D. Peralatan Penelitian
Adapun berbagai peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Perangkat Komputer 2. Software ER Mapper 7.0
3. Software ArcView 3.3 4. Software MS Ofice 2007
5. GPS Global Positioning Syestem 6. Pengukur berat sedimen timbangan
7. Alat pengukur volume sedimen 25cm
2
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik dokumentasi, Perhitungan dan interpretasi. Dokumentasi adalah cara untuk
meperoleh informasi tampa terlibat langsung dilapangan, dokumentasi ini dilakukan untuk mengumpulkan data-data penelitian diantaranya adalah data
citra Landsat 7 Pat 120Row 64 tahun 2004 dan 2008, Peta Lereng Kabupaten Wonosobo Skala 1:300000, Peta Jenis Tanah Kabupaten Wonosobo Skala
1:300000, Peta Batas Sub-DAS Kabupaten Wonosobo Skala 1:300000. Data curah hujan yang diperoleh dari stasiun penakar hujan yang tersebar di sekitar
DTH Waduk Wadaslintang dan Data sedimentasi hasil pengukuran di dalam Waduk Wadaslintang tahun 2004 dan 2008, adapun instansi penyedia sumber
data penelitian seperti: BAPPEDA Kabupaten Wonosobo, BPN Kabupaten Wonosobo, Dit Jend PSDA BBWSSO Yogya Karta dan sebagainya.
1. Mengolah data curah hujan
Data curah hujan dari setasiun yang berada di sekitar DTH Waduk Wadslintang belum diketahui nilai rata-rata curah hujannya, untuk
menentukan rata-rata curah hujan, data hujan di olah dengan cara Thiessen Polygon kemudian disajikan dalam bentuk peta curah hujan.
Menghitung rata-rata curah hujan dengan cara Thiessen Polygon melalui persamaan sebagai berikut:
= .
dimana : P : Curah hujan rata-rata yang jatuh dalam DTH Ai : Luas poligon pada stasiun i
Pi : Curah hujan pada stasiun ke i ∑ Ai : Luas DTH
Hasil perhitungan tersebut dikemas dalam sajian peta rata-rata curah hujan DTH Waduk Wadaslintang tahun 2004 dan 2008 yang diolah
menggunakan perangkat lunak ArcView GIS 3.3.
2. Interpretasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara mendelineasi,
interpolasi, digitasi melalui Sistem Informasi Geografis SIG dan bjuga bisa melalui teknik penginderaan jauh Remote Sensing.
a. Interpretasi citra satelit Landsat 7 Pat 120Row 64 untuk memperoleh data penutup lahan DTH Waduk Wadaslintang tahun 2004 dan 2008,
pada kanal band 753 dari masing-masing citra, kemudian ditentukan melalui proses klasifikasi Supervised dengan di bantu dengan
menggunakan perangkat lunak ER Mapper 70.
b. Digitasi peta jenis tanah Kabupaten Wonosobo Skala 1:300000, merupakan teknik untuk memperoleh informasi jenis tanah dan
menentukan nilai erosivitas tanah K pada DTH Waduk Wadaslintang dengan menggunakan perangkat lunak ArcView GIS 3.3.
c. Digitasi peta kemiringan lereng Kabupaten Wonosobo Skala 1:300000 untuk memperoleh kelas kemiringan lereng dan menentukan nilai
panjang dan gardien kemiringan lereng LS DTH Waduk Wadaslintang menggunakan perangkat lunak ArcView GIS 3.3
F. Analisis Data
Metode analisis dalam penelitian ini adalah menggunakan metode gabungan antara Analisis overlay peta, Analisis USLE, Analisis perhitungan
laju erosi dengan Analisis tingkat erosi dan Uji validitas laju erosi, untuk lebih jelasnya adalah sebagai berikut:
1. Overlay Peta
Overlay digunakan untuk menentukan besaran erosi tiap unit lahan Land Unit di sekitar Daerah Tangkapan Hujan DTH Waduk Wadaslintang
yang berlangsung pada tahun 2004 dan 2008. Overlay adalah Metode tumpang susun untuk mengklasifikasi data dengan cara otomatis melalui
aplikasi SIG dalam perangkat lunak ArcView GIS 3.3. Maksudnya adalah melakukan overlay tumpang susun dengan menggabungkan beberapa
komponen biogeofisik seperti nilai erosivitas curah hujan R, nilai erosivitas tanah K, nilai erosivitas panjang dan kemiringan lereng LS dan
nilai erosivitas kondisi penutup lahan dan faktor pengelolaan tanaman CP.
hasil tumpang tindih Overlapping ke-empat faktor akan di peroleh peta unit satuan lahan yang didalamnya mengandung unsur nilai besaran erosi
tiap unit satuan pemetaan Land Unit yang di peroleh melalui persamaan USLE.
