkungan keluarga dalam pembentukan locus of control juga
ditunjukkan oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Duke dan Lancaster yang dikutip oleh Petri dalam Ghufron Risnawita, 2011:71 yang menyatakan
bahwa intensitas orangtua berada di rumah mempengaruhi terbentuknya locus of control. Anak-anak yang orangtuanya sering tidak berada di rumah cenderung
memiliki external locus of control bila dibandingkan dengan anak yang orangtuanya sering berada di rumah.
Phares 1976:145-155 secara garis besar mengelompokkan faktor yang mebentuk locus of control menjadi dua, yaitu faktor keluarga dan faktor sosial.
1 Faktor Keluarga
a Pola Asuh Orangtua
Phares 1976:147 menyatakan bahwa pola asuh orangtua yang hangat, protektif, positif dan memberikan kebebasan pada anak, membentuk anak
dengan kecenderungan internal locus of control. Hal ini senada dengan
penelitian yang dilakukan oleh Chance dalam Phares, 1976:145 yang menyatakan bahwa pola asuh orangtua yang permisif dan fleksibel serta
memberikan kesempatan anak untuk mandiri, membentuk anak dengan internal locus of control.
b Konsistensi Pengalaman dalam Keluarga
Rotter dalam Phares, 1976:147 menyatakan bahwa tingkat konsistensi dari tindakan disiplin dan perlakuan orangtua terhadap anak merupakan faktor
dari external locus of control. Phares 1976:147 menambahkan bahwa inkonsistensi orangtua dalam memberikan reinforcement pada anak
berhubungan dengan external locus of control. c
Urutan Kelahiran dalam Keluarga Chance dalam Phares, 1976:149 menyatakan bahwa anak-anak yang
menjadi anak pertama dalam keluarga mereka lebih memiliki kecenderungan internal locus of control dibandingkan dengan adik-adiknya. MacDonald
dalam Phares, 1976:149 menyatakan bahwa anak kedua dari keluarga dengan dua anak lebih ekternal dibandingkan dengan anak kedua dari
keluarga yang lebih besar. 2
Faktor Sosial Phares 1976:151 menyatakan bahwa etnis suku tertentu dan status sosial
ekonomi mempengaruhi locus of control. Phares menambahkan bahwa orang kulit hitam lebih eksternal dibandingkan dengan orang kulit putih dan orang
dengan status sosial ekonomi rendah memiliki kecenderungan external locus of control. Hal ini terjadi karena seseorang dengan etnis tertentu dan sosial
ekonomi rendah memiliki keterbatasan akses terhadap mobilitas sosial dan kesempatan dalam beberapa hal yang termanifestasi dalam external locus of
control. Berdasarkan paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang
membentuk locus of control seseorang yaitu faktor keluarga seperti pola asuh orangtua, konsistensi pemberian reinforcement dan urutan kelahiran dalam
keluarga serta faktor sosial seperti etnis dan status sosial ekonomi.
2.2.4 Pengukuran Locus of Control