infiltrasi air kedalam tanah dan waktu debit puncak banjir pada DTH menurun. Dampak yang timbul adalah terjadinya banjir besar disertai
erosi besar atau dikenal dengan istilah banjir bandang.
d. Praktik pertanian dan konservasi tanah Pembukaan, pembakaran dan pembalakan hutan atau illegal logging
untuk menambah pendapatan dan memperluas areal pertanian.
Menimbulkan jumlah luasan daerah lahan terbuka meningkat, sehingga aliaran air permukaan meningkat. Maka terjadi banjir bandang, tanah
longsor yang disertai aktifitas erosi, sediemntasi dan meningkatkan lahan kritis dalam suatu DTH Setyowati, 2010.
3. Dampak Kerusakan DTH
Penurunan kualitas lingkungan akibat rusaknya suatu DTH pada suatu wilayah, dapat mengakibatkan dampak kerugian multi dimensi yang sangat
besar meliputi: pemiskinan lahan melalui erosi, sumber air tanah menipis, menghilangnya habitat alami dan perubahan pola iklim setempat baik iklim
mikro maupun iklim global iklim makro. Tanpa upaya yang konsepsional sejumlah dampak negatif tersebut diatas, akan berjalan bersamaan sinergis
sehingga menimbulkan bencana alam yang dahsyat dan akan berjalan secara akseleratif atau berlipat ganda semakin cepat, terjadinya kerusakan
lingkungan disuatu wilayah dapat menyebabkan faktor-faktor sebagai berikut yaitu:
a. Menurunnya sumber daya lahan 1 Lubang-lubang bekas galian mineral tambang atau bekas galian tanah
untuk pembuatan batu bata dan genting, yang didiamkan tanpa upaya reklamasi.
2 Areal semak belukar dan tanah gundul akibat sisa pembalakan hutan illegal loging dan peladangan bakar yang tidak dihijaukan kembali
semakin meluas. 3 Tingkat kesuburan tanah dan lahan untuk budidaya pertanian, karena
siklus pemanfaatan lahan yang terlalu intensif tanpa upaya
penyuburan kembali refertilization semakin menurun. 4 Semakin sering terjadi tanah longsor diwilayah pegunungan atau
perbukitan, dan tanah terbuka bekas penggalian tambang seperti tambang emas, timah, batubara, dan lail-lain.
5 Areal lahan kritis akibat di diamkan begitu saja dan terbakar setiap tahun semakin meluas.
b. Menurunya sumber daya air 1 Semakin kecilnya catchment water areas, daya serap lahan terhadap
curahan air hujan. 2 Semakin menurunya debit air sungai dari tahun-ketahun.
3 Semakin besar perbedaan debit rasio air sungai pada musim hujan dengan musim kemarau.
4 Semakin dalamnya permukaan air tanah dan mengeringnya sumur penduduk didaerah ketinggian.
5 Adanya penetrasi air asin pada sumur penduduk di beberapa kota, pantai dan pesisir.
6 Semakin tingginya pencemaran air sungai terutama sungai-sungai di pulau jawa.
c. Musnahnya sumber daya flora dan fauna 1 Semakin menyempitnya luas areal hutanlindung atau hutan alami
sebagai akibat illegal logging, pencurian kayu terutama di pulau jawa.
2 Semakin luas HPH dan HTI yang kurang diimbangi dengan upaya reboisasi yang berhasil karena seringnya dimanipulasi.
3 Semakin maraknya pertanian illegal dikawasan tanah atau hutan negara akibat desakan kebutuhan penduduk miskin, terutama dipulau
jawa. 4 Semakin berkurangnya keragaman dan jumlah species tumbuhan dan
hewan liar, karena banyak yang telah punah sebagai akibat kebakaran hutan dan perburuan hewan yang sering terjadi Setyowati, 2010:3.
C. Teknologi Sistem Informasi Geografis SIG