2. Analisis Universal Soil Loss Equation USLE
Analisis USLE digunkan untuk memperoleh nilai total erosi di sekitar DTH Waduk Wadaslintang tahun 2004 dan 2008. Telah dijelaskan dimuka
bahwa dalam menghitung laju erosi tanah digunakan pendekatan persamaan Universal Soil Loss Equation USLE yang dikembangkan oleh Wischmeier
dan Smith 1978 dengan rumus sebagai berikutAsdak, 2007:
[ A = R x K x L.S x C.P ]
Dimana : A = perkiraan besarnya erosi jumlah tonhatahun
R = faktor erosivitas hujan K = faktor erodibilitas lahan
L.S = faktor panjang – kemiringan lereng C = faktor tanaman penutup lahan atau pengelolaan tanaman
P = faktor tindakan konservasi lahan Penentuan nilai erosivitas R dengan melihat keadaan curahujan yang
terjadi pada DTH Waduk Wadaslintang data hujan yang ada diambil rata- ratanya dan nilai R dihitung dengan menggunakan ketentuan-ketentuan
yang pernah dilakukan oleh Asdak, 2007. Telah dijabarkan dimuka pada tinjauan pustaka, bahwa untuk menentukan faktor erodibilitas tanah K
dilakukan dengan melihat peta jenis tanah DTH Waduk Wadaslintang dan untuk menentukan nilai K berpedoman pada Arsyad, 1989 dalam
Sucipto, 2008. Penentuan faktor panjang dan kemiringan lereng LS di tentukan
dengan melihat peta lereng DTH Waduk Wadaslintang maka dapat diperoleh daerah sebaran tingkat kemiringan yang ditunjukan dalam satuan
, kemudian untuk mengetahui nilai LS berpedoman pada Asdak 1995 dalam Sucipto, 2008. Peta penutup lahan hasil interpretasi citra Landsat
dengan berpedoman pada peta Tata Guna Lahan dan peta Tata Guna Hutan RTRW Kabupaten Wonosobo tahun 2007
sebagai dasar dalam menentukan penutup lahan dan tindakan konservasi lahan CP pada DTH
Waduk Wadaslintang, sementara itu nilai CP diperoleh berdasarkan pada ketentuan Asdak, 2007 dan Suripin, 2002 dalam Sucipto, 2008.
3. Perhitungan Nilai Erosi
Perhitungan nilai erosi maksudnya adalah menjumlah hasil erosi dari hasil perkalian antar variabel R, K, LS dan CP dalam rumus USLE di atas,
tujuanya adalah untuk memperoleh nilai erosi total DTH Waduk Wadaslintang tahun 2004 dan 2008. Setelah dilakukan pernjumlahan dan
diperoleh nilai total, kemudian nilai total ersi dari masing-masing tahun dibagi dengan luas DTH Waduk Wadaslintang, tujunaya adalah untuk
memperoleh nilai laju erosi tahun 2004 dan 2008 dalam satuan TonHaTh.
4. Klasifikasi Tingkat Erosi
Kalsifikasi tingkat erosi dilakukan pada nilai hasil perhitungan besaran erosi dari hasil perkalian variabel R, K, LS dan CP yang berlangsung dalam
proses overlay masing-masing variabel atribut data USLE. Klasifikasi merupakan proses pengelompokan data berdasarkan tipe dan tingkatanan
tertentu, dimana data-data hasil erosi yang memiliki karakter tertentu dikelompokan pada kelas tertentu. Klasifikasi data nilai erosi dilakukan
dengan menggunakan ketentuan kelas erosi tanah Suripin, 2002 dalam Sucipto, 2008. Berdasarkan kalsifikasi tersebut akan dihasilkan peta tingkat
erosi tanah DTH waduk Wadaslintang tahun 2004 dan 2008.
