Pengaruh Locus of Control terhadap Job Insecurity dengan

2.7 Pengaruh Locus of Control terhadap Job Insecurity dengan

Masa Kerja sebagai Variabel Moderator pada Karyawan Outsourcing Greenhalgh dan Rosenblatt menyatakan bahwa job insecurity adalah salah satu bentuk stres yang dialami oleh seorang karyawan Sverke, dkk., 2004:48. Berdasarkan pendapat tersebut, penulis menggunakan model stres yang diungkapkan oleh Johannes Siegrist 1996 untuk membantu memahami pengaruh masa kerja yang dalam penelitian ini berperan sebagai variabel moderator terhadap hubungan locus of control dan job insecurity yang dialami oleh karyawan outsourcing. Model stres yang dikembangkan oleh Siegrist menekankan pada dua hal. Pertama perbandingan yang dibuat oleh individu antara effort usaha yang mereka keluarkan dan reward hasil yang mereka dapatkan dari usaha tersebut. Selain itu, model tersebut juga menekankan pada pentingnya menjaga social roles peran sosial dalam rangka untuk mempertahankan sense of mastery atas situasi kehidupan mereka. Siegrist menyebut social roles ini sebagai status control Sverke dkk., 2004:49. Model ini mengungkapkan bahwa individu memberikan effort terhadap pekerjaan mereka dengan mengharapkan reward yang sesuai. Jumlah effort yang diberikan individu pada pekerjaan mereka bergantung pada faktor eksternal seperti tuntutan dari oraganisasi dan sebagian lagi bergantung pada faktor individual seperti komitmen. Menurut Siegrist reward penting yang sepadan dengan effort yaitu uang gaji, self-esteem, dan pekerjaan yang aman Sverke dkk., 2004:49. Persepsi akan ketidakseimbangan antara effort yang dikeluarkan dengan reward yang diperoleh dapat menimbulkan stres ketika hal tersebut ada pada domain kehidupan sosial yang penting bagi individu. Pada model stres yang dikembangkan oleh Siegrist, menyebutkan bahwa domain tersebut merujuk pada status control dan berhubungan dengan aspek-aspek kehidupan pekerjaan yang mengancam fungsi dari self-regulatory, sense of mastery dan self esteem seseoarang yang dapat menimbulkan emosi negatif seperti rasa takut, rasa marah dan irritation. Ancaman terhadap fungsi self-regulatory dan sense of mastery terutama dapat timbul dalam situasi dimana keberlanjutan social roles yang dianggap penting oleh individu terganggu atau hilang Sverke dkk., 2004:49. Berdasarkan model stres yang diungkapkan oleh Siegrist di atas, job insecurity merefleksikan rasa takut yang dialami oleh karyawan dikarenakan mereka tidak memiliki kontrol atau sense of mastery dari situasai pekerjaan mereka yang penuh ketidakpastian. Ketidakpastian ini diakibatkan oleh sistem perjanjian kerja yang berlaku antara karyawan outsourcing dengan vendor adalah Perjanjian Kerja Waktu Tertentu PKWT. Pada PKWT lamanya masa kerja karyawan bersifat sementara dan telah ditetapkan di awal hubungan kerja. Hal tersebut mengakibatkan adanya ketidakpastian situasi yang akan terjadi menjelang kontrak berakhir, apakah kontrak kerja mereka akan diperpanjang atau akan diberhentikan. Berdasarkan model stres tersebut, dapat dilihat bahwa hilangnya atau tidak adanya sense of mastery yang diwakili oleh variabel locus of control dalam penelitian ini, dapat memicu rasa takut yang direfleksikan oleh job insecurity. Seorang karyawan yang merasa tidak memiliki kontrol terhadap situasi pekerjaan dengan sistem outsourcing yang penuh ketidak pastian, akan mengalami rasa takut dan cemas akan keberlangsungan pekerjaannya. Lebih lanjut pada model stres tersebut, disebutkan bahwa ancaman terhadap fungsi sense of mastery dapat timbul dalam situasi dimana keberlanjutan social roles yang dianggap penting oleh individu terganggu atau hilang. Siegrist menyatakan bahwa salah satu social roles yang penting bagi seorang karyawan adalah posisi jabatan dalam perusahaan Sverke, 2004:49. Social roles dalam penelitian ini diwakili oleh „senioritas’ yang diperoleh melalui masa kerja yang panjang seorang karyawan. Seorang karyawan dengan masa kerja yang panjang memiliki perlindungan dari pemberhentian karena „investasi’ yang telah mereka berikan kepada perusahaan terutama dalam bidang human capital Mincer dalam Erlinghagen, 2007:5. Berdasarkan beberapa asumsi di atas dapat disimpulkan bahwa variabel masa kerja dapat memperkuat dampak locus of control terhadap job insecurity yang dialami oleh karyawan. Locus of control memiliki pengaruh negatif terhadap job insecurity dimana seorang karyawan yang memiliki locus of control dalam level tinggi akan merasakan job insecurity dalam kategori rendah. Pengaruh negatif dari locus of control terhadap job insecurity akan lebih kuat pada karwayan dengan masa kerja yang relatih lama. Berikut bagan di bawah ini yang menunjukkan gambaran pemikiran penulis mengenai pengaruh locus of control terhadap job insecurity dengan masa kerja sebagai variabel moderator pada karyawan outsourcing. Gambar 2.3 Kerangka Berpikir Pengaruh Locus of Control terhadap Job Insecurity dengan Masa Kerja sebagai Variabel Moderator pada Karyawan Outsourcing Karyawan Outsourcing Sistem PKWT Ada kemungkinan tidak diperpanjang kontrak menjelang kontrak berakhir Job Insecurity Job Insecurity Rendah Job Insecurity Tinggi Masa Kerja Masa kerja panjang, merasa terlindungi Masa pendek, kurang terlindungi Locus of Control External Locus of Control Internal Locus of Control Powerful Others Chance

2.8 Hipotesis