Pengertian Locus of Control

Berdasarkan paparan mengenai dampak job insecurity yang dirasakan oleh karyawan dapat disimpulkan bahwa secara garis besar job insecurity berdampak pada individu fisik, psikologis, dan sosial, dampak bagi hubungan antara individu dengan organisasi komitmen organisasi, intensi turnover, dan kepercayaan organisasi, dampak bagi organisasi sebagai suatu institusi efektivitas dan efisiensi perusahaan dan dampak bagi lingkungan sosial perpindahan tempat tinggal.

2.2 Locus of Control

2.2.1 Pengertian Locus of Control

Locus of control merupakan konsep yang pertama kali dikembangkan oleh Julian Rotter yang didasarkan pada teori belajar sosial. Rotter dalam Roberts Hogan, 2002:97 mendefinisikan locus of control sebagai kepercayaan seseorang akan sumber penentu perilaku di dalam kehidupannya. Munandar 2008:399 mendefinisikan locus of control sebagai derajat kendali yang diamati terhadap situasi tertentu yang terberikan. Pengertian tentang locus of control dari Rotter di atas senada dengan apa yang diungkapkan oleh Jung. Jung dalam Ghufron Risnawita, 2011:65-66 menjelaskan bahwa locus of control adalah gambaran pada keyakinan seseorang mengenai sumber penentu perilakunya. Petri dalam Ghufron Risnawita, 2011:66 menjelaskan bahwa locus of control adalah konsep yang secara khusus berhubugan dengan harapan individu mengenai kemampuannya untuk mengendalikan penguat yang akan mengiringi perilakunya. Definisi yang dinyatakan oleh Lefcrourt menambahkan jenis dari locus of control. Menurut Lefcourt dalam Smet, 1994:181 menyatakan bahwa locus of control mengacu pada derajat di mana individu memandang peristiwa-peristiwa dalam kehidupannya sebagai konsekuensi perbuatanya dengan demikian dapat dikontrol kontrol internal, atau sebagai sesuatu yang tidak berhubungan dengan perilakunya sehingga di luar kontrol pribadinya kontrol eksternal. Berdasarkan paparan mengenai beberapa definisi locus of control di atas dapat disimpulkan bahwa locus of control adalah kepercayaan seseorang akan sumber penentu perilaku di dalam kehidupannya di mana individu memandang peristiwa-peristiwa dalam kehidupannya sebagai konsekuensi perbuatannya dengan demikian dapat dikontrol, atau sebagai sesuatu yang tidak berhubungan dengan perilakunya sehingga di luar kontrol pribadinya. 2.2.2 Jenis-Jenis Locus of Control Seperti telah disebutkan sebelumnya bahwa terdapat dua jenis locus of control, yaitu internal locus of control dan external locus of control. Rotter 1990:489 mengungkapkan bahwa internal locus of control mengacu pada sejauh mana seseorang mengharapkan bahwa penguatan atau hasil dari perilaku mereka tergantung pada perilaku mereka sendiri atau karakteristik pribadi, sedangkan external locus of control mengacu pada sejauh mana seseorang mengharapkan bahwa penguatan atau hasil merupakan fungsi dari kesempatan, keberuntungan, atau nasib, adalah berada di bawah kendali kekuatan orang lain, atau tidak terduga. Anastasi dan Urbina 2007:449 menjelaskan bahwa internal locus of control merujuk pada persepsi atas peristiwa sebagai sesuatu yang bergantung pada perilaku seseorang atau pada ciri-ciri seseoarang yang relatif tetap. External locus of control, di pihak lain, mengindikasikan bahwa penguatan positif atau negatif mengikuti tindakan tertentu individu yang dianggap sebagai sesuatu yang tidak seluruhnya bergantung pada tindakannya sendiri, melainkan sebagai hasil peluang, nasib, atau keberuntungan; atau bisa dianggap sebagai sesuatu yang ada di bawah kontrol orang lain yang berkuasa dan tidak terduga karena kerumitan kekuatan-kekuatan yang mengitari inidividu. Orang dengan internal locus of control lebih berorientasi pada keberhasilan karena mereka menganggap perilaku mereka dapat menghasilkan efek positif dan juga mereka tergolong ke dalam high-achiver Findley Cooper dalam Friedman Schustack, 2008:275. Orang dengan external locus of control cenderung kurang independen dan lebih mungkin menjadi depresif dan stres Rotter dalam Friedman Schustack, 2008:275. Menurut Ghufron dan Risnawita 2011:67 seseorang dengan internal locus of control mempunyai keyakinan bahwa apa yang terjadi pada dirinya, seperti kegagalan-kegagalan dan keberhasilan-keberhasilannya karena pengaruh dirinya sendiri. Sedangkan seseorang dengan external locus of control beranggapan bahwa faktor-faktor yang ada di luar dirinya seperti kesempatan, nasib dan keberuntungan akan mempengaruhi tingkah lakunya. Ghufron dan Risnawita 2011:69 menambahkan bahwa pada orang-orang dengan internal locus of control, faktor kemampuan dan usaha terlihat dominan. Oleh karena itu, apabila mereka mengalami kegagalan, mereka akan menyalahkan dirinya sendiri karena kurangnya usaha yang dilakukan. Begitu pula dengan keberhasilan, mereka akan merasa bangga atas hasil usahanya. Hal ini akan membawa pengaruh tindakan selanjutnya di masa yang akan datang. Mereka menganggap akan mencapai keberhasilan apabila berusaha keras dengan segala kemampuannya. Orang-orang yang memiliki external locus of control melihat keberhasilan dan kegagalan dipengaruhi faktor dari kesukaran dan nasib. Oleh karena itu, apabila mengalami kegagalan mereka cenderung menyalahkan lingkungan sekitar sebagai penyebabnya. Hal ini tentunya berpengaruh terhadap tindakan mereka pada masa yang akan datang. Mereka tidak mempunyai harapan untuk memperbaiki kegagalan tersebut dikarenakan merasa tidak mampu Ghufron Risnawita, 2011:69. Crider dalam Ghufron Risnawita 2011:68 menjelaskan individu yang mempunyai internal locus of control mempunyai ciri-ciri suka bekerja keras, memiliki inisiatif yang tinggi, selalu berusaha menemukan pemecahan masalah, selalu mencoba berpikir seefektif mungkin, dan selalu mempunyai persepsi bahwa usaha harus dilakukan jika ingin berhasil. Crider menambahkan bahwa seseorang dengan external locus of control mempunyai ciri-ciri kurang memiliki inisiatif, mempunyai harapan bahwa ada sedikit korelasi antara usaha dan kesuksesan, kurang suka berusaha karena mereka percaya bahwa faktor luarlah yang mengontrol, dan kurang mencari informasi untuk memecahkan masalah. Berdasarkan paparan di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat dua jenis locus of control, yaitu internal locus of control dan external locus of control. Seseorang dengan internal locus of control memiliki karakteristik high-achiver, optimis, inisiatif dan aktif mencari informasi untuk memecahkan masalah. Sedangkan seseorang dengan external locus of control memiliki karakteristik kurang independen, pesimis, kurang inisiatif dan kurang aktif dalam mencari informasi untuk menemukan solusi permasalahan.

2.2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Locus of Control