5. Uji Validitas Hasil Penelitian
Uji hasil penelitian digunakan untuk menentukan besarnya perbedaan nilai hasil erosi berdasarkan perhitungan rumus USLE dengan hasil
pengukuran besaran erosi didalam Waduk Wadaslintang yang telah di ukur dengan menggunakan teknologi Echo Shounder pada tahun 2004 dan 2008
oleh fihak pengelola waduk, sementara terdapat perbedaan dimana hasil erosi USEL dinyatakan dalam satuan TonHaTh sedangkan hasil
pengukuran langsung dalam waduk dinyatakan dalam satuan meter kubik m
3
Th. Uji hasil penelitian ini perlu dilakukan konversi nilai satuan hasil erosi
dari hasil pengukuran langsung didalam waduk dengan ketentuan USLE dengan cara merubah nilai satuan meter kubik m
3
Th kedalam nilai satuan berta TonHaTh. Untuk menentukan hasil konversi nilai satuan dari meter
kubik m
3
kedalam satuan berat maka dilakukan dengan menimbang berat sedimen pada sebuah tempat dengan ukuran 25 cm
3
, kemudian hasilnya merupakan berat sedimen kering 25 cm
3
kg, kemudian berat sedimen tersebut digunakan untuk melakukan perhitungan nilai berat sedimen dalam
satuan m
3
kg. Selajutnya untuk menentukan berapa besar laju erosi DTH dari hasil
sedimen didalam waduk maka data hasil kaliberasi sedimen dalam satuan m
3
kg,Ton tersebut dibagi dengan luasnya Daerah Tangkapan Hujan Waduk Wadaslintang dalam satuan Hektar Ha Dengan demikian nilai erosi hasil
pengukuran didalam waduk yang semula hanya diketahui dalam satuan m
3
akan diketahui jumlahnya dalam satuan berat TonHaTh. Hasil uji validitas data tahun 2004 dan 2008 diatas akan diketahui
besarnya perbedaan nilai laju erosi hasil perhitungan menggunakan metode USLE dengan hasil perhihitungan menggunakan data dari pengukuran hasil
erosi di dalam waduk Wadaslintang. Berdasarkan besarnya perbedaan nilai laju erosi tersebut maka validitas data hasil perhitungan diatas dapat di
gunakan untuk melakukan pertimbangan-pertimbangan dalam pelaksanaan perencanaan pembangunan.
Untuk lebih jelasnya mengenai alur pemikiran dalam pelaksanna penelitian tentang perhitungan laju erosi DTH Waduk Wadaslintang tahun
2004 dan 2008 dengan menggunakan teknologi SIG secara singkat dari masing-masing penjelasan diatas dapat di ringkas secara singakat dalam
diagram alir penelitian, kurang lebinya adalah sebagai berikut:
G. Tahapan Penelitian
Gambar 2. Diagram Tahapan Penelitian
Data Citra Landsat 7 tahun 2004 dan 2008
Peta Penutup lahan 2004 dan 2008
Peta Tanah Peta Lereng
Peta Curah Hujan 2004 dan 2008
Peta Tingkat Erosi 2004 dan 2008
Laju Erosi USLE 2004 dan 2008
Uji validitas nilai erosi
START
Nilai R 2004 dan 2008
Nilai K Nilai LS
Nilai CP 2004 dan 2008
Peta Kemiringan Lereng Kabupaten Wonosobo Skala 1:300000
Data Curah Hujan tahun 2004 dan 2008
Peta Jenis Tanah Kabupaten Wonosobo Skala 1:300000
Digitasi peta menggunakan software ArcView Gis 3.3
Digitasi peta menggunakan software ArcView Gis 3.3
Interpretasi Citra menggunakan software ErMaper 70
Analisis Poligon Thiessen dengan software ArcView
Gis 3.3 MENGUMPULKAN DATA PENELITIAN
Kesimpulan
FINISH Penyusunan Laporan
Penimbangan hasil erosi di lapangan
Data Laju erosi waduk pengukuran 2004 dan 2008
Nilai Erosi Unit Lahan Tahun 2004 dan 2008
Analisis USLE
Overlay
Klasifikasi tingkat erosi
Perhitungan nilai erosi
36
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Bab ini mengungkap tentang hasil penelitian yang meliputi gambaran umum daerah penelitian dan hasil perhitungan erosi pada Daerah Tangkapan
Huajn DTH Waduk Wadaslintang tahun 2004 dan 2008.
1. Gambaran Umum Daerah Penelitian
a. Letak, Luas, Batas Wilayah Berdasarkan pembagian wilayah dalam administrasi pemerintah, DTH
waduk Wadaslintang berada di wliayah pemerintahan Kabupaten Wonosobo yang menempati tiga wilayah administrasi pemerintah kecamatan sebagian
besar meliputi, Kecamatan Kaliwiro, Kecamatan Wadaslintang, dan sebagian kecil menempati wilayah Kecamatan Selomerto. Secara astronomi
DTH waduk Wadaslintang terletak diantara 7 26’ 33’’ LS - 7
36’ 40” LS dan 109
47’ 07’’ BT – 109 51’ 19’’ BT.
Berdasarkan penelusuran kartografis, keseluruhan DTH menempati area seluas 19198,05 H, pada administrasi Kecamatan Kliwiro seluas
7546,432 H, Kecamatan Wadaslintang seluas 11643,023 H dan sisanya 8,596 H masuk dalam Kecamatan Selomerto, untuk lebih jelasnya
disajikan dalam Gambar 3 sebagai berikut: